Friday, July 22, 2011

Menuju Kursi DK1

Jurubicara Kemendagri Reydonnizar Moenok mengatakan, gaji pokok gubernur dan wagub sekitar Rp 3 juta namun secara keseluruhan, sambung dia, take home pay gubernur dan wagub sekitar Rp 8 juta.  Meski terlihat kecil, kata Reydonnizar, kepala daerah masih memperoleh pendapatan lain di luar gaji.

Hal itu mengacu pada PP Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dari pemungutan pajak masyarakat itu, kata dia, hasilnya bisa dijadikan pendapatan tambahan kepala daerah.

Reydonnizar memberi contoh di DKI Jakarta. Gubernur dan Wagub DKI memperoleh pendapatan per bulan sebesar Rp 80 juta. Angka itu didapat dari hasil simulasi 10 kali gaji dengan mengukur kemampuan kapasitas fiskal daerah. "Pendapatan itu diperkenankan sebab ada aturannya. Tidak masalah," jelas Reydonnizar (tempo.com).

Hal di atas bukanlah yang menjadi alasan mengapa pada Pemilukada DK1 begitu murah meriah tahun ini.  Dapat dipastikan para kandidat Balon DK1 punya visi dan misi yang maha sempurna yang akan dipaparkan di hadapan sekitar 4 juta pemilik suara yang tersebar di lima wilayah DKI Jaya.

Bagaimana tidak dibilang meriah, dari calon independen saja sudah terdengar beberapa nama, misalnya 1. Adhyaksa Dault (mantan Menpora, dan pernah mencalonkan menjadi Balon Ketum PSS1), 2. Faisal Basri (ekonom, mantan komisioner KPPU), 3. Firman Abadi (Dibo Piss, kandidat DPD 2009, Ketum Slankers), 4. Marzuki Usman (mantan Menteri Pariwisata era Gus Dur, Mantan Ketua Bapepam), 5. Mayjen Soeharto (Marinir), dan 6. Eep S. Fatah (pengamat politik).

Dari kalangan elit partai ada selentingan kabar yang mencalonkan adalah dari Partai Golkar, 1. Azis Syamsudin (DPR), 2. Basuki/Ahok (DPR, mantan Bupati Belitong Timur), 3. Priya Ramadhani (Ketua DPD Golkar DKI Jakarta), 4. Tantowi Yahya (DPR) ; dari PDI Perjuangan, 1. Rano Karno (Wakil Bupati Tangerang), 2. Priyanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta) ; dari Partai Demokrat,  Nachrowi Ramli (Ketua DPRD DKI Jakarta) ; dari PKS, Nugroho Djayusman.



Seiring berjalannya waktu, pasti ada penambahan atau pengurangan para kandidat ini, atau malah saat calon mulai mengerucut tinggal 3 pasang misalnya, tahu-tahu yang sepasang mengundurkan diri, entahlah, kita lihat saja nanti.

Dan perang baliho di seantero simpang jalan Jakarta, perang slogan dan jargon politik, pasang muka tiap hari di segala corong media yang ada, mengadakan kegiatan sosial atau budaya atau seni atau seminar, spanduk aneka rupa aneka warna aneka rasa, pastinya bukan hal yang mengagetkan pada saat-saat mendatang.

Selamat menuju kursi DK1. Salam Damai dari seorang pemilik suara DK1.