Saturday, December 24, 2011

Blogger



“Kenapa lagi?”
“Tak apa.”

“Dijiplak atau gimana?”
“Itu salah satunya.”

“Lainnya?”
“Akunku error.”

“Sudahlah, kamu memang tidak ditakdirkan menulis.”
“Lalu?”

“Hentikan saja. Buang waktu.”
“Tak mau. Aku menyukainya.”

“Keras kepala”
“Ada saran lain?”

“Blogger”

Saturday, October 22, 2011

Bangsa Khazar, Teori Suku Ketigabelas dan Tanah Palestina



Apa itu bangsa Khazar?

Di antara kaum non-Bani Israil yang menganut agama Yahudi yang paling penting dan paling menonjol di dalam sejarah adalah bangsa Khazar. Orang-orang Khazar merupakan bangsa keturunan Turki, dimana ada satu riwayat menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Japeth bin Nuh dan menjalin hubungan pernikahan dengan keturunan Ibrahim ’alahissalam, dari istri Arabnya yang bernama Qantura/Keturah binti Maqtur yang berhijrah dan mendiami jazirah Khurasan.

Mereka mendiami wilayah di bagian Utara Laut Hitam, yang sekarang ini merupakan bagian dari wilayah Rusia, berbatasan dengan Kekhalifahan Islam di sebelah selatan dan tenggara, dan dengan Byzantium di sebelah barat dan baratdaya.

Bagaimana Dengan Sejarah Kerajaan Khazar?

Kerajaan Khazar eksis sejak abad ke-7 dan bertahan selama beberapa abad lamanya, setidaknya sampai abad ke-10/11. Pada awalnya mereka menganut paganisme dan shamanisme, namun sejak pertengahan abad ke-9 mereka menganut agama Yahudi.

Nama Khazar disebutkan dalam banyak literatur muslim pada masa itu, walaupun tidak secara detail. Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, matematikawan muslim, pernah dikirim oleh Khalifah ke Khazar, entah untuk keperluan apa. Misi untuk mencari tembok Ya’juj Ma’juj, juga melalui kerajaan ini dan mendapat bantuan dari penguasa Khazar, Tarkhan. Sejak pertengahan abad ke-7, bangsa Khazar menjadi kekuatan yang dominan di wilayah Kaukasia dan memainkan peranan penting dalam perdagangan antara dunia Islam dengan wilayah-wilayah di sekitarnya selama 3 abad berikutnya.

Masa-masa perang dan damai dengan tetangga-tetangganya yang Muslim (Abbasiyah) dan Kristen (Byzantium), serta interaksi dengan orang-orang Yahudi yang bermigrasi ke Khazaria sejak abad ke-8, mendorong penguasa Khazar untuk memilih salah satu dari tiga agama tersebut. Pada pertengahan abad ke-9, Raja Vulant mengundang tokoh-tokoh agama Yahudi, Kristen dan Islam untuk mengetahui doktrin dan ajaran masing-masing agama. Ia kemudian memilih Yahudi sebagai agamanya, dan belakangan menjadikannya sebagai agama resmi kerajaan. Kira-kira tiga abad kemudian, Yehuda ha-Levi, seorang filsuf Yahudi di Andalusia, menulis sebuah kitab berjudul Sefer ha-Kuzari (Kitab al-Khazari), sebuah kitab yang lebih ditujukan untuk menunjukkan keunggulan teologis Yahudi melalui kisah dialog antara penguasa Khazar dengan tokoh-tokoh agama, ketimbang aspek historis dari proses konversi itu sendiri.

Diceritakan bahwa setelah berdialog dengan ketiga tokoh agama tersebut, dan juga dengan seorang filsuf, penguasa Khazar dan wazirnya melakukan perjalanan ke daerah pegunungan hingga pada suatu malam tiba di sebuah gua dan berjumpa dengan orang-orang Yahudi yang tengah merayakan hari Sabath. Dengan merahasiakan identitasnya, mereka kemudian berkonversi ke agama Yahudi dan disunat di gua tersebut. Setelah itu mereka kembali ke kerajaan dan mempelajari hukum-hukum Yahudi lebih jauh, tapi masih merahasiakan ke-Yahudi-an mereka untuk beberapa waktu lamanya. Secara bertahap mereka kemudian mengumumkan agama baru mereka dan mendorong masyarakat Khazar untuk memeluk agama Yahudi.

Ha-Levi juga menjelaskan bahwa buku-buku sejarah mereka juga menyebutkan tentang kemakmuran mereka, bagaimana mereka mengalahkan musuh, menaklukkan wilayah-wilayah lawan, dan mendapatkan harta pampasan yang besar, betapa mereka menyintai keyakinan mereka dan memendam rindu terhadap Rumah Suci, sampai-sampai mereka membuat sebuah tabernakel seperti yang pernah dibuat oleh Musa. Mereka juga menghargai dan menyambut orang-orang keturunan Israil yang hidup di tengah-tengah mereka.

Penguasa-penguasa Khazar berikutnya meneruskan kebijakan ini. Mereka menganut agama Yahudi secara sungguh-sungguh, membangun sinagog di wilayah Khazar, mengundang rabbi-rabbi Yahudi dari negeri-negeri lain untuk datang dan mengajar di negeri mereka, dan mendorong konversi lebih jauh masyarakatnya ke dalam agama Yahudi. Dengan demikian, walaupun ada sebagian masyarakat Khazar yang menganut Islam dan juga Kristen, sebagian besar bangsa Khazar kemudian menjadi penganut Yahudi. Sejak saat itu, terutama sejak abad ke-10, bangsa Khazar secara umum dikenal sebagai penganut Yahudi.

Yehuda ha-Levi, yang telah kami sebutkan di atas, bukan tokoh Yahudi pertama di Andalusia yang mengetahui tentang keberadaan Yahudi Khazar. Pada tahun 950, seorang tokoh Yahudi lainnya di Andalusia, Hasdai ibn Shaprut, telah mendengar tentang keberadaan kerajaan Yahudi Khazar yang terletak jauh dari tempat tinggalnya itu. Ia berusaha mengirimkan sebuah surat kepada penguasa Khazar untuk mendapatkan informasi lebih dalam. Upayanya yang pertama gagal dan suratnya hanya mencapai Konstantinopel. Tapi sebagai gantinya ia mendapatkan informasi tentang sejarah Khazar dari seorang Yahudi Khazar di Konstantinopel melalui sebuah surat yang kini dikenal sebagai Schechter Letter. Surat itu menjelaskan bahwa bangsa Khazar dan Yahudi yang bermigrasi dari Armenia saling menikah satu sama lain dan menjadi bangsa yang satu.

Bagaimana Sejarah 12 Suku Bani Israil?

Di antara kaum bukan Bani Israil yang menganut agama Yahudi yang paling menonjol di dalam catatan sejarah sepanjang masa adalah suku bangsa Khazar. Setiap kali mendengar istilah Yahudi, sebagian orang mungkin membayangkan istilah ini mewakili dua hal sekaligus, agama dan bangsa atau ras Yahudi. Dengan kata lain, Yahudi merupakan agama yang dianut oleh orang-orang berdarah Yahudi (Bani Israil). Agama Yahudi memang biasanya dinisbatkan kepada keturunan Israil (Nabi Ya’qub ’alaihissalam), yang terdiri dari 12 suku, dan bukan kepada selain mereka dan keturunannya.

