HARNI DAENG INTANG DAN HADIKA RAPPOKALLING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jumlah korban meninggal akibat antrean sedekah di kediaman Wakil Presiden Indonesia terpilih, Jusuf Kalla, di Makassar, bertambah. Harni Dg. Intang, 48 tahun, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Stella Maris, Jl. Penghibur, Jumat, 1 Agustus 2014, pukul 03.00 Wita. Warga Jl. Dangko RT IV, Kompleks Kusta, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, itu merupakan korban meninggal kedua.
Sebelumnya, Hadika, 11 tahun, warga Rappokalling, Tallo, tewas setelah berdesakan dan terinjak massa yang terdiri atas ribuan orang. Mereka berebut sedekah berupa satu dus kue dan uang tunai Rp 50 ribu pada Selasa, 29 Juli 2014. Hadika sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. (Baca juga : Satu Orang Tewas Saat Antre Sedekah di Rumah JK)
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berbelasungkawa atas bertambahnya jumlah korban. “Kami mengucapkan turut berbelasungkawa atas musibah ini. Pelajaran yang kita bisa ambil di sini adalah ketertiban. Inilah jadinya kalau kita tidak tertib, sehingga berdesak-desakan dan berujung maut," ujar Danny Pomanto, sapaan akrabnya, saat menyampaikan keprihatinannya setelah melayat ke kediaman korban. (Baca juga : Keluarga JK Beri Santunan Korban Tewas)
Menurut adik korban, Ratna, Harni mengalami kritis selama tiga hari akibat kegagalan pernapasan lantaran terinjak-injak saat antrean sedekah berlangsung. "Ia memang ikut dalam antrean bersama ribuan warga lainnya di rumah Pak JK. "Ia memang hidup sebatang kara sejak empat tahun lalu. Suaminya sudah meninggal dunia," ujar Ratna terisak.
Jusuf Kalla mengadakan gelar griya di rumahnya di Jalan Haji Bau, Makassar, pada H+2 Lebaran. Antusiasme penduduk sekitar sangat besar. Banyak orang pingsan akibat berdesakan dalam acara tersebut.