Isu Larangan Jilbab di Bali: Umat Hindu Junjung Tinggi Toleransi
BY FITRA FIRDAUS · AUGUST 18, 2014
Isu larangan jilbab di Bali belakangan menyeruak dan dianggap melebihi porsinya. Disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Ida Bagus Yudha Triguna, faktanya tidak demikian. Umat Hindu Bali tetap menunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Isu pelarangan jilbab ini awalnya muncul pada Ramadhan tahun ini. Ketika itu perusahaan-perusahaan BUMN merilis surat kepada karyawan agar mengenakan pakaian muslim. Dalam hal ini terjadi kesalahpahaman karena ada yang mengira semua karyawan akan mendapatkan perlakuan serupa. Padahal, mayoritas penduduk Bali bukanlah muslim.
Berawal dari hal ini, The Hindu Center of Indonesia menyampaikan keberatan kepada pihak terkait. Dari sinilah kemudian kepala BUMN di Bali meniadakan surat tersebut. Busana muslim tidak diwajibkan untuk semua karyawan.
Respons terhadap isu larangan jilbab di Bali ini cukup masif. Berbagai pihak menyuarakan pendapat yang beragam pula menyangkut isu toleransi umat beragama.
Disampaikan Dirjen Bimas Hindu Kemenag kepada detik, “Ini yang saya tekankan kepada kawan-kawan … Secara keseluruhan kawan Hindu di Bali tetap sangat toleran terhadap kawan-kawan lain untuk melaksanakan keyakinan dan agamanya.”
Ditegaskan pula oleh Ida Bagus Yudha Triguna bahwa pada dasarnya setiap warga berhak melaksanakan kegiatan ibadah dan mengekspresikan keyakinannya. Meskipun demikian, dalam melakukan hal tersebut seseorang hendaknya memperhatikan pula lingkungan di sekitarnya.
“Secara normatif setiap, warga negara diberikan hak untuk melaksanakan ibadah dan keyakinan tapi juga tentu kita harus melihat kondisi wilayah. Jadi kalau misalnya di sebuah masyarakat yang mayoritas pemeluk agama tertentu harus menghargai eksistensi yang bersangkutan.”
Foto: itookuciwawa.blogspot.com
Sumber berita: detik.com
.
.