Nabi Ibrahim ‘Alaihissallam mempunyai dua orang putra dari dua orang istri yang berbeda. Kedua putra tersebut, yang pertama bernama Ismail (Hajar) dan yang kedua bernama Ishak (Sarah). Salah seorang putra Ishak bernama Ya'kub, juga dikenal sebagai Israil. Selama hidupnya Ya'kub mempunyai dua belas putra, dan pada akhirnya ia dan semua anak-anaknya bermukim di Mesir. Putra-putra Ya'kub dikenal secara bersama sebagai suku Israil, pada waktunya masing-masing dari mereka menjadi kepala suku. Jadi, dengan demikian mereka bersama-sama dengan keturunannya membentuk dua belas suku asli Israil. Nama-nama dari kedua belas putra Nabi Ya'kub menjadi nama dari dua belas suku, mereka adalah Reuben, Simeon, Levi, Yehuda, Issachery, Zebuleun, Benjamin, Daniel, Naphtalye, Gad, Asher dan Joseph.

Dalam perjalanan waktu, kedua belas suku Israil tumbuh berkembang dengan jumlahnya yang kian banyak dan mereka saat itu ditindas serta diperbudak oleh Fira'un dan orang-orang Mesir. Selama waktu penindasan ini Nabi Musa ‘Alaihissallam lahir dari rahim seorang wanita Suku Levi.

Kita mengetahui bahwa di sepanjang sejarah dan juga pada hari ini, ada banyak orang berdarah Yahudi yang menganut keyakinan selain Yahudi, ada yang menganut Islam, Kristen, ataupun atheisme. Tapi banyak orang mungkin tidak membayangkan adanya bangsa non-Yahudi, bangsa di luar kedua belas suku Israil, yang menganut Yudaisme. Kenyataannya, ada beberapa suku bangsa non-Bani Israil yang menganut Yudaisme.

Adakah Teori Suku Ketigabelas?

Sekarang ini, kita tidak mendengar lagi adanya negeri atau wilayah bernama Khazaria, bangsa bernama Khazar, atau bahkan sebutan Yahudi Khazar. Sebagian peneliti dan penulis kontemporer, seperti Arthur Koestler dalam bukunya The Thirteenth Tribe: Khazar Empire and It’s Heritage, mengemukakan teori bahwa orang-orang Yahudi Eropa, atau yang dikenal sebagai Yahudi Askhenazi, sebetulnya merupakan keturunan Khazar, atau setidaknya banyak dipengaruhi oleh ras bangsa Khazar, dan bukan murni keturunan Israil. Dengan kata lain, kebanyakan orang-orang Yahudi sekarang ini dikatakan tidak berasal dari dua belas suku Israil, melainkan berasal dari ’suku yang ke-13’ yaitu suku bangsa Khazar.

Perdebatan tentang asal-usul Yahudi Askhenazi ini menjadi penting mengingat kelompok Askhenazi mewakili 80% komposisi Yahudi dunia pada hari ini. Teori asal-usul non-Yahudi pada kaum Askhenazi ini bukannya tanpa dasar sama sekali, terlebih lagi upaya dakwah dan konversi terhadap orang-orang non-Bani Israil di Eropa juga terjadi terhadap beberapa bangsa Eropa Timur selain Khazar. Teori ini telah menggugat klaim orang-orang Yahudi kontemporer terhadap Tanah Palestina dan melemahkan legitimasi mereka untuk terus menguasai wilayah tersebut. Sebab sekiranya mereka bukan keturunan Bani Israil yang dulu pernah mendiami Palestina, maka atas alasan apa mereka mengklaim hak untuk kembali ke sana? Teori ini tentu saja menimbulkan rasa tidak suka di kalangan orang-orang Yahudi, khususnya para pendukung Zionisme, yang melabeli para pendukung teori tersebut sebagai penganut anti-Semitisme.

Kesaksian Raja Joseph

Adalah menarik untuk dicatat agar jelas permasalahannya, dimana dalam hal ini Hasdai ibn Shaprut bertanya dalam suratnya kepada Raja Joseph apakah suku Yahudi Khazar mempunyai hubungan dengan sepuluh suku 'yang hilang' – yaitu sepuluh suku dari Israil yang seperti kita telah ketahui, menjadi dikenal sebagai bangsa Israil (sebagai lawan dua yang lain, yang menjadi dikenal sebagai Judahites), dan siapa yang dipungkiri oleh Judahites, dan siapa yang 'hilang' setelah terjadi penaklukkan oleh bangsa Assyria.

Raja Joseph dengan pasti menyatakan di dalam jawabannya bahwa tidak ada hubungan seperti apapun juga. Dalam menjelaskan silsilah dari rakyatnya, Raja Joseph, tulis Arthur Koestler di dalam bukunya, The Thirteenth Tribe, "Tidak bisa dan tidak, klaim bagi keturunan Semit; ia merunut jalur keluarga mereka bukan kepada Sem tetapi kepada putra Nuh yang ketiga, Japeth; atau lebih tepat kepada cucu lelaki Japeth, Togarma, nenek moyang semua suku Turki".

Jawaban dari Raja Joseph sangat penting, tidak hanya karena menunjukkan dengan meyakinkan bahwa Yahudi Khazar bukanlah Semitik, tetapi juga karena, seperti kita akan lihat dalam rincian yang lebih besar selanjutnya paman Togarma adalah Ma'juj (Magog).

Ini berarti bahwa sangat mungkin bahwa nubuatan-nubuatan Bibel dan al-Qur'an, beserta nubuatan-nubuatan yang dibuat oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai Ya'juj wa Ma'juj (Gog dan Magog), secara langsung relevan terhadap aktivitas dan tujuan masa depan Yahudi Khazar.

Mengapa Tanah Palestina?

Belum lama ini seorang Profesor Sejarah di Tel Aviv University, Shlomo Sand, menulis sebuah buku berjudul The Invention of the Jewish People (terbit pertama kali dalam bahasa Ibrani pada tahun 2008 dan versi Inggrisnya terbit tahun 2009). Dalam buku tersebut ia juga mendukung pendapat yang menyatakan bahwa kebanyakan orang-orang Yahudi di Eropa Tengah dan Timur merupakan keturunan Khazar yang menganut Yudaisme. Baginya tidak ada bangsa Yahudi (Jewish People), yang ada hanyalah komunitas-komunitas beragama Yahudi yang dikonversikan di sepanjang sejarah Yahudi. Lebih jauh ia menolak pendapat populer yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi telah diusir keluar dari Palestina dan karenanya wajib untuk kembali ke Palestina.

