Saturday, June 25, 2011

NAPAK TILAS MENYUSURI JEJAK KOTA TUA BATAVIA TEMPO DULU bagian 3

NAPAK TILAS MENYUSURI JEJAK KOTA TUA BATAVIA TEMPO DULU bagian 3
Batavia, 22 Juni 2011

MUSEUM WAYANG

Gedung yang artistik ini telah beberapa kali mengalami perombakan.  Dibangun pertama kali pada 1640 dan dinamakan De Oude Hollandse Kerk.  Pada 1732 direnovasi dan dipakai untuk Gereja Zending Belanda, namanya berganti menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk.  Pada 1808 hancur akibat gempa bumi besar dan di atas reruntuhannya dibangun kembali.

Pada 22 Desember 1939 gedung ini dipakai untuk Gedung Museum Batavia Lama yang pembukaannya dilakukan oleh Jenkheer Meester Aldius Warmoldu Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer - Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir.

Pada 13 Agustus 1975 dijadikan Museum Wayang dan diresmikan oleh Ali Sadikin - Gubernur Jenderal DKI Jakarta Raya.

MUSEUM BAHARI

Museum Bahari ini terletak paling utara kawasan kotatua yaitu di Jl. Pasar Ikan No. 1  Kelurahan Penjaringan - Jakarta Utara.  Pembangunan gedung yang awalnya digunakan untuk gudang rempah-rempah (lada, pala, cengkeh, kopi) dilakukan secara bertahap mulai tahun 1652, 1718, 1771 dan berakhir pada tahun 1773.  Belakangan dipakai juga untuk penyimpanan barang-barang dari tembaga dan kuningan.

Pada masa pendudukan Jepang 1942 beralih fungsi untuk gudang logistik peralatan militer bala tentara Jepang.

Pada masa kemerdekaan bangunan ini dimanfaatkan untuk gudang logistik PTT dan terakhir oleh PLN.  Pada 1976 mulai direnovasi hingga selesai awal 1977.

Pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari oleh Ali Sadikin - Gubernur DKI Jaya.

MENARA SYAHBANDAR

Menara Syahbandar
Bangunan berarsitektur Eropa yang dibangun pada tahun 1839 ini sejak awal digunakan untuk menara pengawas (uitlijk) bagi keluar masuknya kapal-kapal dagang dari Kali Ciliwung.

Pada masa pendudukan Jepang dimanfaatkan untuk gudang penyimpanan logistik.

Sejak tahun 1967 menara ini tidak digunakan lagi yaitu saat diresmikannya Pelabuhan Sunda Kelapa dan pada akhirnya Menara Syahbandar dijadikan sebagai bagian dari Museum Bahari.

GALANGAN VOC

Bangunan ini dibuat dan dimanfaatkan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang perbengkelan/perbaikan kapal dan perahu pada masa VOC.

Gedung yang terletak di Jl. Kakap Jakarta Utara ini sekarang beralih fungsi menjadi sebuah kafe yang bernama Kafé Galangan.

JEMBATAN KOTA INTAN

Jembatan Kota Intan
Artefak yang unik dan menggambarkan bangunan di jamannya ini menjadi salah satu ornamen yang menarik di kawasan kota tua.  Jembatan Kota Intan adalah jembatan tua yang sampai sekarang masih tersisa dan tetap berfungsi baik.  Dibuat dengan model gantung atau jungkit dimaksudkan agar dapat diangkat / dibuka-tutup bagi lalu lintas kapal dagang atau perahu yang mengangkut aneka barang dan rempah-rempah dari Pelabuhan Sunda Kelapa atau sebaliknya. Sebelum bernama Kota Intan, jembatan yang dibangun pada 1828 ini awalnya bernama Engelse Brug (Jembatan Inggris), karena dipergunakan oleh tentara Inggris dan Belanda yang saling berseberangan di Kali Besar.  Nama lain yang dipakai jembatan ini adalah Jembatan Pasar Ayam (Hoender Passer Brug) karena di sebelah jembatan ini berdiri sebuah pasar.  Setelah masa kemerdekaan RI nama jembatan ini diganti menjadi Jembatan Kota Intan yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

MUSEUM BANK MANDIRI

Museum bergaya art deco classics di kawasan kota tua Jakarta ini menawarkan pengalaman perjalanan menembus waktu ke pelayanan bank tempo dulu.  Berlokasi di seberang Stasiun Jakarta Kota dan Terminal Busway Transjakarta, menempati areal seluas 22.176 meter persegi di gedung ex Nederlandsche Handel Maattschappij NV (1929), inilah museum perbankan pertama di Indonesia.

Suguhan pemandangan dari berbagai koleksi buku besar, mesin hitung, serta berbagai koleksi uang koin, uang kertas kuno maupun surat-surat berharga dapat kita nikmati di ruang-ruang bank yang lengkap dengan barang-barang antik.

Ruang penyimpanan uang di bawah tanah baik yang berukuran besar ataupun kecil dapat juga kita jumpai di museum yang megah ini.