Menulis adalah ibadah. Menulis adalah seni merangkai serpihan-serpihan makna. Menulis adalah media perlawanan kaum arus bawah. Menulis adalah berbagi dan menghubungkan, bukan saja ilmu dan informasi, tapi juga menghubungan pergolakan batin sang penulis. Menulis adalah salah satu mekanisme personal branding. Menulis adalah saya, Anda dan Kita semua.. Bahkan Allah Swt yang Maha segala-galanya pun adalah penulis. Dia menciptkan Lauh (Kitab) dan Qalam (Pena) sebagai media penulisan. Bukan karena Dia bergantung pada kegiatan tulis-menulis, mungkin karena Ianya hendak menginformasikan kepada kita semua bahwa menulis itu urgen. (Lihat : “ Kisah Para Rasul “, Muhammad bin Ahmad al Hanafi). Namun, amat disayangkan – tidak sedikit dari tulisan kita hanya “ numpang lewat “ baik itu di sosial media, pun blog pribadi kita. Lalu, bagaimana cara agar tulisan tidak hanya bermanfaat tapi juga dikenang bahkan dicari ?. berikut tipsnya :
Sebelum Menulis
1. Banyak baiknya jika setiap hendak melakukan kegiatan untuk kita berdoa terlebih dahulu. Tak terkecuali dengan kegiatan menulis. Semoga saja tulisan kita ini bermanfaat, selalu dikenang, dicari dan memenangkan lomba misalnya.
2. Kenali lingkungan. Jadilah Anda penulis cosmopolitan, yang tulisannya akrab dengan siapa saja. Penulis dituntut mampu beradaptasi dengan cepat dan tepat. Tentulah berbeda, jika Anda menulis untuk skripsi, buku, catatan harian atau berbagi di kompasiana.
3. It’s not my thing !. Bagaimana seandainya jika Ayah Bruce Lee mengarahkan Bruce Lee untuk menjadi penyanyi saja. Atau ayah Michael Jackson memaksa Michael Jackson untuk menjadi penulis. Aneh bukan ?. karena setiap dari kita, memiliki keahlian masing-masing. Begitupun dalam menulis. Lihatlah animo pembaca pada tulisan-tulisan terakhir Anda. Apakah pembaca berminat dengan tips-tips Anda, kisah cinta elegi Anda, opini Anda atau wejangan-wejangan religius Anda. Dari sini, dapat dilihat keahlian Anda dalam menulis tema tertentu. So, tentukanlah tema tulisanAnda.
4. Tidak mesti dilakukan sebelum menulis. Takutnya akan memagari imajinasi Anda. Namun, sebisanya pikatlah dengan judul. Pikatlah pembaca dengan judul tulisan Anda yang menarik untuk dibaca. Tapi jangan sampai menjadi pepesan kosong. Alias judulnya saja yang wah, tapi isi tulisan nol. Kalau kata romantisnya sih, tak seindah janjinya (judulnya).
Saat Menulis
1. Tanyakan pada diri Anda, apakah tulisanku ini akan bermanfaat, inspiratif atau sekadar aktual saja ?. Buatlah tulisan yang berbekas di hati sang pembaca. Abraham Linclon menulis di secarik kertas, pembungkus makanan, belakang kartu nama ketika ia mendapat inspirasi. Baik itu aat berkendara, makan siang atau sekedar ngobrol. Beliau mengumpulkannya menjadi naskah pidato yang mengesankan. Persis seperti Abraham Linclon, Anda bisa kombinasi dan kompilasi hasil tweet dan status facebook Anda untuk disaring menjadi sebuah tulisan yang utuh.
2. Jika dari mulut atau komentar yang ditulis pembaca berbunyi ; “ oh “ , maka itu adalah salah satu pertanda tulisan Anda sukses. Sukses memberi pembaca pemahaman baru, pengetahuan atau fakta yang baru diketahuinya. Jadi, benturkan antara fakta positif dengan fakta negatiftentang tema yang Anda tulis. Ingat ya, ‘’ fakta ‘’. Hal yang dapat Anda pertanggung jawabkan.
3. Berikan pula data terbaru, statistik, pantun, joke, kata-kata mutiara, kutipan buku atau pendapat para ahli. Jika mengutip, cantumkan sumber yang jelas. Namun, kesemuanya itu hanyalah suplemen/pelengkap. Tidak baik terlampau banyak. Pembaca membutuhkan orisinalitas dan kreativitas dari pemikiran Anda. Bukannya kutipan !.
4. Apa yang bisa dipetik pembaca dari tulisan Anda ?. Berikan mereka motivasi, inspirasi dan harapan bahwa kita masih bisa dan memang bisa untuk lebih baik. Tariklah benang merahnya dan buatlah kesimpulan dari tulisan Anda.
Setelah Menulis
1. Merangkul kawan, dengan blog walking misalnya. Atau menambah pertemanan pada sosial media, contohnya Kompasiana. Sedapat mungkin, beri komentar pada tulisan orang lain. Beri mereka pujian jika memang tulisannya layak dipuji. Puji dan nilailah mereka dengan tulus. Buat mereka merasa penting karena kunjungan Anda.
2. Publikasi dengan timing yang tepat. Publikasi tulisan Anda di media sosial seperti Facebook, Twitter atau yang terbaru Google+. Ini hanya untuk mengumpan calon pembaca. Jika berlebihan, wibawa tulisan Anda akan luntur. Timing yang tepat adalah salah satu rahasianya. Di kompasiana misalnya, posting tulisan Anda sekitar jam 12 sampai jam 2 siang. Untuk malamnya, sekitar jam 8 sampai jam 10 malam. Karena waktu-waktu tersebut adalah waktu-waktu istirahat dan sangat pas untuk internet-an. Waktu diatas, juga telah mempertimbangkan waktu Indonesia barat, tengah dan timur. Manakala Anda adalah kompasianer yang berada diluar Indonesia, sesuaikanlah !.
3. Berdoa kembali sebagai doa penutup. Karena sekeras apapun usaha Anda untuk memikat pembaca melalui tulisan Anda, Tuhan jua-lah yang menentukannya.
4. Jika dimungkinkan, dan memang harus dimungkinkan – sempatkanlah mengecek tulisan Anda. Membelas komentar, memperbaiki tulisan yang salah atau sekedar untuk berdoa lagi agar Tulisan Anda menang lomba. Semoga !.
Well, mungkin itulah sedikit tips dari penulis. Tulisan ini tidak mutlak benarnya. Masih penuh kekurangan dan sangat butuh dikomentari/disanggah. Hanya usaha untuk berbagi apa yang diketahui penulis.. Adagium lawas berkata, “ tulisan adalah sebaik-baik dakwah “. Ya, karena tulisan itu resisten atau dapat bertahan lama dan transformasi ilmu dapat lintas generasi. Teruslah menulis kawan, Karena menulis adalah ibadah. Karena menulis adalah memberi.
Wallahu a’lam.