Menurutnya bangsa Romawi tidak pernah mengusir keluar orang-orang Yahudi dari Palestina dan orang-orang Yahudi sendiri tidak melakukan eksodus keluar dari wilayah itu. Kebanyakan orang-orang Yahudi tetap tinggal di Palestina, dan pada saat Islam masuk ke daerah itu kebanyakan mereka masuk Islam, berbaur dengan orang-orang Arab, dan menjadi nenek moyang orang-orang Arab-Palestina yang ada sekarang. Secara umum Shlomo Sand berpendapat bahwa ide tentang bangsa Yahudi merupakan kreasi (invention) para Sejarawan Yahudi abad ke-19 dan 20 yang menjadi sumbangan bagi Zionisme.

Memang tidak mudah untuk memastikan apakah orang-orang Yahudi Askhenazi merupakan keturunan Khazar atau betul-betul berdarah Semitik. Belakangan ini banyak dilakukan penelitian DNA oleh para ahli untuk melacak asal-usul biologis orang-orang Yahudi modern. Banyak dari studi ini menunjukkan bahwa secara paternal, orang-orang Yahudi yang ada sekarang memiliki asal usul genetis Timur Tengah. Kromosom Y (kromosom yang hanya diwarisi dari jalur bapak) yang ada pada mereka, mirip dengan yang dimiliki orang-orang Arab yang ada di Palestina, Lebanon, dan Syria. Tapi hal ini tidak sepenuhnya menghapus kemungkinan adanya percampuran dengan ras non-Yahudi.

Bagaimana Hasil Tes Laboratorium DNA Bangsa Khazar?

Penelitian DNA keturunan Yahudi Askhenazi yang dilakukan oleh Almut Nebel dan timnya menunjukkan bahwa walaupun secara genetik mereka lebih dekat dengan orang-orang Yahudi dan Arab di Timur Tengah, tetapi ada frekuensi R-M17 yang cukup tinggi (11,5%) pada kromosom Y mereka. R-M17 merupakan kromosom Y yang dominan di kalangan masyarakat Eropa Timur. Ini mungkin merepresentasikan adanya pengaruh genetik dari bangsa Khazar. Adapun dari jalur maternal, masih ada perbedaan pendapat di kalangan para ahli genetik apakah kaum lelaki Yahudi yang bermigrasi ke Eropa menikah dengan perempuan setempat atau membawa serta pasangan-pasangan Yahudi mereka dari Timur Tengah. Secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian DNA atas kaum Yahudi yang dilakukan dalam satu dekade terakhir ini, dan kebanyakannya dipimpin oleh para ilmuwan yang berbasis di Israil, menguatkan klaim orisinalitas semitik kaum Yahudi modern, walaupun tidak dalam artian ras yang murni.

Adakah Alasan Kuat Untuk Merampas Tanah Palestina?

Apakah orang-orang Yahudi, termasuk Yahudi Askhenazi, yang ada sekarang memiliki ras yang murni atau tidak bukanlah sesuatu yang terlalu penting. Sekiranya mereka memang keturunan Israil (Ya’qub ’alaihissalam), mereka tetap tidak berhak merampas tanah Palestina dan berlaku zalim terhadap penduduknya. Mereka justru seharusnya malu karena perilaku mereka sama sekali tidak menunjukkan kemuliaan nenek moyang mereka yang banyak melahirkan nabi-nabi dan orang-orang shalih. Dan sekiranya Yahudi Askhenazi ternyata memang kebanyakannya keturunan Khazar, dan bukan Bani Israil, seharusnya mereka lebih malu lagi, karena dusta yang telah mereka sebarluaskan demi merampas tanah orang lain.

Palestina Merdeka, Kenapa Tidak?

Perjuangan rakyat Palestina mendapatkan satu kursi di PBB hingga kini masih terkendala. Baru UNESCO saja yang mengakui dan memberikan sedikit ruang dalam organisasi tersebut. Tanah Palestina masa lampau, hari ini dan yang akan datang sepertinya tiada akan ada ujungnya. Hingga kapan?

Palestina Akhirnya Milik Suku Bangsa Khazar, Lalu Apa?

Jika akhirnya Tanah Palestina berhasil seluruhnya dikuasai oleh suku bangsa Khazar dan tak ada lagi negara Palestina, lalu apa cerita selanjutnya. Adakah upaya invasi ke delapan penjuru mata angin seperti yang dilakukan oleh para leluhur bangsa Khazar?

Atau diam-diam secara tak sadar seluruh warga bumi sudah dalam cengkeraman mereka. Lihatlah simbol-simbol, panji-panji dan logo mereka yang tersemat dalam nama-nama perusahaan raksasa yang sekarang berkuasa di bumi. Maklumat akan munculnya Kerajaan Langit sepertinya hanya menunggu waktu saja.

Friday, August 26, 2011

Tidurmu Pribadimu




Bagaimana posisi Anda saat tidur? Sebuah survey di Inggris (2008) menyelidiki 1000 orang dan menunjukkan adanya hubungan antara gaya tidur dengan kepribadian manusia.

Berikut adalah penjelasan beberapa gaya yang disurvey.

Gaya meringkuk. Ini adalah posisi paling umum terutama di antara para wanita. Mereka yang tidur dengan posisi ini dikenal berkepribadian tangguh tapi tetap peka terhadap sekitar. Mereka mungkin terlihat pemalu tapi mudah akrab. Sedikit pria bergaya seperti ini.

Gaya menyampingJika Anda tidur menyamping dengan kedua tangan di samping tubuh, Anda adalah orang yang pandai bergaul, mudah mempercayai orang, bahkan kadang mudah ditipu. Sekitar 15% orang (kebanyakan wanita) tidur dengan gaya ini.

Gaya pendoa. Sepertiga orang tidur menyamping dengan kedua tangan diletakkan di depan tubuh. Mereka dikenal berpikiran terbuka namun agak sinis, pencuriga dan keras kepala dalam pengambilan keputusan.

Gaya prajurit. Orang yang tidur dengan gaya ini tidur terlentang dengan lengan rapat di samping tubuh. Mereka disebut bersifat pendiam, tertutup dan menetapkan standard tinggi untuk diri dan rekan-rekannya. Mereka juga lebih sering mendengkur, yang membuat mereka mendapat tidur berkualitas lebih sedikit.

Gaya terjun bebas. Sebagian kecil orang tidur tengkurap, dengan bagian perut di bawah dan lengan di bawah atau memeluk bantal. Sedangkan kepala akan menghadap ke salah satu sisi. Orang dengan posisi tidur ini dikenal blak-blakan, supel dan tidak suka dikritik.

Gaya bintang laut. Jenis gaya tidur yang terakhir adalah terlentang, dengan tangan di dekat kepala. Mereka dengan gaya tidur ini biasanya adalah pendengar yang baik, suka menolong dan tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Mereka juga sering mendengkur dan kurang mendapat tidur berkualitas.

Gaya belut (sering berubah gaya). Orang dengan model tidur seperti ini biasanya tak pernah nyaman dengan hidupnya, selalu was-was, terlalu banyak pikiran, menganggap semua hal adalah tanggung jawabnya. Orang ini bukan tak punya pendirian, tetapi justru orang yang teguh dan penuh prinsip, dan tidurnya pun tak berkualitas.

