Thursday, December 27, 2012

Bocah Kecil dan Sebuah Lubang di Batas Kota

bocah itu kini bisa kembali bermain-main lagi di tembok batas kota. tembok batas negara juga.
seminggu lalu kotanya dibombardir dan banyak menyisakan lubang di mana-mana. juga di tembok di batas kota tempatnya biasa bermain.
bocah-bocah itu tak takut oleh rudal penyebab lubang di tembok itu.
"hey.... jangan main di dekat lubang situ.....", kata serdadu.
"mari ikut aku ke lubang yang satu", kata wanita perayu.
teguran dari serdadu atau dari wanita perayu, itulah musuh sesungguhnya.

Kabut Mulai Turun di Alas Roban

sepeda kukayuh makin cepat karena aku mulai memasuki kawasan pohon rindang di kiri kanan. dan kabutpun mulai turun menyelimuti Alas Roban.
bungkusan yang kubawa harus segera sampai ke ujung hutan. tepiannya adalah jurang yang dalam tak berdasar. apa yang jatuh ke sana tak akan bisa kembali lagi dengan utuh.
sepeda makin cepat kukayuh karena aku merasa ada jutaan mata mengawasiku. tapi tekadku sudah bulat untuk membuang bungkusan ini ke jurang.
sampai di sana ada seorang lelaki yang tampaknya sudah menunggu sejak sore tadi.
"serahkan bungkusan itu"
"tidak. hanya jurang tempat yang layak"
"biarkan aku merawatnya"
.
.
bungkusan itu akhirnya jatuh ke tangan Sangaji. tetapi aku menyeburkan diri ke jurang bersama sepedaku. biarlah bayiku dirawat Sangaji dan istrinya. tetapi aku akan terus mengawasinya di sini. di Alas Roban.
.
.
kring... kring.... begitulah bunyi sepedaku saat melayang di jurang.

Kuntilanak Cantik Pencuri Celana

ini kali ke-39 aku kehilangan celana. pulang dari telaga hanya memakai boxer saja. dan senyum mesum para tetangga terutama para janda makin senang wajah dan bibirnya. mereka menelan ludah saat aku melewati pagar rumahnya. kadang ada yang siap sedia dengan kamera dan handycam di tangan kirinya.
.
.
hoooy..... si konde lewaaat.....
.
.
konde? sampai saat ini tak ngerti aku mengapa dipanggil seperti itu. hanya mereka yang tahu.
.
.
sementara itu di sebuah petak kontrakan, dua gadis tertawa-tawa mengamati tumpukan celana khaki yang diambilnya dari tepi telaga sebulan terakhir ini.
"bagus kerja kalian. ini upahnya. nanti kembalikan semuanya. kasih ke ibunya"
si janda dan dua gadis itu kini tertawa-tawa melihat rekaman gambar dan video si gimbal. mata mereka hanya tertuju pada bagian boxer saja dan benda yang menggelembung bergerak ke kiri ke kanan saat si gimbal berjalan cepat menuju kamar kontrakannya di paling ujung.

Sujud Kemenangan

di tivi sering ada lomba, kontes, dan ajang lainnya. aku suka bagian finalnya. saat pengumuman juaranya. lihatlah ekspresinya. ada yang menangis. ada yang melongo. ada yang membuat tanda di dadanya. dan ada yang sujud mencium bumi.
ekspresi spontan dan reflek kelihatannya. tapi bagiku itulah topeng yang baru saja dipakai, menutupi topeng lainnya.
adakah yang bersujud mencium bumi ketika ada stempel merah di dahi para koruptor? atau stempel yang mengikat kaki, tangan, dan kepala temannya?
stempel murahan yang bisa dibeli di pinggir jalan. hanya memuaskan nafsu sesaat dan sesat. atau seperti biasa ini hanya kamuflase belaka?
aku kira iya. tak ada yang nyata di dunia maya.
atau cuma aku yang tak nyata?

