Mufti Besar Arab Saudi: ISIS Musuh Islam Nomor 1
INTERNASIONAL · 20 Agu 2014 14:43
Liputan6.com, Riyadh - Dengan berdalih menegakkan Daulah Islamiyah, militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menempuh jalan kekerasan, membantai kaum minoritas, mempertontonkan kesadisan di dunia maya. Apa yang mereka lakukan tak sesuai dengan Islam yang sejatinya rahmatan lil alamin -- rahmat bagi semesta alam.
Mayoritas umat Islam tak setuju dengan kelompok ekstremis itu. Termasuk Mufti Besar Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, yang menyebut ISIS dan Al Qaeda sebagai "musuh Islam nomor wahid".
"Ide-ide ekstremisme, radikalisme, dan terorisme...tak ada hubungannya dengan Islam. Dan (pendukung mereka) adalah musuh nomor satu Islam," kata ulama tersebut, sepertiLiputan6.com kutip dari situs Al Arabiya, Rabu (20/8/2014).
Sang Mufti merujuk pada ISIS -- yang mendeklarasikan 'kekhalifahan' di sebagian Irak dan Suriah, juga jaringan teror global Al Qaeda.
Rabu lalu, Arab Saudi menyumbangkan US$ 100 juta kepada Badan Antiterorisme PBB atau United Nations Counter-Terrorism Centre (UNCCT) untuk memerangi terorisme.
"Terorisme adalah kejahatan yang harus dimusnahkan dari muka Bumi, melalui upaya internasional," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Adel al-Jubeir, dalam sebuah acara di markas besar PBB.
"UNCCT adalah satu-satunya lembaga dunia yang memiliki legitimasi untuk memerangi terorisme," tambah al-Jubeir.
Sementara itu, Dubes Saudi Arabia untuk PBB Abdullah Al-Mouallimi mengatakan, UNCCT memerangi jenis pemikiran "yang ada di belakang terorisme."
AS, Jerman, dan Inggris Raya juga menyumbangkan dana untuk organisasi penentang terorisme itu.
ISIS mengemuka akhir-akhir ini. Kelompok militan tersebut merebut sejumlah besar wilayah Irak dan membantai kelompok minoritas -- yang mendorong AS melakukan serangan udara pertama sejak pasukan Obama ditarik mundur dari Irak pada 2011 lalu.
Senin lalu, ISIS mengancam akan menyerang warga AS di manapun-- jika Washington terus menyerang para militannya.
Dan tak lama kemudian, kelompok teroris itu merilis video pemenggalan seorang jurnalis asal Amerika Serikat, James Foley. (Yus)
***