Jadi, apa gaya tidur Anda? Atau punya gaya lainnya? Kalau ternyata gaya tidur tak berbading lurus dengan pribadi Anda, maka harus dilakukan riset ulang sesuai kondisi wilayah masing-masing, biar up to date.

Selamat tidur nyenyak malam ini, lalu bangun jam 2, banyak ibadah atau aktifitas lainnya yang bermanfaat, menanti malam seribu bulan.

Anak Play Group Belajar Nulis di Kompasiana




Bu Bintang begitu heran melihat Makki anaknya sedang asyik main laptop, sepertinya sedang menulis sesuatu di sebuah blog ternama nih.

Sambil membawakan botol susunya, bu Bintang duduk di samping Makki, dan melihat apa yang sedang ditulis di laptop papinya yang sedang shalat.

“Sedang apa nak??”, tanya bu Bintang.

Makki menoleh dengan senyum lucunya,”Lagi belajar nulis mami, lihat nih, bagus deh”.

Walaupun agak heran dengan apa yang tertulis di laptop, bu Bintang bertanya lagi, “Nulis apa itu sayang??”.
Jawab Makki ringan, “Ngga tahu mami, soalnya belum diajarin baca sama bu Guru”.

Wednesday, August 24, 2011

Nenek Moyangku dari Tanjung Kalian, Muntok - Bangka

Mercusuar yang merupakan salah satu saksi bisu dari sejarah maa lalu ini dibangun pada tahun 1862, dengan tinggi 56 meter oleh Belanda dengan arsitektur bergaya Inggris dan masih berdiri dengan kokoh hingga sekarang.


Pada saat itu mercusuar ini digunakan untuk memandu kapal-kapal Belanda yang akan masuk ke Pulau Bangka. Hingga saat ini mercusuar ini masih berfungsi dengan baik dan dapat memancarkan cahaya lampu sejauh 25 mil untuk memandu kapal-kapal yang keluar masuk selat Bangka.

Sebuah bangkai kapal tua Van Der Parra yang tenggelam karena dihujani bom oleh Jepang masih terkapar di tepi pantai, dan dikubur disini selama-lamanya. Selain bangkai kapal VDP ada beberapa buah bangkai kapal lain yang terdampar di pantai Tanjung Kalian ini sebagai saksi sejarah. Di sini juga dibangun sebuah monumen Perang Dunia II pada 2 maret 1993 tak jauh dari mercusuar. Monumen ini untuk mengingatkan kembali korban perang dunia II, dan tenggelamnya sebuah kapal perang sekutu di Selat Bangka tahun 1942.


Monumen itu bertuliskan: 8th Australian division, 2nd Australian Imperial Force. THIS MEMORIAL HONOURS THE HEROISM AND SACRIFICE OF MEMBER OF THE AUSTRALIAN OF ARMY NURSING SERVICE, WHO SERVED IN THE BANGKA AREA IN THE SEA AND WORLD WAR DURING THE YEARS 1942-1945. LOST AT SEA OFF BANGKA ISLAND WHEN SS VYNER BROOKE WAS BOMBED AND SUNK BY JAPANESE AIR CRAFT ON 14 FEBRUARY, 1942. SHOT AND KILLED ON RAJI BEACH BY JAPANESE SOLDIERS ON FEBRUARY, 1942.

Monumen Perang Dunia II itu khusus dibangun untuk mengenang kembali peristiwa Kapal SS Vyner Brooke yang dibom dan tenggelam di Laut Muntok. Para korban yang meninggal pada saat pengeboman berjumlah 12 orang di antaranya adalah :
Od Paschke
Mhm Dorsch
Cm Ennis
K. Kinsella
Gh Mcdonald
Ij Rsusel,
Mschuman
Am Trenerry
Mm Witton
Fritz Bakkaru

Untold Story in Tanjung Kalian, 1872

Senin pagi yang cerah, Hans sudah rapi dan siap berangkat kerja. Setelah memakai topi putihnya, naiklah ia ke atas kuda keluar pagar dan dihela dengan santai saja. Dua orang pembantunya mengiringi berjalan di belakang.
Melewati sebuah rumah tembok bercat putih menyala, Hans menoleh pada seorang gadis yang sedang menyiram kembang. Dia mendongak dan tersenyum sopan, Hans membalas dengan mengangguk dan terus berkuda menuju semenanjung desa.
Selasa pagi masih cerah seperti kemarin, kali ini Hans sendiri saja dan hanya menuntun kudanya berjalan menyusuri kebun demi kebun hingga sampailah ia di rumah tembok bercat putih menyala. Gadis itu sedang menyapu di luar pagar rumah dan menengok saat Hans melintas. “Putu”, begitu jawabnya singkat saat mereka mencuri waktu untuk berkenalan. Siang menjelang, Hans pun naik ke kuda dengan sigapnya menuju mercusuar tempat kerjanya, dengan wajah ceria dan hati berbunga-bunga.
Rabu siang ini Hans sampai di tempat kerja dengan membawa seikat bunga mawar merah pemberian Putu. Ditaruhnya rangkaian bunga mawar merah itu dalam pot tanah liat dan ditempatkan di pinggir jendela mercusuar. Dipandangnya bunga mawar itu seharian tiada jemu-jemunya hingga fajar menjelang. Pulanglah Hans membawa sepucuk mawar merah yang disematkan disakunya.
Karena seharian kemarin harus mengapur ulang tembok mercusuarnya, maka Kamis hari ini Hans agak siang berangkat kerja. Saat melewati rumah tembok bercat putih menyala, Putu tak tampak batang hidungnya. Hans menyusuri jalan desa dengan hati yang gundah gulana. Kata seorang pribumi mungkin ia sedang di balai afdeling, melatih nyanyi dan tari noni-noni cilik.
Jum’at hari ini mendung saja, Hans berangkat lebih pagi dan berkuda seperti biasa melewati rumah tembok bercat putih menyala. Putu sedang membersihkan bangku dan meja kayu di beranda, tertunduk saja hingga wajahnya tenggelam tak kelihatan, dan Hans pun lalu saja.

Sabtu adalah hari libur kerja bagi Hans, tapi pagi ini ia tampak berjalan kaki menyusuri jalan-jalan berdebu. Melewati rumah tembok bercat putih menyala, Hans melihat ke beranda, Putu duduk bersimpuh di hadapan wanita tua yang bertolak pinggang, mendongak Putu sebentar, lalu masuk ke samping rumah langsung menutup pintu. Hans berhenti sejenak di muka pagar besi, selang 10 menit ia melangkah pergi, surat yang dipegangnya erat sejak tadi dihempaskan ke tepi jalan berdebu.


