Wednesday, July 16, 2014

PRABOWO NYERAH DOOONG.....

Prabowo Sudah ‘Terkepung’, Sebentar Lagi Pasti Menyerah
.
Fadli Zontor
16 Jul 2014 | 04:10
.
Sauurr..saurrrr…teriakan saur membangunkan gw. Mimpi gw pun jadi buyar deh. Hehee.. Sambil nunggu bini nyiapin makanan saur, gw sambar laptop terus browsing-browsing deh. Judul diatas nggak ada hubungannya dengan mimpi yaa. Itu judul beneran, tetapi maksud gw Prabowo sudah terkepung oleh data dan fakta yang tidak bisa dibantah. Dan itu memaksanya untuk menyerah dan harus mengakui bahwa Jokowi sudah memenangkan Pilpres 2014 ini. Dan inilah alasan-alasan fakta dan data yang ‘mengepung’ Prabowo ; Pertama,Dari 3 lembaga survey yang memenangkan Prabowo-Hatta dalam beberapa hari terakhir makin terbukti bahwa lembaga-lembaga survey tersebut memang abal-abal.Dari investigasi detiknews, ketiga-tiganya mempunyai rekam jejak kelam. Apalagi yang namanya Puskaptis tersebut yang memberi nilai quick count untuk Prabowo sebanyak 52 persen. [silahkan browsing detiknews per tanggal 14 Juli 2014]. Kedua, Hasil real count yang diberitakan telah dilakukan oleh PKS ternyata abal-abal juga. Berbagai informasi beredar di media nasional dan media social sudah begitu gencar banyak pihak yang mempertanyakan hal tersebut akan tetapi PKS diam-diam saja dan pura-pura masa bodoh. Ketiga, dariabal-abalnya quick count dari 3 lembaga survey tersebut dan dari abal-abalnya Real Count PKS membuat Prabowo tidak punya dasar yang kuat lagi untuk menyatakan telah mendapat mandat dari rakyat. ini yang membuat beberapa timsesnya dalam beberapa hari terakhir cicing-cicing wae takada suaranya. Keempat, semakin banyaknya Form C1 yang diupload ke situs KPU maka semakin banyak orang yang sudah menghitung Real count dari Pilpres ini. Dan semuanya mengarah sesuai dengan Hasil Quick Count 8 lembaga survey credible.Ini membuat Koalisi Merah Putih semakin terdesak. Kelima,dari Bawaslu dikabarkan bahwa laporan Timses Prahara yang melaporkan Burhanudin Muhtadi dan LSI melakukan intimidasi ke KPU ditolak. Bawaslu menyatakan MK memang memperbolehkan lembaga-lembaga akademik mempublikasikan hasil pemantauannya terhadap Pilpres sesuai dengan Keilmiahan metodenya. Keenam,Koalisi Permanen yang digagas oleh Koalisi Merah Putih ternyata tidak diminati partai Demokrat sehingga kemungkinan besar Demokrat sudah tidak mendukung Prabowo-Hatta lagi. Demokrat kelihatannya sudah realistis melihat perkembangan perolehan suara di KPU sehingga tidak menguntungkan lagi untuk ikut-ikutan yang nggak jelas arahnya. Ketujuh, Dari Golkar dikabarkan suara-suara yang mendesak diadakannya Munaslub semakin santer saja. Dan kemungkinan sebelum bulan Oktober 2014 nanti ARB akan digantikan dengan pengurus baru. Ini akan membuat Golkar berpaling dari Prabowo dan mendekati Jokowi-JK. Kedelapan, dari tokoh-tokoh besar seperti Ketua PBNU dan Ketua Muhammadiyah sudah memberi saran kepada Prabowo agar Prabowo siap menerima apapun hasil dari Pilpres ini.Silahkan diartikan sendiri maksudnya. Kesembilan, dari situs Kawalpemilu.org, berdasarkan rekapitulasi dari Form C1 di situs KPU yang sudah diverifikasi dan dihitung oleh Kawalpemilu.Org diberitakan jumlah suara masuk pada 16 Juli 2014 jam 04.00 sudah mencapai 86,09 persen. Dan hasil Pilpres 2014 adalah Jokowi-JK52,90 Persen sedangkan Prabowo-Hatta 47,09 persen. Dari kesembilan factor yang sudah mengepung Prabowo mau tidak mau membuat Prabowo terpaksa harus mengibarkan Bendera Putih dan mencopot Lambang Garuda Merahnya. Sekian.