Alarm HP saya berbunyi, berarti sudah pukul 11.30, saatnya meninggalkan segala perniagaan dan urusan duniawi. Saya bersiap-siap dan berganti baju yang cukup layak untuk pergi ke masjid. Kalau hariJum’at memang saya selalu bawa baju salin, untuk shalat Jum’atan di masjid. Kalau baju kokonya sedang dicuci, saya bawa baju lengan panjang.
Tiap Jum’at saya tugas jaga sendiri, dan setelah menutup kios, saya berdiri menunggu angkot yang lewat. Tak lama ada angkot, saya langsung naik dan angkot langsung meluncur. Saya berhenti pas di muka masjid. Dan seperti hari-hari Jum’at yang lalu, sopir angkot tak mau menerima ongkos yang saya berikan, dia bilang masukkan saja ke kotak amal. Saya mengangguk berterima kasih.
Setelah berwudhu, saya masuk lewat pintu belakang mengambil posisi empat baris dari belakang. Kalau baris-baris depan rata-rata jamaahnya bersarung dan orang-orang tua berpakaian putih-putih, riskan rasanya berjejer di situ.
Tak lama Jum’atan pun dimulai. Selang beberapa menit khotib berkhutbah, tiba-tiba terdengar suararingtone HP berbunyi dengan suara yang lamat-lamat tapi cukup terdengar oleh sebagian jamaahmasjid, suara berasal dari bagian pinggir barisan tengah. Dan yang membuat saya hilang khusu’nya adalah ringtonenya, lagu dangdut yang terdengar norak sekali, tetapi untungnya kantuk saya justru jadi pergi. Sedikit gumam tak senang terngiang dari sedikit jamaah. si pemilik suara dangdut segera mematikan HP-nya, dan sang khotib yang terdiam sejenak melanjutkan khotbahnya.
Selesai khotbah, shalat Jum’at dimulai dan sang imam mengingatkan para jamaah untuk mematikan HP-nya. Shalat berjalan seperti biasanya. Selesai Jum’atan saya berdoa sebentar dan berdiri untuk pulang. Beberapa orang melirik ke pemilik HP yang berbunyi tadi, tapi tak berkomentar apa-apa.
Saya lihat dinding di luar masjid ada selembar kertas di tempelkan yang bunyinya mengingatkan para jamaah untuk mematikan HP saat memasuki masjid. Dan di manapun saya sholat Jum’at, sepertinya tulisan itu kadang ditempel. Daripada saya lupa mematikan HP dan takut ada sms penting atau telpon masuk, HP saya tinggal di kios, lalu selesai dari Jum’atan saya bisa mengecek apakah ada telpon atau sms masuk.
Saya sedang berusaha membiasakan diri untuk bersabar dan memaklumi jika saat Jum’atan ada bunyi ringtone di tengah khotbah sang imam, dengan demikian saya bisa lebih khusu’ mendengarkan khotbahnya. Saya dengar dari rekan yang non muslim pun, saat mereka beribadat HP-nya dimatikan atau dalam mode getar saja.
Seperti biasa pulangnya saya berjalan kaki santai menyusuri trotoar jalan yang nyaman dilalui, dan mengingat kejadian tadi, saya jadi senyum sendiri.