Minggu di pagi buta, Hans duduk-duduk saja di tepi pantai sambil memandangi mercusuar dari kejauhan, pakaiannya basah sudah tersapu ombak. Di tangannya tergenggam seikat bunga mawar yang sudah layu. Dilemparkannya karangan bunga itu ke alunan ombak yang bergulung sangat cepat kembali ke tengah lautan lepas.
Hanyutlah ke tengah samudra, seikat bunga mawar layu yang telah diselipkan sepucuk surat coklat muda, tertulis di dalamnya sebaris kalimat, Terima kasih sudah pernah menyapa jiwaku, walaupun kini hatimu luka, andai aku punya obatnya, tak lagi mau aku pada ribuan sapa.
Beberapa saat pantai menjadi senyap, tak ada kepak camar, tak ada angin berhembus, nyiur pun enggan bergoyang, kaku berdiri diam seperti bangau. Setelah itu hanya gemuruh saja yang terdengar memenuhi angkasa, gemuruh dan gemuruh tiada hentinya. Tiga jam kemudian sunyi kembali melingkupi pagi, hanya menyisakan puing-puing dan tubuh-tubuh bergelimpangan, serta seikat mawar di tengah padang. Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, hingga abad pun berganti, tiada lagi terdengar senandung saling sapa, tanpa gadis duduk di beranda, tanpa amtenar berkuda yang menyusuri jalan-jalan bata.


Minggu pagi dua bulan silam, tsunami menyapu seisi desa, yang tinggal hanyalah mercusuar renta termakan usia, berdiri tegar menyongsong senja. Di pinggir mercusuar yang sepi, terlihat seorang lelaki menggendong bocah kecil berdiri diam dalam doa di depan sebuah makam tua yang kotor karena tsunami.

Terpahat sebuah nama HANSEN THEODORE FRITZGERALD BAKKARU IV 1847-1872, penjaga suar yang mati muda membawa cintanya hingga ke dalam kubur.

Setiap Mudik, Rumah Jadi Incaran Maling


Acara mudik memang sudah menjadi agenda rutin bagi kaum urban di ibukota. Tujuan utamanya adalah sungkem dan bersimpuh di hadapan orangtua, bersilaturahmi dengan saudara di kampung, dan pelepas rindu suasana yang berbeda dengan di ibukota.

Walau ada juga terselip keinginan untuk pamer, toh bagi saya itu manusiawi. Soalnya saya juga suka pamer kalo pulang kampung. Tapi jadi kebingungan saat ditanya oleh-oleh dari Jakarta. Biar aman, saya selalu sedia uang pecahan baru yang bisa dibagi-bagi (mudah-mudahan uang barunya pecahan 3000-an, jangan 200.000-an).

Nah, saat meninggalkan rumah untuk mudik inilah yang kadang menjadi problem tersendiri. Di beberapa tempat kadang kalau penghuninya mudik, maka saat itulah para pencuri mulai beraksi.

Saya dulu sering dimintai untuk menjaga dan merawat rumah tetangga yang sedang mudik, karena saya mungkin dianggap dapat dipercaya kali ya?? Tapi kalo buat menghadapi maling??? Saya mengajak teman agar tak sepi dan berani saat malam tiba.

Kalo tak ada yang menjaga rumah saat mudik??? Sebaiknya rumah dikunci dengan rapat dan dipasangin jebakan tradisional (pasangin panci, penggorengan, piring kaleng, atau apa aja di pintu dan jendela. Kalau ada yg berani usil akan menimbulkan bunyi yang ramai).

Bisa juga titip tengok ke tetangga yg tidak mudik. Minta tolong sedikit menengok ke rumah kalau ada apa-apa yang aneh mungkin bisa dilaporin. Kalau ada satpam atau keamanan juga bisa minta tolong ke mereka.

Selamat mudik lebaran, semoga selamat dan sehat selalu saat tiba di kampung halaman tercinta.

Catatan : Mohon tidak membawa terlalu banyak saudara saat kembali ke ibukota, satu atau dua sih ngga apa-apa.

Toilet Khusus Mertua Pikun


Megu tampak kelelahan sepulang dari stasiun Jatinegara, menjemput para saudara dan mertuanya yang sudah pikun. Rencananya mereka ingin berlebaran di Jakarta tahun ini, mau ikutan open house ke Cikeas. Belum sempat Megu duduk di ruang tamu, si mertua pikun bilang mau pipis. Megu menunjuk ke arah dapur. Pergilah si mertua pikun ke arah dapur untuk buang air kecil.

“Wiiih, hebat menantu saya ini, punya toilet yang super canggih, pas pintunya dibuka eh lampunya menyala, pas ditutup eh lampunya mati”, kata mertua pikun setelah selesai buang hajatnya.

Megu terbelalak kaget, langsung berlari ke dapur, lalu berteriak, “Bibiiiii, tolong ke mari cepat, bersihin kulkas ini, lalu jual ke tukang loak”.

Uang Benggol dan Mesin Waktu


Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dengan sedikit rasa putus asa. Kondisi ekonomi keluarganya begitu terpuruknya, apalagi lebaran makin mendekat. Saat menyusuri jalanan di bawah bypass, matanya melihat kilauan di bawah kakinya.

Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. “Uh, hanya sekeping uang benggol karatan saja”.

Meskipun begitu ia pun membawa uang benggol itu ke bank terdekat. “Sebaiknya benggol ini dibawa ke kolektor uang kuno, Pak Adji”, kata teller itu memberi saran.

Lelaki itu pun membawa benggolnya ke seorang kolektor mata uang di pinggir Jl. Pemuda. Beruntung sekali, uang benggolnya dihargai 30 ribu. Lelaki itu begitu senangnya dan langsung berjalan pulang.

Saat melewati lapak kayu bekas, dilihatnya beberapa potong kayu yang dijual murah. Dia pun membeli kayu seharga 30 ribu untuk membuat rak piring idaman istrinya. Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati kios pengrajin meja kursi ukir. Mata pemilik kios tertuju pada kayu bermutu yg dipanggul lelaki itu.

Dia menawarkan sebuah lemari seharga 100 ribu utk ditukarkan dengan kayu itu. Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Di tengah perjalanan dia melewati komplek perumahan. Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya 200 ribu.

Lelaki itu ragu-ragu dan ingin mendapat tawaran lebih. Si wanita menaikkan tawarannya menjadi 300 ribu. Lelaki itu pun setuju dan mengembalikan gerobaknya ke kios pengrajin.

Saat sampai di ujung jalan kampung, dia ingin memastikan uangnya. Ia merogoh sakunya dan melihat tiga lembar uangnya. Tiba-tiba dari arah belakang dua orang begal turun dari motor, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istrinya kebetulan tak jauh dari situ, melihat dan berlari mendekati suaminya seraya bertanya, “Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sekeping uang benggol yang kutemukan tadi pagi”.

Apa yang terjadi jika lelaki itu:

(1) tak mengambil uang gobang itu dan langsung pulang ke rumah?
(2) setelah mendapat uang 30 ribu dari kolektor langsung pulang kerumah?
(3) dari lapak kayu bekas langsung pulang ke rumah?
(4) membawa lemari itu langsung ke rumah?
(5) setelah mendapat uang 300 ribu, tak perlu memeriksa lagi uangnya, langsung pulang ke rumah?