Gadis Bermata Sipit Penjaga Lotus

"silahkan kakak. mampirlah barang sejenak"
aku hanya tersenyum. melanjutkan langkahku menuju langgananku. favoritku. gadis sipit yang miskin senyum tapi baik hati.
"hallo abang gimbal. mau cari apa ya?"
"tablet. tablet terbaik yang nci punya"
"ini abang. keluaran paling baru"
"aku percaya nci dan makin percaya jika diberi harga yang jitu. sebutkan harganya. sekali saja. tak suka aku bolak balik menawar. nci tahulah itu. oh ya, harganya berikut anti gores, memori 8G, case dan batere cadangan. berapa lembar yang harus aku berikan untuk semua itu?"
"25 lembar saja abang"
"okey. deal....."
"silahkan diminum lemon teanya abang. sebentar kami bungkuskan ya...."
"dan ini untuk upah membungkusnya"
"makasih abang. kalau perlu apa-apa datanglah ke kios Lotus kami, abang"
ya. memang aku berencana ke sini lagi. tapi barangnya baru lounching dan dilepas ke pasar tiga bulan lagi.
akulah si gimbal. maniak gadget. atau budak gadgetkah?

Bangkai Kodok di Pinggir Empang

sejatinya ini adalah sambungan post sebelumnya. jika disebut empang itu berarti telaga. ingat.... TELAGA.....
(empang empang empang empang..... sekali empang tetep empang)
akupun melonjorkan kakiku. kubuka khaki yang baru seminggu kubeli. takut kotor sodara-sodara. makanya aku bawa boxer. mudah-mudahan ngga ada yang ngintip saat aku pakai boxer.
(hueek....... kisut gitu aja dipamerin. bujang lapuk dengan perkutuk tengik yang busuk menggantung)
.
.
begini ceritanya......
.
.
kung... kung... grok... grok...
kung... kung... grok... grok...
dan orkestra pun dimulai.
.
.
grok... grok... kung... kung...
grok... grok... kung... kung...
dua irama yang terus berulang. menentramkan jiwa hampa ini yang tiap hari hanya kerja. kerja. kerja. kerja. entah untuk apa. entah untuk siapa. entah sampai dimana. sampai kapan. entahlah.
.
.
kung... kung.... grok... grok....
kung... kung.... grok... grok....
.
.
kung... kung.... gwek... gwek...
.
.
hening. lalu hening. ada apa gerangan? rupanya ada satu kodok bersuara parau. tak mengikuti irama simfoni. mengacaukan kesyahduan tepi senja.
sang pemimpin memberi isyarat.....
.
.
kung.... kung.... gwek.... gwek....
.
.
tahulah kini siapa si pemilik suara sumbang, parau dan galau.....
lalu tanpa isyarat kedua, semua kodok langsung membantai si suara parau hingga mati. mati. mati untuk kedua atau ketiga atau keempat kalinya.
bangkainya mengapung ke tepi telaga (empang bagimu).
.
.
dan orkestra pun dimulai lagi. kali ini lebih ceria. lebih membahana. lebih penuh sukacita.
.
.
dari tepi telaga, suara parau lainnya siap mengguncang dunia.

Mati Dikeropok Gerombolan si Berat

seperi biasa sepulang kerja aku singgah ke telaga yang tak jauh dari pabrik gula. telaga yang penuh pesona dan menyimpan banyak cerita.
(apa? telaga? heh, jangan ngelindur brooh. sejak kapan empang dibilang telaga. empang butek banyak lumutnya lagi)
bagiku itu tetap telaga yang mampu menghilangjan dahaga dan nafsu angkara.
(empang ya empang. bau bangkai dan limbah pabrik)
satu sensasi saat duduk di bibir telaga adalah mendengarkan simfoni dan orkestra dari para musisi kelas dunia.
(suara kodok ngorek itu brooh)
dan suara parau tanpa wujud, tanpa jiwa, tanpa cinta.
(bersambuuuuung........)

Piramida Ternyata Pusat Judi Terbesar di Dunia

ngga percaya? tanya mbah loe yang bernama google. gimana? masih ngga percaya?
what's? loe nemu fakta itu di Las Vegas? coba gali lebih dalam. gimana? dapat?
apa? loe bilang piramida dibangun dengan mempertaruhkan harta karun terbesar di dunia dengan mengorbankan jutaan budak di dalamnya? yang terbanyak budak yahudi. puluhan budak yahudi dibiarkan hidup tapi sudah dicuci otaknya. makanya sekarang mereka jadi hebat.

