Friday, May 20, 2011

WAR of NET

Persaingan antara warnet (warung internet) dan warkop (warung kopi) saban hari semakin ketat. Warnet yang sejak dahulu menyajikan layanan internet pasca bayar dan pra bayar memudahkan masyarakat umum mencari informasi dan membagi informasi. Sejak dahulu sampai sekarang warnet tak banyak berubah, cepat dan lambatnya “loading”, kenyamanan tempat, kelengkapan hardware dan software, dan lokasi warnet yang strategis menjadikan setiap warnet memiliki ciri khas tersendiri.

Mula-mula munculnya warnet, pengguna didominasi oleh para pelajar. Cukup positif memang, mengingat internet memuat berbagai informasi yang dibutuhkan, di samping media cetak. Kenyamanan ini semakin disempurnakan dengan munculnya Wi-Fi, ya Wi-Fi. Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity, yang memiliki definisi sekumpulan standart yang digunakan untuk Jaringan Local Nirkabel (Wireless Local Area Network-WLAN). yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11 g, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan netbook dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.
<ahref="http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi"target="_blank">(Sumber)</a>.

Dengan adanya Wi-Fi, para pengelola Warung Kopi dan Café-café mendapat ide baru. ”Salah satu senjata pamungkas kami ya Wi-Fi itu”, ujar Hidayat,pengelola salah satu Warkop. Ia juga menambahkan, sejak datangnya “pemanis” itu, para pelajar khususnya mahasiswa lebih sering menghabiskan waktunya mencari informasi dan bahan kuliah di Warkop, ketimbang di Warnet. Hal ini terbukti dengan keluhan yang dituturkan oleh Gamal, pengelola warnet. Gamal mengatakan, pengguna warnet saban hari semakin berkurang, hanya pelajar yang “kurang mampu” saja yang menjadi pelanggan. Gamal menambahkan, ”sekarang warnet yang “biasa-biasa” saja tidak akan ramai jadi harus ada invosi”, katanya.

Setelah saya membandingkan warnet yang memfasilitasi game online dengan warnet yang hanya menawarkan browsing, chating, wabcam, dsb, warnet yang memfasilitasi game online lebih ramai pengunjungnya, ”Bahkan ada yang mengambil paket dari pukul 12 malam sampai pukul 6 pagi”, ujar Gamal, pengelola warnet game online. Sangat positif memang jika melihat laju income  yang melesat cepat, namun hal ini juga berdampak negatif bagi anak bangsa. Bayangkan saja, demi memainkan game itu mereka rela bergadang.

Warkop yang duhulu hanya menawarkan secangkir minuman penghilang lelah dan kantuk, kini telah berevolusi menjadi warkop modern.Tidak hanya menawarkan minum-minuman, kini sebagian besar warkop dilengkapi dengan Wi-Fi. Fasilitas ini digunakan untuk memudahkan para pengguna Internet dalam mencari informasi, ”Wah, sangat nyaman dan pas, kami bisa sambil nyantai, ngopi nyari bahan”, ujar Dimas seorang mahasiswa, salah satu pengunjung warkop modern. Ia juga menambahkan, warkop yang memfasilitasi Wi-Fi lebih ramai pengunjungnya dibanding warkop yang “non Wi-Fi”. Hal ini terbukti dengan penuturan Gamal, hanya saja Gamal sedikit menambahkan, ”semua itu tergantung warkopnya, walau tidak ada Wi-Fi, jika pelayanannya pas dan kopi yang disajikan nikmat, itu juga poin plus dalam dunia warkop”.

Segalanya tergantung dengan kebutuhan setiap orang. Ada yang merasa tidak nyaman untuk mencari bahan di warkop, karna sulit berkonsentrasi, maka pergi ke warnet. Ada yang merasa sepi jika mencari bahan di warnet, maka mencari di warkop. Semua itu tergantung para pengguna internet dan rezki dari-Nya. Sebagai pengelola, untuk mencari pelanggan ya tentu dengan cara yang baik. Tentu mereka lebih mengerti dari pada saya.