Mungkin kejadiannya akan berbeda-beda setelah sampai di rumah. Sekali kita memutuskan apa yang akan kita perbuat maka waktu tak akan lagi bisa surut ke belakang, karena waktu bukan mesin yang bisa seenaknya diputar maju ke masa depan atau mundur ke masa lalu. Tak ada yang namanya mesin waktu, atau adakah???

Silahkan memilih, karena hidup harus memilih, dan tak memilih pun (diam saja, statis) adalah salah satu pilihan juga. Dan sang waktu akan terus berdetak, berputar, tanpa mengenal lelah, tanpa keluh kesah, menggilas apapun yang dilewatinya, baik yang diam ataupun yang selalu aktif berjalan.

Lelaki atau Perempuan yang Lebih Mudah Keriput ???


Anda semua, baik lelaki atau perempuan tentu ingin mempunyai wajah yang tidak mudah keriput terlebih yang sudah melewati usia 30 tahun. Selain posisi tidur yang salah beberapa hal bisa jadi pemicu munculnya keriput sejak dini.

Agar wajah Anda tidak cepat keriput sebaiknya hindari 6 hal berikut ini.

Cuci muka terlalu sering. Mencuci muka memang bagian dari perawatan wajah tapi jangan dilakukan terlalu sering dan bersemangat menggosok kulit wajah Anda. Sebab telalu sering cuci muka bisa menghilangkan kelembaban kulit. Lakukanlah cuci muka seperlunya saja, walaupun terasa kering wajah ini karena cuaca ekstrim saat ini.

Merokok. Seorang perokok baik perokok ringan atau pun berat, lebih cepat muncul kerutan yang bermula di ujung mata lalu akan menyebar ke dahi dan di sekitar pipi. Jadi tidak perlu terburu-buru memutuskan berhenti merokok, yang wajar saja. Walaupun dihimpit beban berat setiap harinya dengan urusan yang tak kunjung surut, merokok bagi sebagian orang bisa melonggarkan saraf-saraf yang lagi stress, tapi kalo tak mau beresiko keriput di usia muda, sebaiknya kurangi sedikit merokok saat stress.

Bobot badan. Jika tidak ingin cepat keriput sebaiknya Anda mulai menjaga bobot badan. Sebab orang gemuk cenderung kulitnya berlipat-lipat dan mudah keriput. Kalau yang sudah terlanjur berbadan besar, tak ada salahnya mulai mengikuti diet ketat. Batasi asupan makanan siap saji, tahan hasrat Anda saat jalan-jalan ke mall dan mampir di food corner.

Banyak cemberut. Jika Anda termasuk orang yang serius cobalah untuk sering tersenyum. Menurut penelitian, pengerutan muka akan cepat terjadi pada orang yang suka cemberut. Terapi yang paling mudah agar tak sering cemberut adalah berkunjung ke kompasiana, klik kategori humor, di sana akan tersaji ratusan tulisan yang akan cukup membuat Anda tersenyum. Apalagi senyum itu ibadah.

Kurang Asupan Gizi. Keriput memang tidak ada obatnya, kalau dipaksakan dengan operasi hasilnya akan membawa dampak yang kurang baik untuk kulit wajah Anda dan biayanya pun mahal. Tetapi hal ini bisa Anda cegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi.

Paparan Sinar Matahari. Menghindari sinar matahari secara langsung ke wajah bisa mengurangi dampak keriput akibat faktor eksternal, bisa dengan kacamata hitam tetapi Anda jangan asal pilih kaca mata. Jika Anda memilih kacamata yang bisa menyerap panas, justru mempercepat munculnya keriput.

Jadi Anda bisa memulai untuk memperbaiki penampilan Anda dengan menghindari kebiasaan buruk seperti di atas, dan masalah lelaki atau perempuan yang mudah keriput bergantung 6 hal di atas. Kalau ada riset lain tentang keriput, tentu bisa melengkapi ulasan ini.

Daya Ingat Sang Pelupa


Sudah tiga minggu ini, dari pagi ampe petang kami ngga makan, ngga minum, ngga ngopi, ngga ngerokok, ngga ngebakso, ngga ngomongin orang, ngga ngusilin orang, ternyata enak juga rasanya. Muba kelihatan lebih bercahaya wajahnya, lebih ringan badannya dan lebih longgar celananya.
Tapi kok sepertinya Muba sedang kehilangan sesuatu, mondar-mandir di teras musholla.
Megu : Kamu sedang cari apaan Muba???
Muba : Saya sedang mengingat-ingat sesuatu, kok susah banget ya. Apa sih yang saya lupain???
Megu : Coba deh kamu duduk bersila, ambil napas dalam-dalam, pasti deh inget.
Muba pun mengikuti saran Megu, duduk bersila dan mengambil napas dalam-dalam.
Muba : Waaah, saya inget sekarang.
Megu : Nah, betul kan, kamu sekarang sudah inget.
Muba : Saya inget sekarang. Ternyata saya itu orang yang paling pelupa rupanya.
Megu : ????? (garuk-garuk kepala botaknya yang tak gatal)
Megu pun langsung meninggalkan Muba yang sudah inget kalo dirinya seorang pelupa. Dasar pikun generik, parah banget, ternyata pelupa itu penyakit menular di negeri ini. Lupa, lupa, lupa. Pidato, pidato, pidato. Lupa, lupa, lupa.
Saat hendak membuka pintu pagar musholla, Muba berteriak, “Titip surat buat Pesinden, yaaaaa”. Dasar Muba, presiden pun dikira pesinden.

Monday, August 22, 2011

Singgah di Negeri Para Pelacur


Genap sudah satu putaran galaksi lamanya planet bumi ini dihuni dan ditinggali, saatnya dikirimkan utusan dari langit untuk berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya. Dipilihlah setitik nur abadi dan dibentuk menjadi seorang pengembara berperawakan tinggi tegap, tetapi tak bisa melihat, tak bisa mendengar dan tak bisa bicara, sehingga diberinya tunggangan kuda sembrani putih bercahaya yang serba bisa. Untuk menemani selama perjalanannya, diajaklah sembilan orang terpilih yang nantinya akan diturunkan di tiap-tiap negeri yang disinggahi.

Pada saatnya tiba, melesatlah mereka turun ke bumi persada dengan diiringi dentuman besar yang memenuhi seantero jagat raya. Terang benderang sudah atap langit, menebarkan debu dingin dan kehampaan. Jejak lintasannya bagai pelangi di tepi danau.

Sang Pengelana dan Sembilan Penunggang Kuda Hitam mendarat di suatu negeri antah berantah. Keadaan negeri ini begitu indahnya, hijau royo-royo, kaya makmur, gemah ripah loh jinawi, rakyatnya sejahtera, pemimpinnya adil, tak ada polusi, tak ada kejahatan, mereka hidup damai turun temurun. Hanya satu hal tak ada di negeri ini, sandaran vertikal pada Sang Kuasa, mereka lebih nyaman dengan kehidupan harmonis dengan sesama makhluk dan alam raya. Sang Pengelana menunjuk satu orang untuk menetap di sini, seorang berbadan pendek, berwajah rusak, tubuh penuh luka, penyakit dan perangai yang buruk, tapi berjiwa luhur penuh kearifan budi. Setelah itu Sang Pengelana dan pengiringnya melanjutkan perjalanan.

