Sunday, July 20, 2014

22 JULI : PALING CURANG PASTI MENANG

Belakangan ada dinamika politik yang menarik, atau dengan kata lain, terbalik.

Saat ini, Kubu Jokowi-JK tidak lagi berbicara tentang isu kecurangan. Padahal sebelumnya kubu pasangan nomor dua ini begitu massif mengampanyekan ada indikasi kecurangan bila mereka sampai kalah.

Sementara itu, kubu Prabowo-Hatta kini berbicara soal kecurangan. Mereka meminta agar kecurangan yang massif ini segera ditindak. Padahal sebelumnya mereka begitu percaya dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sampai-sampai banyak elit yang berada di belakang pasangan nomor satu ini memasang gambar garuda merah di profil di blackberry messenger dengan tulisan: In KPU We Trust.

Bagi Andi Arief, staf Khusus Presiden SBY yang cukup konsen dalam proses demokrasi ini, tentu saja dinamika ini mengundang pertanyaan. Pertanyaan ini muncul saling bergantian dengan pertanyaan lain.

Apakah suara rakyat bisa disalahkan oleh operasi politik? Siapakah yang sebenernya melakukan kecurangan? Situs kawalpemilu.org, yang tidak menemukan indikasi curang dalam pemilu, menjadi referensi meski statusnya anonim. Siapa sebenernya yang dicurangi? Berhasilkah kecurangan kalau memang ada?

"Banyak pertanyaan menyeruak," ungkap Andi Arief dalam keterangan beberapa saat lalu (Minggu, 20/7).

Pertanyaan Andi Arief ini tentu berasalan. Lebih-lebih belakangan muncul kabar di jejaring media sosial bahwa kecurangan ini memang begitu nyata. Disebutkan dalam kabar itu misalnya ada operasi empat juta suara dengan menggunakanberbagai cara, termasuk mengintervensi penyelanggara pemilu maupun akademisi. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi terkait kabar ini.

Di luar kabar ini, Andi Arief mengabarkan bahwa sore nanti Presiden SBY akan menerima Prabowo dan Jokowi. Acara pertemuan Prabowo-Jokowi untuk kali pertema sejak 9 Juli itu akan dikemas dalam acara acara buka puasa bersama di Istana.

"Kedua Kubu sudah berjanji akan menhormati putusan KPU dan menjamin adanya rasa aman di 22 juli nanti. Siapa yang memenangi pilpres nanti?" demikian Andi Arief.