Saturday, February 4, 2012

Susu

Buitenzorg, 04 Februari 2022 (back to the future).
Alkisah tersebutlah pada jaman dahulu kala di sebuah negeri yang mana presidennya selalu diobok-obok dan diborok-borok, sementara para koruptornya bergelimangan harta dan pada asyik ngorok sambil menonton rakyatnya yang saling gorok karena hidupnya makin terpuruk..... nyusruk..... sradak..... sruduk..... brak..... bruk.....
Di suatu tempat di pinggiran ibukota, konon menurut rumor yang beredar di tengah masyarakat sedang ada promo susu bubuk di sebuah supermarket.
Beginilah salah satu versi ceritanya :
Seorang gadis SPG membawa satu baki berisi susu sampel dan menawari satu gelas kepada setiap pengunjung yang melintas.
“Silahkan cobain susu saya, Om...... Gratis.....”, sapa gadis SPG dengan suara dibuat seramah dan selembut mungkin (padahal yang terdengar malah suara bariton).
“Aduh mbak, jangan sekarang ya. Besok aja deh”, balas seorang bapak yang ditanya. Belakangan si gadis baru tahu kalau bapak itu bernama Anas.
“Hari ini terakhir nyobain susu saya loh. Besok kami sudah pindah lokasi ke Cipinang Square..... Silahkan, Om”, tambah si gadis SPG sambil menjulurkan susunya.
Cepat-cepat si bapak menjawab, “Malu, mbak. Istri saya ngeliatin terus tuh di antrian kasir paling ujung”. Si bapak secara tak sengaja melihat nametag si gadis yang menempel menonjol di dada kirinya. Angelina S.
“Kok malu? Ngga apa-apa kok. Coba deh dipegang-pegang Om...... Masih hangat loh”, timpal si gadis yang suaranya kini menjadi bass.
Si bapak tak kalah sengit menjawab, “Kalo saya megang susunya mbak, istri saya bakalan ngamuk kayaknya. Apalagi minumnya sambil megang kemasannya”
Si gadis SPG melirik ke arah seorang wanita cantik di depan kasir sebelah ujung, “Istrinya yang belanjaannya satu troli penuh itu ya? Pantesan Om ngga mau nyobain susu saya, udah punya yang lebih maknyus rupanya. Susunya...... eh belanjaannya pada tumpah tuh Om. Tolongin istrinya cepetan....... Nama istrinya siapa sih, Om?”
“Melinda........... Melinda Perez”, jawab si bapak datar bergegas ke kasir sambil membawa segelas susu sampel hangat yang belum sempat dicicipi dan tumpah sebagian di celana si bapak.
Andi, petugas kasir melirik ke pinggang si bapak, “Celananya basah tuh, Pak. Boleh saya bersihkan kotorannya???”. Biar sebersih apapun dicuci, masih meninggalkan bekas yang tak akan lekang oleh waktu, pikir sang kasir. Andi kayaknya agak naksir sama si bapak.
Melinda langsung melotot dan menarik lengan si bapak lalu meninggalkan kasir dan barang belanjaannya yang belum sempat dibayar.