Sampailah mereka di negeri yang gersang, tandus, panas menyengat, tak banyak pohon tumbuh, rakyatnya tinggal di rumah-rumah batu, pemimpinnya keras, gemar berperang. Dua orang diminta menetap di sini oleh Sang Pengelana, satu orang yang pandai berbahasa dan berbadan rupawan, satu orang lainnya penguasa segala ilmu alam, tanaman dan hewan. Setelah memberi salam pada sang pemimpin, pengelana pun melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan Sang Pengelana berhenti di suatu rimba maha luas dan membuat tenda untuk istirahat. Tak lama mereka istirahat, ramai orang singgah juga sehingga meruah orang membuat tempat istirahat dari yang sederhana hingga yang bak istana. Merasa cukup istirahat, Sang Pengelana melanjutkan perjalanan, dua orang pengiringnya yang pandai membuat senjata dan gemar menyanyi menari, meminta tetap tinggal di situ, sisanya ikut Sang Pengelana.

Persinggahan berikutnya adalah sebuah negeri yang miskin, pemimpinnya pemalas, pejabatnya pandir dan lugu, rakyatnya hidup menderita, alam pun tak bersahabat, tanahnya tak bisa ditanami. Hanya satu andalan negeri ini, seorang peramal renta yang selalu mendongengkan masa depan yang gilang gemilang penuh harapan. Sang Pengelana hanya melewati negeri ini, dan ditunjuk tiga orang pengiringnya untuk tetap tinggal di negeri ini. Pengiring yang satu pandai melukis alam, yang lainnya pandai sihir, dan yang ketiga bengis dan sadis perangainya.

Selama perjalanan menuju negeri terakhir, Sang Pengelana ditemani seorang pengiring yang selalu saja bercerita tentang semua negeri yang disinggahinya. Tak ada lelahnya ia berceloteh, pun saat tertidur di atas kudanya. Kadang sambil berjalan ia sempatkan menuliskan semua negeri yang dilalui dalam lembar-lembar ilalang yang tumbuh lebat di tengah padang.

Negeri terakhir yang disinggahi cukup bersahabat sepertinya. Penduduknya ramah, para pejabatnya hidup berkecukupan dan bermewah ria, pemimpinnya berwibawa, banyak gedung pencakar langit dibangun di tengah kota, kendaraan super canggih berseliweran, rumah-rumah ibadah didirikan di tiap sudut kota. Sepertinya tempat yang bagus untuk menetap bagi Sang Pengelana.

Tapi apa nyana apa mau dikata, baru sehari tinggal di sana, sudah terlihat tabiat asli penduduk negeri ini, tiap saat ada saja rakyatnya yang saling caci maki, saling tuduh, saling curiga, semua pejabatnya begitu korup dan gila harta, aturan begitu banyak dibuat, di tempel di setiap dinding-dinding gedung tinggi, entah untuk siapa, entah apakah dibaca atau dicerna.

Di negeri ini tak ada tempat bagi kebenaran, siapa berani jujur maka silahkan masuk dalam kubur, tak ada ruang untuk orang beriman dan tak ada jabatan bagi orang berhati lurus, agama hanyalah sebagai hiasan dan pakaian pemanis rupa, pemimpinnya asyik masyuk saja di istana megah dipenuhi para punggawa bermuka seribu. Mereka semua melacurkan diri pada nafsu, harta dan jabatan. Sungguh negeri para pelacur dan bersiaplah untuk hancur, kata sang pengiring sesuai nubuat Sang Pengelana.

Dipanggilnya semua pengiring Sang Pengelana ke negeri ini, rasanya tak cukup satu orang memperbaiki keadaan negeri para pelacur. Tiap satu pengiring memperbanyak diri menjadi sembilan orang, dan tiap satu orang yang terbentuk, memperbanyak lagi menjadi sembilan pengiring baru, begitu seterusnya, seterusnya dan seterusnya, hingga penuhlah negeri ini oleh pengiring utusan dari langit. Tapi apa lacur, negeri ini tak ada keinginan untuk menjadi negeri yang jujur dan penuh syukur, mereka lebih suka menjadi negeri para pelacur.

Akhirnya Sang Pengelana dan seluruh pengiringnya memutuskan untuk meninggalkan negeri ini, melesat kembali menuju Kerajaan Angkasa Raya, biarlah Sang Raja Langit yang menuliskan nasib negeri para pelacur dalam kitab besar yang diletakkan dalam pangkuan tahta langit. Baik dan buruknya negeri para pelacur diserahkan kepada perilaku rakyat dan pemimpinnya, mau berubah atau tidak, mereka boleh memutuskan.

Sang Pengelana kembali ke asalnya, sirna dalam cahaya ketiadaan. Dia hanya hadir dalam relung-relung hati bocah kecil yang lincah berlarian di tengah hamparan bunga aneka warna, bocah kecil yang selalu bersenandung tentang keabadian.

Thursday, August 18, 2011

Perempuan Tanpa Lubang Hitam


Setiap pencari keagungan sejati akan selalu berputus asa dalam balutan peluh meluruh tubuh, dan ketika ditanyakan mengapa, jawabnya singkat saja, “Demi lubang hitam”. Akhirnya pertanyaan lebih dalam lagi dilemparkan kepada musafir yang melintas, seorang pencerah pun hanya mampu bercerita singkat juga, “Aku bolak-balik tubuh besar seorang perempuan pemetik bintang, dia dingin angkuh berdiam saja sambil komat kamit mulutnya, payah, tidak ada lubang hitam.”

Lubang Hitam?

Yang mereka tahu lubang hitam adalah rumah mengerikan karya imajinasi maestro Steven Hawking. Yang kami tahu lubang hitam adalah rumah terakhir bagi bintang-bintang di jagat semesta tak bertepi yang selalu mengitarinya dan akan segera masuk terhisap ke dalamnya. Rumah terakhir bagi bintang-bintang yang mulai sekarat dan mati dalam pengembaraannya. Pada kepercayaan orang-orang masa silam, lubang hitam adalah tangan-tangan Sang Surya sembahan mereka yang hidup hingga kini di dalam kuil-kuil Matahari. Ribuan tahun lalu, bangsa-bangsa Mesir Kuno sudah melaksanakan ritual puasa untuk menghormati dewa mereka, para pendeta dan pembantu-pembantunya menghadapkan sujud mereka pada Matahari Maha Besar, Tuhan Agung Segala Dewa. Hanya satu bintang tersisa nantinya, Matahari Perkasa, selebihnya terhisap oleh lubang hitam.

Sang Pencerah pun terpaksa ikut menghardik perempuan besar itu untuk mencari lubang hitam miliknya. “Serahkan lubang hitammu!” Dengan sombong perempuan itu memamerkan sejumput gelap yang dijaga Sembilan Ksatria Penunggang Kuda Hitam. “Jadi benar, kau tak punya lubang hitam di jantungmu, tempat tautan hati laki-laki yang akan mengitari jantungmu untuk menyerahkan bintang terangnya kepadamu? Atau mungkin tak pernah ada Dentuman Besar di jiwamu?”

