Deadlock di KLB PSS1? Jangan !! Sekali Lagi, Jangan!!
Euforia sepakbola memuncak saat Indonesia melaju ke Final Piala AFF walaupun tak berhasil merebut trophy bergengsi itu.
Kemana kita pergi, berjumpa siapa saja, di angkot, naik motor, di busway, di volvo, di BMW, pasti mengenakan kaos Tim Nasional yang bergambar Garuda di depan atau belakang kaos merah, putih dan strip hijau. Saat menjamu Malaysia di laga final leg kedua, menjelang pertandingan, di depan Sensi pun antusiasme muda-mudi begitu gempitanya. Luar biasa, demam sepakbola yang begitu meluas ke segala lapisan masyarakat.
Belum hilang juga dari ingatan tentang sedikit kericuhan saat antri tiket di loket yang sangat lengket dengan diskelola pihak penyelenggara.
Cerita berlanjut dengan lengser ke prabonnya sang Arjuna mencari Cinta di Kursi PSS1. Pengganti pun disiapkan, tetapi ada yang tak terima, akhirnya Kongres deadlock. Cerita ternyata terus menggelinding, semakin banyak bola-bola liar, tak terkendali. Deadlock lagi.
Saya tak terlalu berharap banyak pada KLB di Solo, karena sikap dan sifat orang tak akan pernah berubah hanya sekejap mata. Kalau sukses dan berjalan lancar, ya …. syukur.
Jangan Deadlock !!!
Tapi jangan juga pesimistis seperti ucapan si Sarman, “Kita hanya takut kepada SEA Games. Untukevent-event lain seperti Pra Piala Dunia 2014 dan Piala AFF U-13, sepak bola kita pasti rontok. Namun, Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi harus bisa melobi FIFA. Dia bilang ke FIFA bahwa keinginan pemilik suara adalah terhadap AP-GT. Agum harus bisa menunjukkan nasionalismenya,” beber mantan pemain tim nasional itu.
Takut kok sama Sea Games, takut ketahuan apa-apanya ya? Pra Piala Dunia 2014 udah pesimis, Piala AFF U-13 yakin rontok. Ampun dah, orang pesimis kok dipelihara. Kayaknya orang-orang yang optimis banyak di negeri ini.
Viva PSS1, Viva Team Nasional, FIFA ngga viva ya?