Desain Kotak-Kotak Windows 8 Asalnya dari Jawa

hiasan itu menempel di dinding sejak 21 tahun silam dan boss microsoft waktu itu sempat singgah di museum dan melihat koleksi ini.
jadilah Windows 8. tapi pihak KLM yang pertama kali mengklaim kalo W8 mencontek wall di lobby counter tiket markas KLM.
who know's?

Maho si Gembala Onta

kamis siang tadi agak ramai, tepatnya di alun-alun pasar dekat el-Dahn. ada seorang pemuda asing dipancung kepalanya, karena melanggar hukum yang berlaku di gurun sana.
pemuda asal asia jauh itu kerjanya sebagai gembala onta. ia datang dan bekerja di gurun dikirim oleh agennya. sang majikan memutuskan si pemuda bekerja di gurun mengurusi onta-onta.
tapi akhirnya diketahui selain memberi makan, menggembala dan memandikan onta, pemuda itu ternyata suka melakukan aktifitas yang melanggar hukum di gurun sana. dan hukum pancung ganjarannya.
sudahkah anda menggembala onta hari ini?

Yang Lima Menggenggang yang Satu

ini hanya ada di belantara Peru sodara-sodara. gak jauh dari Lima, di hutsn rawa yang ganas terbyata bisa dijumpai katak terkecil di dunia. lima meremas satu. lima menggenggam satu. lima mencekik satu. dan ini hanya ada du Lima.
telur-telurnya langsung diamankan untuk dibiakkan dan dilestarikan.
sudahkah anda lima memegang satu hari ini?

The Blue : Generasi ke-9, Generasi yang Hilang

ada sebutan lain untuk aku dan gerombolanku. generasi biru. generasi yang hilang. di tiap generasi selalu saja ada generasi biru : The Blue. kalau para klan berkumpul maka kami tak perlu saling bertemu, karena pikiran kami sudah menyatu : The Blue.
kami menyebar dan kami ada hampir di tiap-tiap sudut planet ini. terlebih dengan smartphone di tangan. tak ada yang kuasa menghalangi dan melenyapkan kami. The Blue.
sudahkan anda biru hari ini?

Generasi Terakhir Ternyata Hitam Kulitnya

kemarin berjumpa dengan generasi ke 8 di pinggir ibukota. ternyata hitam kulitnya, mungkin karena dari garis ibu moyangnya.

Berkumpulnya Klan Bakkaru

tak banyak yang tersisa di muka bumi ini. satu persatu sudah menghilang dan pergi. dan akhir tahun ini hanya beberapa yang akan berdiri mengelilingi mercusuar tua tempat di mana nenek moyang kami dulu bekerja.

Main Ayunan Yuuuk.....

ini bukan ayunan biasa. hanya bisa dinikmati di negeri nun jauh di sana. atau kalau masih berkeras mencoba, buks saja Photoshop CS6+.

Lukisan Buram di Rumah Calon Presiden

tiap terdengar nama mencuat ingin jadi presiden maka tangan langsung meraih mouse dan mengarahkan ke google. seabrek data pun muncul tentang sang calon.
tak berhenti di situ, informan pun disebar mengorek sisi terkelam calon presiden. lalu langsung tersebar di media tentang potret lusuh dan lukisan buram masa lalu sang calon.
tak cukup di situ jerat pun dipasang, umpan harta, tahta dan wanita yang menjadi hobinya.
berminat nyapres?

Semuanya Pasti Akan Murah Pada Waktunya

"sudah bu. berapa semua?"
"jigo aja, omJoe"
"murah amat, bu"
"kan sesuai kebijakan pemerintah. penyebutan ribu dipotong atau tak disebutkan"
"bisa aja bu warteg nih. kalo beli barang jadi kelihatan murah ya...."
"tapi bujan murahan. kayak gadis jaman sekarang. atau kayak pejabatnta yang juga murahan moral dan imannya"
.
.
.
Mataram, 31 Desember 1970.
ketika uang logam 1 rupiah begitu tinggi nilainya.