Perempuan tanpa lubang hitam itu menangis. Dia pikir selama ini lubang hitam yang dicari laki-laki adalah sejumput gelap yang dijaga Sembilan Ksatria Penunggang Kuda Hitam di tubuhnya, ternyata bukan. Sekali-kali bukan. Lubang hitam itu adalah sebentuk ketiadaan yang terlahir dari seberkas nur ketiadaan.

Lubang Hitam (The Black Hole) itu ternyata secara spirit adalah inner beauty bagaimana seseorang yang tak putus memaknai kehidupan di jagat raya, tentang semesta hati yang maha luas karena ucapan syukur yang mengalir deras tiada henti, yang ringan raga karena ikhlas atas segala daya upaya pada Sang Pencipta, tidak ada secuil pengharapan yang sifatnya nafsiah saja, hati yang merdeka dari bertebarannya aneka thoghut buatan pikiran manusia, dan kepasrahan total yang terikat kuat pada Illahi Robbi.

1313676499995054100
The Rouge Black Hole (google.com)
Lubang hitam diperuntukan bagi jiwa dan raga yang merasa merdeka pada ikatan masa lalu, ataukah masih merasa belum merdeka hingga akhir masa nanti??? Lalu ke mana dan di manakah lubang hitam itu kini berada??? Atau tak ada lubang hitam ternyata, dia hanya bersemayam di dalam kepala para pengembara kesepian saja???

Tuesday, August 16, 2011

DVD Bajakan Film Transformers Dark of The Moon


Saat mampir di rumah seorang teman, saya lihat ada setumpuk DVD film-film barat. Dan saat saya tanya beli di mana, katanya di PGC banyak tuh dan murah meriah lagi cuma 7000 perak.

Penasaran saya pinjam satu. Film Transformers.


Pas menit pertama diputar kok ada yang aneh sama gambarnya, seperti ada gambar bayangan orang melintas, mirip sedang nonton di bioskop, dan tittle sequent-nya pake huruf Cyrillic, aneh. Makin aneh lagi saat ada dialog dalam bahasa Russ, dan teks terjemahannya pake bahasa Melayu.

Wah ini rupanya yang namanya DVD bajakan. Ngga enak banget nontonnya. Saya langsung matiin dan kembalikan lagi ke yang empunya.

Terima kasih atas pinjaman DVD bajakannya. Ngga lagi-lagi dah nonton film dari DVD bajakan.

Monday, August 15, 2011

Malam Pertama, Darah Pun Tercecer di Mana-mana


Setelah sebelas tahun berpacaran, Omar dan Melinda pun memutuskan untuk melangkah ke jenjang berikutnya yang lebih serius : PERNIKAHAN. Persiapan pun dibuat untuk perhelatan akbar itu, undangan dibuat semewah mungkin, catering dari tempat ternama, ditangani EO ngetop, MC-nya Ferdi Hasan dan Tina Talisa, sewa gedung di Sudirman Plennary Hall, gaun pengantin buatan Itang Yunaz, sewa GS Fotografer, hiburan nanggap OVJ, pokoknya sudah sedia 7M buat suksesnya acara ini.

Dan pesta pun berjalan meriah dan sukses. Walaupun harus berdiri dua jam lebih, tapi Omar dan Melinda tampak bahagia. Apalagi Omar, yang sepertinya udah kebelet nahan selama ini.

Setelah selesai acara mereka pun naik ke mobil Limousin putih yang berhias pita putih, bunga mawar warna putih dan pink. Meluncur menuju Villa Mertua Indah ditemani kawan dekat dan orang tua, jaga-jaga siapa tahu pas lagi malam pertama ngga tahu caranya.

Tiba di villa, Omar dan Melinda langsung menyerbu kamar pengantin yang begitu indah menawannya, sementara teman-teman dan orangtua mereka berkumpul di ruang tengah menyimak berita Buka Shaum Bersama Nazaruddin di Mako Brimob.

Baru tiga menit mereka di dalam kamar, tiba-tiba terdengar teriakan Melinda, “ Aaauwww”, sambil berlari keluar kamar, “Mama, … Omar minta dihisaaap, tolong dooong!!!”.

Anggie, shohib karib Melinda dan orang tua mereka pun berhamburan ke kamar pengantin dan melihat Omar sedang terlentang di tempat tidur. Anggie pun terpekik terkejut, “Haduuuh, panjaaang dan besaaar!!!!”, dan dengan sigap Anggie langsung menghampiri Omar lalu menghisapnya, sruput, sruput, dan segera disemprotkan keluar, cuiih.

Syukurlah, untung racunnya belum sempat menyebar di kaki Omar. Di lantai kamar, seekor ular telah mati dengan kepala hancur dipukul oleh Omar, darahnya tercecer di mana-mana.

Sunday, August 14, 2011

Penjaraku, Kuburku


Dia akhirnya memilih tinggal di penjara kubur demi sebuah mimpi berpoligami
Dia lelah menggapai layang-layang poligami impiannya yang putus diterjang badai
Dia memang memiliki cinta yang berlimpah yang selalu bergolak tumpah
seperti sumur artesis, tapi entah mengapa di dunia orang hidup, dia kalah
Di dunia orang hidup,
Tak bisa berpoligami tanpa memiliki banyak rumah
Tak bisa berpoligami tanpa iman dan immamah
Tak bisa berpoligami tanpa sabar dan tabah
Tak bisa berpoligami tanpa bodoh, dan
Tak bisa berpoligami tanpa sumpah serapah.
Demi sebuah cita-cita berpoligami akhirnya dia menepi di penjara kubur
Ahh, apa bedanya berpoligami dengan bidadari, peri, diva, devi atau orang mati!
..
Dia puas beristri mantan bintang-bintang cantik pujaan hati
di sini di penjara kubur orang mati

Habis Lebaran, Nazaruddin Dihadapkan ke Regu Tembak


Setelah selesai rapat marathon yang digelar dari isya hingga sebelum imsak, maka dewan kabinet bayangan Indonesia Tak Bersatu Jilid 3 mengambil satu keputusan. Dibacakanlah hasil keputusan yang sudah bulat mufakat tersebut oleh begawan Durno berambut putih semua :

“Setelah memperhatikan, menimbang dan mendengarkan usulan-usulan dari para pejabat yang mulai ketar ketir hidupnya, maka sekretariat kabinet bayangan memutuskan : AKAN MENGHADAPKAN NAZARUDDIN KE DEPAN REGU TEMBAK, sehari setelah Lebaran”.

Anggota regu tembaknya adalah : Nunun Nurbaiti, Miranda Gultom, Melinda Dee, Mindo Rosalina, Anggie, mbak Sri, dan semua pria & wanita yang sangat jatuh cinta dan tergila-gila sama Nazaruddin, seperti saat kedatangannya tadi malam di gedung KPK.