Bagian Kota Tua ini Bikin Merinding
20 Aug 2014 | 17:32
Sumber: Rambatan akar Pohon di Gedung Terlantar di Kota Tua. Lokasi yang Bikin Merinding.Foto by Ilyani
Hari Sabtu minggu lalu, saya, suami, ipar dan ibu mertua mengunjungi Kota Tua. Wah, ternyata disini lagi ada persiapan KPK mau launching tv streaming. Jadi rada mengganggu nuansa wisata kota tuanya sih, karena kabel berserakan dimana-mana, ditambah panggung guede yang menutupi view museum Fatahillah. Tetapi gak apa-apa lah, demi KPK, hehee.
Saya memang sudah lama gak ke kota tua. Terakhir ketika mengantar tamu suami yang dari Belanda datang kesini, 7 tahun lalu kali. Jadi inget ketika itu guidenya dengan semangat 45 menerangkan kekejaman Belanda menyiksa tahanan Indonesia di museum tersebut. Si bule Belanda itu sampai geleng-geleng kepala. Serrem banget deh, dengerinnya.
Sumber: Gedung tua tak terpakai. Foto by Ilyani
Kalau sekarang, kami datang dan menikmati Kota Tua tanpa guide. Mungkin kepagian juga, jadi gak ada yang nawarin diri (sekitar jam 9 pagi). Beberapa rombongan turis juga sudah tiba juga disini. Baik lokal maupun mancanegara. Semuanya sibuk foto-foto. Ada yang berfoto dengan seorang perempuan berpakaian noni belanda zaman baheula, dengan muka dipakein pupur putih banget, pake payung. Untung gak pake merah-merah darah di mukanya. Kan kasihan anak-anak jadi pada takut (padahal aku juga, hehee).
Jadi kami ngider saja di sekitar Kota Tua ini dengan sepeda. Aku diboncengin suamiku. Iparku membonceng ibu mertua. Wah seru juga naik sepedanya. Kami melewati jalanan antar gedung, yang saya kira area yang disediakan untuk Pedagang Kaki Lima. Tetapi sepagi itu PKL ternyata belum ada yang buka lapak.
Sumber: Penyewaan Sepeda di Kota Tua. Foto by Ilyani
Kemudian kami melewati kali dan muter lagi melewati bangunan yang tidak terpakai, dengan sulur-sulur pohon merambati dindingnya. Aduh, mesti gedung ini sudah terbengkalai lama buanget deh. Gedung ini saling berhadapan, tetapi terlihat dua-duanya lusuh, tidak berpenghuni, kehitaman di sepanjang dindingnya.
Karena gedung ini unik banget, kami berhenti. Tetapi perasaan saya sudah gak enak. Rada merinding. Kami berfoto-foto disini. Ketika hendak naik sepeda lagi, eh aku terjengkang jatuh ke belakang! Ampiun dah, padahal perasaan sudah mantap mau duduk di sadelnya. Huaa, sakitnya gak seberapa, tapi malunya ini. Kok bisa-bisanya jatuh. Suamiku yang berupaya mijitin juga kubilang aku beneran gak pa-pa, cuman merasa aneh aja kok bisa jatuh terjengkang.
Ibu mertua dan ipar yang sudah duluan, langsung balik. Ibu mertuaku bilang, cepat harus pergi dari sini. Eh begitu sudah masuk ke halaman museum Fatahillah, mertua bilang, dia merinding banget pas kami berhenti tadi. Suerr deh, katanya. Tempat aku jatuh tadi mesti banyak jinnya! Maklum, kalau gedung gak ada yang nempatin, yang tinggal jadi siapa, hayyo. Dan menurut mertuaku, aku jatuh juga karena ada yang dorong!
Ya ampun, percaya gak percaya yak. Aku memang merinding juga, cuman kalau jatuh sih gak merasa ada yang dorong. Tetapi kalau ada yang dorong, emang mesti merasa? Ihh, tauk ahh....:D
Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
***