Tuesday, July 15, 2014

PRABOWO KINI DIDUKUNG 8 LEMBAGA SURVEY OPORTUNIS

Pilgub Bali 2013 CURAAANG!!! Pilpres 2014 NGARAAANG!!!

Tim Pemenangan Jokowi-JK menemukan dugaan akan berulangnya pola kecurangan di Pilgub Bali 2013 lalu yang diaplikasikan di tingkat nasional saat Pilpres 2014.

Dugaan itu muncul setelah Tim Jokowi-JK memperhatikan adanya kecenderungan hal itu akan terjadi saat rekapitulasi suara pilpres 2014 berlangsung.

"Kami melihat ada pola penggembosan suara yang mirip-mirip terjadi di Bali. Jadi ada penurunan suara secara sistematis dari TPS menuju kecamatan melalui manipulasi formulir C1," ujar Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK, Andi Widjajanto, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/7).

"Kita akan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya."

Di Bali 2013, kata Andi, pihaknya menemukan modus manipulasi angka perolehan suara di formulir C1 di tiap tingkatan perhitungan suara hingga ke KPUD.

Suara pasangan Puspayoga-Sukrawan yang diusung PDI-P saat itu unggul di perhitungan awal, semisal 15 ribu suara, lalu di tingkat selanjutnya menjadi 7500, dan di tingkat akhir menjadi 600-an saja. Di Bali kala itu, kata Andi, KPUD tidak mengizinkan para saksi memeriksa formulir C1 hingga ke bawah.

"Mereka hanya berpatokan pada keputusan KPUD. Kami tidak mau Indonesia menjadi 'Bali Kedua'," kata Andi.

Bila taktik demikian diaplikasikan ke wilayah-wilayah Indonesia yang padat penduduk seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, menurut Andi, maka penurunan suara Jokowi-JK akan sangat signifikan.

Siasat demikian juga bisa diaplikasikan di wilayah yang menjadi basis Prabowo-Hatta untuk semakin menurunkan raihan suara Jokowi-JK, seperti di Banten, Jawa Barat, dan Sumatera Barat.

Andi melanjutkan Jokowi akan secara intens membicarakan solusi untuk menangkal kejahatan demikian dengan para anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK.

Hingga sejauh ini, Andi Widjajanto masih yakin akan memenangkan Pilpres sesuai hasil quick count lembaga-lembaga survei.

"Kami sangat yakin kami tetap menang," ujar Andi.

Pertemuan Jokowi dan Megawati berlangsung tertutup. Pertemuan berlangsung dari pukul 15.30 WIB hingga 16.50 WIB. Saat keluar dari kediaman Mega, Jokowi membuka kaca mobilnya. Namun, ia hanya tersenyum saat ditanya maksud kedatangannya.

JOKOWI PASTI MENANG HARGA MATI, BERANI BANTAH GUE LIBAS

Sejumlah lembaga survei memang mengunggulkan Joko Widodo. Namun dia harus berlapang dada menerima kalau hasil penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum menunjukkan sebaliknya.

"Saya berharap Jokowi jangan jadi pangeran sengkuni seperti dalam kisah Mahabarata apabila nanti kalah," tegas Ketua Umum Gerda Muda Nasional (GMN) Kuntum Basa (Selasa, 15/7).

Kuntum mengungkapkan demikian karena Jokowi belum pernah menyatakan akan menerima apapun hasil Pilpres 2014 ini. Berbeda dengan Prabowo Subianto, yang sudah sering menyampaikan akan menerima pilihan rakyat.

Menurut Kuntum, Jokowi bukan sosok kesatria. Hal ini terlihat saat beberapa kali debat capres.

"Dia tidak akan mengakui kehebatan lawan ketika dia dalam posisi kalah. Sulit negara ini dipimpin sosok Jokowi. Kita tidak boleh kalah dalam sesuatu hal. Namun tidak boleh berkilah ketika melihat kebenaran," kata Kuntum mengingatkan.

Menurutnya juga, apabila hitung cepat dari lembaga survei berbeda dengan hasil penghitungan manual KPU, lembaga tersebut harus diberikan hukuman, bahkan pembubaran.

"Hal ini harus ditegakkan demi menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran. Asas penelitian harus ditegakkan dengan mendahulukan kepentingan kebenaran, bukan atas asas benefit oriented. Dan sebaliknya pemerintah harus memberikan penghargaan bagi para lembaga survei yang benar-benar berhasil dengan temuannya," demikian Kuntum.

Oleh-oleh dari Brazil

TAI KUCIIIING.......

Menang Umuuuk... Kalah? Dia CURAAANG!!! Ogah TANDA TANGAAAN!!!

MENTAL PKI SINTING