Friday, June 3, 2011

BKMC : buana kera mercu center

Suatu ketika si monyet berkeluh kesah dengan sahabatnya. ”Aku menyesal dilahirkan sebagai seekor monyet, karena monyet itu adalah mahluk yang lemah dan selalu menjadi buruan hewan buas, coba aku terlahir sebagai singa pasti aku bisa melawan dan bahkan memburu hewan lainnya!” si burung menangkap maksud sahabatnya, ”Teman mengapa engkau berpikir seperti itu? Bukankah Tuhan sudah menciptakan semua mahluk dengan istimewa” ”Ah…kamu tidak mengerti perasaanku, sudahlah aku mau pulang dulu” kata monyet. Ketika dalam perjalanan pulang, si monyet menemukan bangkai singa, lalu dia mengambil kulitnya dan mengolahnya. Keesokan harinya si monyet berjalan-jalan sambil memakai kostum singa yang dia temukan, lalu dia manakut-nakuti hewan-hewan lain, dan dia sukses menakut-nakuti mereka. ”Ha ha ternyata aku berhasil menjadi seekor singa si Raja Hutan, semua binatang takluk kepadaku” sambil menepuk dadanya. Tanpa si monyet sadari, di belakangnya ada seekor singa yang sedang memperhatiknnya. ”Hei bung…apakah kamu tidak tahu, kalau daerah ini adalah kekuasaanku?” si monyet terkejut mendengar suara yang tiba-tiba didengarnya. Lalu ”maaf…maaf teman, aku akan segera pergi dari sini…jangan marah kawan, kita kan sesama singa, semua dapat dibicarakan baik-baik”kata monyet. Tiba-tiba sang singa mengaum dengan sangat ganasnya ”Jangan panggil aku kawan kau sudah melanggar daerah kekuasaanku! Aku harus memberimu pelajaran!”si singa segera melompat ke arah monyet dan mencakarnya. Namun beruntunglah si monyet di pandai memanjat dan si singa kaget sekali karena ternyata singa itu adalah seekor monyet. Sewaktu dia berlari kostum si monyet lepas dan jatuh saat dia memanjat pohon. ”Ampun…ampun tuan singa, maafkan aku tuan singa”. Tak lama kemudian si singapun pergi, si monyet menangis tersedu-sedu karena semua tidak berjalan sesuai yang dia pikirkan, tiba-tiba sahabatnya si burung terbang menghampirinya ”mengapa engkau menangis?” lalu si monyet menceritakan semua yang dialaminya. Sang sahabatpun menghiburnya dan menasehatkan si monyet, ”aku dulu juga pernah di buru oleh elang, tapi aku tidak pernah mau menjadi seekor elang, karena aku merasa elang tidak punya suara semerdu aku, begitu pula dengan kamu, meski kamu bukan singa, namun kamu adalah cipataan Tuhan, coba kamu pikir singa tidak bisa memanjat, berayun di pohon dan melihat pemandangan indah dari atas” ”kamu benar teman, mulai saat ini, aku tidak mau lagi menjadi singa, tapi aku ingin menjadi seekor monyet yang tampan.