Saturday, May 18, 2019

CALEG MILENIAL JOMBLO vs CALEG BANGKOTAN








Anak muda alias milenial masuk parlemen di Pemilihan Umum 2019 tentu memberi warna politik yang berbeda. Tapi siapa sangka, kesuksesan mereka masuk ke gelanggang politik menjadi calon anggota legislatif awalnya hanya untuk memenuhi kuota caleg suatu partai politik. Juga untuk memenuhi kuota keterwakilan gender caleg di parpol. Hal itu juga yang dialami Ismail Bachtiar, caleg milenial Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Laki-laki kelahiran Bone, 3 Juli 1993, itu, mencalonkan diri sebagai caleg untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan 7, yang mencakup seluruh Kabupaten Bone. Dalam Pileg yang berlangsung pada 17 April yang lalu, Ismail berhasil menyabet kurang lebih 16.000 suara di dapilnya. Padahal, di daerah itu ada sejumlah politikus senior yang menjadi petahana. Mereka pun berasal dari parpol-parpol besar seperti Golkar, Demokrat, PAN, dan Gerindra. “Awalnya bagaimana saya terlibat politik itu, saya sebenarnya hanya untuk memenuhi kuota saja. Terus akhirnya keseriusan dijalani. Termasuk baru tahun kemarin (2018) itu pas mau pendaftaran. Awalnya nggak tertarik sebenarnya,” ungkap Ismail yang dihubungi detikX, Jumat, 10 Mei 2019. Karena sebetulnya ketika saya menjadi caleg pun yakin banyak suara, karena basic keluarga saya yang sudah punya nama berkat rumah makan milik keluarga.”  Ismail terjun ke dunia politik karena sering mengikuti pengajian bersama teman-temannya. Saat itu, sekitar bulan Agustus 2018, ustadz dan sejumlah temannya tiba-tiba mengajak Ismail untuk mendaftarkan diri sebagai caleg PKS. “Mau ikut nyaleg nggak? Saya masukin namamu, ya? Oh iya, masukin saja ustadz!” kata Ismail sambil menirukan kembali ajakan sang ustadz.  Saat itu, di Dapil Kabupaten Bone baru ada tujuh caleg PKS. Karena itu, Ismail diminta untuk mengajak teman-temannya untuk menjadi calon legislator. Proses itu memakan waktu satu minggu lebih. Dan, tiba-tiba namanya sudah muncul di daftar calon tetap di Komisi Pemilihan Umum.  “Makanya awal mulanya saya nggak serius-serius banget. Karena saya nggak kepikiran bakal kepilih,” ujar pria berusia 26 tahun jebolan Fakultas Kesehatan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, ini.  Orangtua Ismail pun tak tahu dirinya nyaleg. Mereka baru tahu ketika Sandiaga Uno datang berkunjung ke Bone pada 27 Desember 2018. Dalam kunjungannya itu, Sandi menyambangi keluarga Ismail. Keluarga besar Ismail pun terkejut dengan kedatangan calon wakil presiden itu. “Kita senang nih ada anak muda ikutan nyaleg. Salah satunya, Ismail, caleg muda dari PKS,” kata Sandiaga.  Sontak orangtua Ismail terkejut, karena selama ini anaknya tak pernah bilang ingin nyaleg. Warga pun tak pernah tahu lantaran tak pernah ada baliho atau spanduk Ismail. Setelah acara, Ismail baru memberi penjelasan kepada orangtua dan mereka mendukung penuh. “Setelah itu, ibu ikutan jalan berkampanye juga,” ucap Ismail sambil tertawa.