Pak Prabowo yang saya hormati.
22 Juli nanti adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa ini. Sebab, saat itulah klimaks dari bangsa yang sudah terbagi, sejak pak Jokowi maju sebagai Capres beberapa bulan lalu.
Sebelum di hari itu, memang belum ada yang layak di sebut pemenang, karena memang hanya KPU lah yang layak menyebut siapa pemenang Pilpres, bukan lembaga-lembaga survey yang sangat membingungkan itu.
Pak Prabowo yang saya hormati.
Saya tahu bapak tertekan, terlebih saat deklarasi kemenangan pasangan No Urut 2 yang hanya berdasarkan Hitungan Cepat. Saya juga tahu, bahwa bapak muak saat suara-suara sumbang dari mereka yang berlagak pintar menyuruh bapak menyerah, dan diam. Padahal, saya tahu bapak adalah kesatria, dan kesatria pantang menyerang sebelum kalah.
Musuh-musuh bapak sangat luar biasa. Mulai dari elit-elit politik, publik figure sampai mayoritas media, sehingga penggiringan opini untuk membenci bapak begitu cepat ke lapisan terbawah negeri ini.
Pak Prabowo yang saya Hormati.
Bapak belum kalah. Dan saya yakin bapak juga berpikir demikian, peluang bapak masih sama besar dengan Jokowi. Satu hal yang saya ingin sampaikan kepada bapak (jika bapak mendapat mandat dari rakyat). Yakni, mengingat begitu beratnya tekanan dari sana-sini ke bapak, saya harapkan jangan ada dendam di hati bapak kepada mereka. Saya harap, bapak mengerti kalau mereka hanya korban doktrinisasi.
Tetaplah dalam keyakinan bapak, bahwa negara ini adalah negara yang Demokratis. Tanpa intimidasi, sekalipun pada lawan yang keji.
Terima Kasih.