IZUL
Beginilah jadinya kalau sudah diindikasikan sakit sejak awal, tetapi tetap dibiarkan terus tanpa ada tindakan lebih lanjut.
Siapa Yang Sakit Sejak Awal ???
Para pejabat yang sekarang sedang naik panggung umumnya sudah divonis sehat pada saat test kesehatan sebelum ditetapkan sebagai seorang pejabat pembantu presiden. Ya, mereka dua tahun lalu sudah menjalani test kesehatan yang dilakukan oleh Team Dokter Kepresidenan.
Saat akan menjalani test kesehatan mereka berdatangan satu persatu dan disambut oleh para fotografer ataupun reporter media elektronik dan cetak, bak nominator Piala Oscar melintasi karpet merah. Sesudah menjalani test pun mereka langsung dirubung untuk diwawancara, masih memakai baju rumah sakit yang mirip piyama.
Rata-rata para calon pejabat ini lolos test, kecuali satu dua yang tereliminasi. Jadi pejabat yang sekarang ini dijamin sehat walafiat. Siap bekerja keras membangun negeri tercinta.
Tetapi test itu ternyata hanya untuk fisiknya saja, mental dan moralnya setahu saya tak dilakukan test juga. Entah tak ada metodologinya atau belum terbit Keppresnya atau tak ada UU-nya. Jadi asumsinya adalah para calon pejabat ini lolos test kesehatan luar dan dalam, lahir dan bathin. Kalo dimisalkan nilai raport, maka Bahasa Indonesia dapat A, Matematika dapat A, IPS dapat A, IPA dapat A, dan pelajaran Agama & Kewiraan dapat F (mengulang terus, ngga lulus-lulus). Secara rata-rata layak menjadi pejabat.
Apa Yang Sakit Sejak Awal???
Sakit yang ini adalah sakit dalam artian teknis. Umpama kata kalau mobil kita rusak maka seharusnya dibawa ke bengkel dealer resmi mobil, jangan diservice di bengkel motor pinggir jalan, bisa berabe. Misal yang lainnya, kalau anak kita sakit seharusnya dibawa ke dokter anak, jangan dibawa ke dokter kandungan ataupun dokter hewan, biar pun sama-sama dokter.
Jadi maksud saya adalah tempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat di waktu yang tepat. Serahkan kepada ahlinya, begitu kata tetangga sebelah. Jangan sampai kejadian tempo dulu, menyerahkan urusan kehutanan kepada Bob Hasan, maka yang ada malah hancur hutan Indonesia.
Jabatan pejabat dan petinggi negara yang ada cenderung hanya karena membagi-bagi kue kekuasaan, politik balas jasa dan sarana mengumpulkan sanak family ke kantornya. Alhasil, tidak semua pejabat menguasai bidangnya dan mereka berkelit bahwa mereka kan punya wakil yang mendampinginya serta dibantu oleh satu unit staff ahli yang siap ditanya oleh sang pejabat.
Jadinya para pejabat ini bergantung sama wakil dan staff ahlinya, kalau ditanya secara spontan tentang sesuatu masalah terkait wilayah pekerjaannya, ia mungkin agak gelagapan juga, dan seperti biasa jawaban pasti diplomatis saja, atau mengelak dengan mengatakan itu di luar wewenangnya.
Nah, sakit-sakit inilah yang oleh pemerintah tidak segera diobati, tetapi malah semakin dipelihara dan didiamkan saja. Alhasil, hingga saat ini banyak kejadian dan peristiwa yang tak tertangani dengan baik, karena mungkin tak dipimpin oleh orang yang tepat. Bagaimana kabar flu burung masih saja terdengar sayup-sayup, kadang ada kadang menghilang, belum lama berselang ulat bulu yang menyebar luas di suatu wilayah karena penanganan yang kurang tanggap dan sigap.
Terlambatkah ???
Kalau menelusuri hiruk pikuk pemberitaan dua bulan ini, tampaknya ada sakit lainnya yang juga harus segera disembuhkan, harus cepat-cepat diobati. KKN. Kalau penyakit ini dibiarkan terus, akibatnya akan fatal, malah akan menular ke semua aspek kehidupan. Tak nyaman rasanya hidup dengan banyak penyakit menempel di negara ini.
Mudah kok penyelesaiannya, sembuhkan saja atau ganti orang-orang yang sakit dengan orang yang lebih sehat jasmani dan rohani, yang siap kerja dan mau kerja. Atau perlu disembuhkan paksa??? Tak perlu sepertinya.