Monday, February 18, 2013

Jodoh untuk Anakku

Saat yang kutakutkan datang juga. Anakku memasuki usia kawin. Dan aku sudah hadir di hadapan Tetua. Jika ingin garis Aru tertulis di buku adat, anakku harus berkawin dengan tautan yang sesuai.
Ada lima jodohnya. Dua gadis sebaya dengan istriku. Tak elok bagiku menyerahkan seorang Aru untuk mereka. Pun juga mereka tak mau. Dua lainnya masih 3 dan 5 tahun. Maukah anakku nenunggu 21 tahun? Janganlah sampai.
Ada satu yang sebaya. Tapi aku hanya sebagai pencari ikan. Gadis itu berdarah Bakkira. Anak bupati. Maukah dia dengan anakku, Aru pencari ikan?
.
.
40 hari ke depan kami mulai puasa putih.
.
.
Demi Aru anakku.
.
.
Suatu pagi di hari ke 42.
.
.
Pintu rumah Tetua diketuk. Aru dan Bakkira di balik pintu.
.
.
Berjodohkah mereka?