TEMPO.CO, Sampang - Sekertaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Nurrahmad mengakui tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak berdaya di Kecamatan Ketapang pada pemilu presiden 9 Juli 2014. Di 17 tempat pemungutan suara di Kelurahan Ketapang, Jokowi-JK tidak memperoleh suara alias nol. "Ya memang di sana kami tidak mampu, memang suara Jokowi nol," kata Nurrahmad, Senin, 14 Juli 2014. Penyebabnya, ujar dia, di Kecamatan Ketapang ada tokoh masyarakat yang bisa mengendalikan mayoritas warga setempat. Menurut Nurrahmad, pengaruh sang tokoh yang tidak disebutkan namanya tersebut semakin kuat karena banyak keponakannya menjadi kepala desa di Ketapang. "Kalau si tokoh bilang A, semua pasti A. Kami sadari itu sejak awal," tuturnya. Menurut dia, tangan besi sang tokoh ini tidak hanya pada pilpres 9 Juli lalu, tapi juga pada pemilu bupati, gubernur, dan legislatif. Semua calon yang didukung tokoh tersebut pasti meraih kemenangan mutlak di Ketapang. Bedanya, kata dia, jika pada pesta demokrasi selain pilpres, para calon yang tak didukung sang tokoh masih diberi suara sesuai dengan jumlah saksi. Namun pada pilpres kali ini justru Jokowi-JK yang tidak diberi suara, walau hanya satu suara saja. "Justru pilpres ini jadi bumerang bagi si tokoh, sehingga praktek-praktek tidak lazim semacam ini mencuat ke permukaan dan diketahui publik." Sesuai dengan data yang di dapat PDIP Sampang, selain Desa Ketapang Barat, Desa Ketapang Daya juga satu suara mendukung Prabowo-Hatta. Namun sejumlah KPPS di Ketapang Daya menolak ditekan dan minta diganti sebagai Ketua KPPS. "Makanya, di Ketapang Daya, Jokowi-JK masih dapat suara, meski sangat minim," ujarnya.