Monday, March 25, 2013

Terasi di Kulkas

Analisis Pelaku Penyerbuan Lapas Kecebong
.
Oleh: Choiron
.
 | 23 March 2013 | 17:05 WIB
.
Sial… Mengapa smarthphone mahal saya ini kok mulai berdenging saat digunakan. Bahkan terkadang suaranya mengalami inferensi dengan gelombang radio komunikasi Pak Satpam pintu gerbang kampus. Akibatnya seringkali terdengar suara-suara aneh. Mulai dari orang bercakap-cakap, hingga suara rintihan manja wanita yang entah datangnya dari mana.
Memang minggu lalu smartphone saya tersebut sempat kecemplung air kembang yang digunakan untuk acara nujuhbulanan istri seorang teman yang hamil. Setelah dibongkar dan dikeringkan dengan menggunakan hair dryer milik seorang teman, smartphone saya tersebut bisa berfungsi kembali. Hanya akhirnya jadi aneh, karena bisa menangkap gelombang radio apa saja.
—oo—
Hari ini saya dikejutkan oleh peristiwa penembakan 4 orang tahanan polisi yang dititipkan di Lapas  Kecebong atau apa namanya. Semua korban tewas ditembak oleh gerombolan senjata yang menyerbu lapas tersebut. Menurut berita tersebut, para korban tersebut ternyata adalah pelaku pengeroyokan seorang anggota sekuriti elit yang dipukuli hingga tewas di sebuah kafe.
Spontan semua orang menuduh pelaku penyerbuan lapas dan penembakan 4 orang tersebut adalah oknum anggota sekuriti elit  yang berusaha membalas kematian temannya atas nama solidaritas, kehormatan dan nama besar lembaga. Saya lihat beberapa petinggi sekuriti memberikan bantahan di televisi. Bahkan menurut seorang petinggi, anggota sekuriti semua tidak ada yang keluar markas saat malam penyerangan tersebut berlangsung.
Spekulasi berkembang begitu cepat di masyarakat. Polisi sengaja menitipkan 4 pelaku pengeroyokan tersebut di Lapas Kecebong agar tidak ada konflik terbuka antara polisi dan lembaga sekuriti elit. Anggota sekuriti elit meminta polisi melepaskan pembunuh teman mereka. Namun tentu saja tidak mungkin polisi menyerahkan begitu saja 4 pelaku tersebut untuk dieksekusi oleh anggota sekuriti elit. Maka disusunlah skenario agar 4 tahanan tersebut tidak ditahan di markas polisi. Mereka akhirnya dititipkan di Lapas Kecebong.
Saya menganguk-anggukkan kepala membaca opini publik yang menanggapi kasus penyerbuan tersebut. Menurutu saya masuk akal juga. Lalu bagaimana dengan pelaku penyerbuan? Bila anggota sekuriti elit benar-benar punya alibi berada di markas saat malam penyerbuan, berarti tuduhan kepada mereka menjadi batal dengan sendirinya. Sehingga perlu dicermati siapa pelaku yang sebenarnya di luar oknum anggota sekuriti elit.
Tiba-tiba smartphone saya menyala pertanda ada sebuah panggila yang masuk. Rupanya panggilan dari kekasih yang baru saya pacari 4 bulan ini.
“Hallo sayang, sedang apa, sama siapa dan di mana?” tanya seorang wanita dengan suara merdunya.
Belum sempat saya menjawab, tiba-tiba smartphone saya mulai mengalami keanehan. Beberapa suara gemerisik mengganggu suara.
“Ya hiu satu monitor, di sini elang satu,” kata sebuah suara pria dari yang keluar dari smartphone saya.
“elang satu di sini. Siap sedia. tugas telah dilaksanakan,” kata suara pria lain yang berbeda.
Saya heran bagaimana para hewan bisa berkomunikasi dan suara mereka masuk ke smartphone saya. Benar-benar ajaib. Kalau begini caranya. rasanya undang-undang tentang santet harus segera disyahkan. Jangan-jangan smartphone saya sudah terpengaruh oleh ilmu santet atau voodo.
“oke, elang satu. kijang satu berterimakasih kepada teman-teman hiu, ganti.”
“sama-sama, elang satu. kami juga merasa mendapatkan kehormatan untuk bisa membantu sesama anggota sekuriti elit.”
“di sini kijang satu. kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama rekan hiu dan elang untuk menjaga kehormatan korps kami.”
Berikutnya smartphone saya kembali ke suara normal saat pacar saya di seberang sana berbicara.
“Hallo… hallo…. Mas Choiron masih di situ…. hallo…. hallo…”
Saya masih diam karena tertegun dengan percakapan hiu, elang dan kijang. Jangan-jangan ilmu Nabi Sulaiman sudah masuk ke dalam diri saya sehingga bisa menangkap pembicaraan tolong-menolong antara hewan yang berbeda alam tersebut.
Tiba-tiba lampu di kepala saya menyala pertanda sebuah ide masuk dari alam lain.
Oh jangan-jangan… para hewan tersebut ada hubungannya dengan kasus pembunuhan 4 orang tahanan Lapas Kecebong. Tapi apa hubungannya ya? Ah biarin saja. Biar polisi yang mengusut pelakunya. Toh yang jelas pelakunya bukan kijang kan?