Mendapatkan teman yang baik kadang sangat sulit. Tapi dengan
ketulusan biasanya jendela persahabatan akan terbuka. Itulah yang saya alami
waktu belajar di Ryukoku Daigaku di Kyoto akhir abad lalu. Saya sangat terkesan
oleh seorang amachan dari Seoul dan ingin sekali berteman dengannya. Tapi sang
biarawati gundul dari Seoul itu sangat cuek dan tak pernah memperhatikan orang
lain kalau jalan. Walau kami satu asrama dia jarang tersenyum pada saya.
Percakapan saya pertama kali pada dia adalah waktu saya naik bus
universitas dari Fukakusa campus menuju Kyoto campus. Anda tak keberatan saya
duduk disamping anda, tanya saya sopan padanya. Ah, dozoo, jawabnya sambil
sedikit beringsut. Saya pun memulai percakapan. Dan dari situ terjalinlah
persahabatan.
Suatu pagi dihari Minggu pagi yang masih sepi kami putuskan untuk
jalan jalan menyusuri jalan jalan sempit diperkampungan dekat dengan Fushimi
Inari. Kami lewati jalan yang banyak pohon bambunya, sampai akhirnya kami lupa
jalan untuk pulang. Kami sudah jalan hampir dua jam dan benar benar mayotta
(kesasar). Kami cekikikan karena merasa impulsive menuruti kaki saja. Akhirnya
saya putuskan untuk mengetuk rumah orang dan minta tolong cara balik ke asrama
di Fukakusa. Ibu yang tsb terkejut menyadari bahwa kami telah berjaln cukup
jauh. Diapun memanggilkan taxi untuk kami.
Dari jalan jalan bersama kami jadi lebih akrab, dan diapun sering
mengajak saya menghadiri ceramah bila ada tokoh budhist akan berkhotbah di
campus lain. Walau saya gak mudeng bahasanya, tapi saya menikmati suasananya.
Vibe dari orang orang yang hening macam amachan menyejukkan rasa.
Kami pun jadi lebih sering ngobrol dan saling kirim makanan ke
kamar. Dia pinter bikin kimchi tentu saja. Lumayan enak walaupun makanan sangat
sederhana. Dia memberitahu cara memasaknya juga. Dari acara makan keluar cerita
dia bahwa waktu kecil dia terkena bencana kelaparan, dan pun jadi anak yatim
piatu yang kemudian diasuh di biara. Maka, dia pun sekarang jadi biarawati.
Pada suatu akhir pekan kami putuskan untuk melakukan perjalanan
bersama. Kami pun pergi ke Spain Village Theme Park di Shima City, Mie
Perfecture. Kami selalu menarik perhatian orang karena amachan gundul sementara
rambut saya jembobok kaya bidho angrem, hehehe ngandan andan campur dreadlock
maksud saya! Tapi kami selalu cool, pokoknya kawai doko doko desunee! Kami
benar benar having a good time di parque espana, bagi kami yang belum pernah ke
Spanyol waktu itu, wah rasanya megah sekali.
Kami pun menginap di sebuah ryokan yang berada dipinggir laut
dekat dengan pearl farm. Sayang lupa sudah nama tempatnya. Kami banyak ngobrol,
Saya pun ajari dia melancarkan bahasa Inggris nya. Dan ngajarin dia nyanyi
juga. Lagunya Bob Marley. Dari no woman no cry sampai blackman redemption, dan
amachan benar benar tuned in. Whippie, terus waktu giliran lagu give thanks and
praises, saya ajak dia berjoged, dia malu malu tapi saya rayu akhirnya mau juga
dia berjoged sama saya. Give thanks and parises to the most God, give thanks
and praises soo high..Dan kami pun cekakak cekikik kaya nak kecil.
Waktu pulang ke asrama di Fukakusa, kami kelihatan cerah dan rilek
sehingga penjaga asrama menyapa kami dengan moo kihatan desuka dengan logat
Kyoto nya.
Setelah itu banyak lagi acara pergi bersama dan ngobrol disela
sela jadwal belajar. Suatu sore saya membawakan makanan ke kamarnya dan kami
pun ngobrol ngalor ngidul. Dan waktu sampai ke topic reinkarnasi, saya tanya ke
amachan di kehidupan selanjutnya dia pengin jadi apa. Pengin jadi biarawati
katanya. Demo..ima mo obachan ja nai noo, tanya saya agak protes. Sekarang pun
biarawati kan, kenapa pengin jadi biarawati lagi. Karena di kehidupan ini saya
bukanlah seoarang biarawati yang baik, katanya. Eeeee doohite? Dia tak menjawab
lagi tapi tersipu sipu dan cekikikan.
Aaa, karena amachan suka baca manga ya, tebak saya sambil melihat
ke tumpukan manga di lantai yang tingginya sudah melampaui meja belajarnya.
Wajah amachan pun merona merah dan tawanya meledak. Saya pun ngakak, karena
saya tahu manga di Jepang isinya banyak adegan seronok dan bisa sangat
menghanyutkan. Ha ha ha ha ha, tapi biarawati pun manusia juga kan.