Saturday, June 25, 2011

Sekelumit Sejarah dan Perkembangan Periklanan (advertising)

Jaman Kuno
Jaman Mesir dan Yunani kuno telah ada iklan yang menawarkan tempat penginapan. Jaman Roma dan Yunani dalam bentuk lukisan dinding untuk menawarkan barang-barang dan anggur. Town Crier adalah orang yang menawarkan barang tetapi juga menginformasikan berita harian. Selanjutnya iklan menggunakan surat kabar, flyer (selebaran), leaflet, dll.

Periklanan di Amerika
Advertising (periklanan) di AS berkembang karena awalnya didukung oleh adanya revolusi Industri, tingkat melek huruf yang meningkat dan daya beli masyarakat yang meningkat sehingga membutuhkan semakin banyak produk. Sementara para produsen berusaha membuat produk yang dapat memuaskan konsumennya dengan mempersuasi calon konsumen agar tidak beralih pada pesaingnya.

Featherstone mengatakan era tersebut sebagai “consumer culture” di mana terjadi peningkatan jumlah produk yang ditawarkan untuk memperoleh profit dan menyediakan simbol-simbol status dan kesuksesan. Iklan digunakan untuk menjual prestige seperti halnya produk (image ads).

Advertising didefinisikan sebagai bentuk komunikasi yang persuasif, dibeli dan dibiayai oleh pengiklan tetapi juga menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan media. Perkembangan periklanan tidak terlepas dari peran serta media representatif, pengiklan dan biro iklan.

Tokoh-tokoh yang berpengaruh:
  • Volney B. Palmer: yang pertama menggunakan istilah advertising agency, menciptakan sistem komisi, membeli ruang iklan dari surat kabar, lalu menjualnya kepada klien (pengiklan), membuat iklannya dan mengirimkannya kepada penerbit.
  • George R. Rowelll: sebagai broker space iklan yang dijual kepada pengiklan.
  • Francis Wayland Ayer: memberi kontribusi tentang peran agensi yang lebih membantu pengiklan dibanding media.


Iklan tidak hanya tentang produk tetapi juga ide/gagasan seperti pada waktu PD I digunakan untuk mempengaruhi opini publik. Media lain yang digunakan untuk beriklan adalah radio, TV, majalah, TV kabel dan internet.

Ada 2 trend dalam beriklan, yaitu:
  • Hard Sell: bila iklan tersebut lebih mengedepankan pesan-pesan rasional, tentang alasan pembelian produk, seperti kegunaan, harga dll
  • Soft Sell: bila iklan lebih menonjolkan aspek emosional dalam pesan-pesannya seperti dengan menggunakan tema-tema entertainment. Era ini disebut “the era of creativity”.


Integrated Marketing Communication (IMC) adalah penerapan semua alat-alat komunikasi pemasaran secara terpadu yang dikirimkan kepada audiens sasaran dengan konsisten, pesan-pesan persuasif yang disampaikan mempromosikan satu tujuan perusahaan. IMC merupakan kombinasi dari marketing, PR, sales promotions dan direct marketing. Biro iklan mengalami perubahan lingkup kerja karena tidak hanya menangani iklan tetapi aliansi dari PR, direct marketing, market research, sales promotion, internet ads dan electronic commerce.

Teknologi dalam Periklanan

Teknologi dalam iklan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi media massa.

On-line ads yang ada di internet memungkinkan iklan dapat lebih interaktif dibanding dengan iklan melalui media konvensional (Surat kabar, majalah, TV, Radio, dll).

Viral marketing adalah salah satu bentuk perdagangan elektronik di mana pengguna internet dapat menginformasikan (mengiklankan) produk pada pengguna lainnya yang dikenal.

Iklan melalui internet dikritik karena minimnya orang yang secara khusus mengklik iklan yang dipasang pada banner di website sehingga pengiklan tidak dapat mengukur seberapa efektif beriklan lewat internet.

Teknologi informasi memungkinkan pengiklan mempunyai database dari konsumennya sehingga mereka dapat menyusun pesan secara personal kepada konsumennya.

Cookies adalah file kecil yang tersimpan dalam komputer pengguna internet berisi data tentang apa yang telah dilakukannya selama berselancar di internet.

Munculnya e-commerce, yaitu transaki perdagangan dan pembelian melalui internet, sehingga pendekatan iklan tradisional tidak berguna. Tetapi konsumen seringkali masih mengunjungi situs justru untuk mendapatkan informasi tentang suatu produk sebelum mereka melakukan pembelian secara nyata di toko pengecer. Sehingga pendekatan iklan tradisional masih bisa digunakan untuk mengiklan produk melalui internet.

Saat ini semakin banyak media bantu untuk beriklan seperti internet tanpa kabel, telepon internet, TV interaktif, personal video recorder, outdoor sign dengan teknologi digital, talking billboard, kios, telepon gemnggam, BB dll.

Genre dalam Periklanan

Iklan harus mengkomunikasikan informasi-informasi penting tentang produk dan juga dituntut untuk secara kreatif dalam menyampaikannya agar dapat memotong perhatian dari iklan pesaing. Semua pesannya harus mengandung dimensi informasi dan emosional, karena iklan harus dapat memperolah perhatian dari audiens yang biasanya tidak tertarik pada pesan-pesan yang disampaikan.

Kontinuitas tema

Kampanye iklan yang efektif merupakan refleksi pesan, sifat-sifat dan format yang konsisten. Ada tema-tema yang secara kontinu dijadikan pedoman untuk dikomunikasikan melalui berbagai cara dan media.

Iklan seringkali merupakan refleksi dari kondisi sosial dan norma-norma budaya karena iklan menggunakan budaya populer (pop culture) untuk dapat berkomunikadi secara akrab dengan audiensnya.

Relationship marketing terjadi bila pengiklan dan konsumen dapat berkomunikasi one-to-one melalui media yang personal seperti internet, direct mail atau telepon untuk memperkuat loyalitas konsumen terhadap suatau merk tertentu.

Direct Marketing adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan menjual produk secara cepat, tanpa harus mengunjungi toko pengecer. Pesan disampaikan secara individual kepada konsumen berdasarkan database dan efektivitasnya dapat diukur sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya. Beberapa berbentuk seperti: record club, book and magazine club, catalog sales, telemarketing, infomercial (TV), dll.

Ada beberapa cara iklan dalam mempengaruhi tindakan dari sasaran pasar:
  • Memberi informasi baru, misalnya produk baru, inovasi produk, kontes dll
  • Menguatkan loyalitas terhadap merek dengan pembelian ulang
  • Mengubah predisposisinya


Apapun pendekatan komunikasi yang digunakan, iklan harus dapat mengetahui motif pembelian dari konsumen sehingga dapat menyusun pesan-pesan yang dapat membangkitkan motif tersebut.

Diperlukan pemahaman terhadap segmentasi audiens. Misalnya dengan menggolongkan berdasarkan:
  • Seberapa banyak informasi digunakan (heavy-medium-light user).
  • Demografisnya, atas dasar umur, gender, etnisitas, pendapatan
  • Gaya hidup, atas dasar sikap, hobi, pendapat (opini)
  • Geodemografis, penggabungan aspek demografis dengan geografis


Iklan yang disampaikan perlu selalu dievalusi untuk mengetahui seberapa efektif iklan kita.

Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
  • Tidak tersedia media untuk segmen audiens yang dituju
  • Tidak semua audiens diterpa oleh media yang digunakan
  • Tidak semua audiens yang diterpa oleh media, melihat, mengingat atau terpengaruh oleh iklannya

...