Wednesday, March 28, 2012

Android Terbang Tinggi, Blackberry Terjun Bebas, Microsoft Mandek



Persaingan platform mobile makin ramai. Konsumen smartphone android menunjukkan angka peningkatan yang signifikan, sementara Blackberry mengalami penurunan. Apple tampaknya cukup nyaman dengan pengguna fanatiknya, sementara Microsoft kurang banyak kemajuan yang berarti dalam hal perbaikan kinerja dan performa sistem operasinya, sehingga volume penjualannya jalan di tempat.
Dari 91,4 juta warga Amerika yang menggunakan smartphone, 46,9% lebih memilih android (dari Google), Apple diminati oleh 28,7% user, Blackberry besutan RIM cukup puas di angka 16,6%. Sistem operasi Microsoft (Windows mobile) yang dibenamkan dalam smartphone hanya dilirik oleh 5,2% saja. Di sini.
Samsung, pabrikan yang mengusung android dalam sistem operasi smartphonenya merupakan produsen ponsel pintar nomor satu saat ini.
Untuk perkembangan di awal tahun 2012, kita lihat saja. Sepertinya tak banyak bergeser hasilnya dari data di atas.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Rupanya produsen smartphone sangat tahu akan selera orang Indonesia, apapun sistem operasi yang ada di dalamnya, tak menyurutkan penggila gadget untuk memiliki satu atau dua smartphone idamannya.
Hanya sebagian kecil saja user yang begitu peduli akan sistem operasi yang digunakan dalam smartphone.
Bagi yang sudah paham akan kinerja dan performa sistem operasi, maka ia akan memilih smartphone yang tak merepotkan, tak banyak masalah saat berinteraksi dengan fitur-fiturnya, mudah saat upgrade aplikasi, tak takut kebobolan ‘program jahat’ yang bikin smartphone rewel, asyik berselancar karena tak takut baterai drop dan layanan purna jual yang profesional.
Dan seperti biasa ada mutu ada harga. Dengan kehandalan smartphone yang dibuat maka harganya mungkin akan lebih tinggi dari smartphone lainnya yang sejenis tapi sistem operasinya menghawatirkan.
Dan soal memilih smartphone, kembali kepada selera kita masing-masing, dan kadang malah lebih mengedepankan gengsi ketimbang kualitas.
Jika produsen smartphone dengan sistem operasi yang labil, berhadapan dengan user Indonesia yang cerdas, maka segencar apapun iklan yang disodorkan, orang akan tak begitu tertarik untuk memiliki smartphone tersebut.
Pelan tapi pasti, user Indonesia mulai berhati-hati dalam memilih smartphone, tak akan asal beli, walau kelihatannya harganya lebih miring. Pertimbangan nama produsen dan sistem operasi mulai menjadi pertimbangan. Para user ini tak ingin memakai produk yang baru diluncurkan, sebulan kemudian banyak masalah.
Tapi kembali saya utarakan, pilihan tetap kembali ke tangan para user sekalian, pertimbangan lain kadang lebih menjadi alasan mengapa membeli smartphone dengan sistem operasi yang ada.