Alia menghela napas dalam-dalam. tak terasa tiba gilirannya untuk memuaskan nafsu paling liar dari para durjana dengan mata-mata yang menatap tajam dan kejam. Alia tak perduli itu. tekadnya sudah bulat. ini semua dilakukan demi bunda yang kini terbaring lemah di sudut rumah nun jauh di seberang samudra.
dibukanya jaket berwarna hijau terang. dibukanya juga celana panjang yang berbahan dan warna yang sama dengan jaket yang sudah terserak di lantai. Alia hanya mengenakan pakaian yang sedikit saja memakai bahan dan membungkus ketat tubuhnya hingga kentara sekali lekak lekuk tubuhnya yang indah, sehat dan sintal.
berjalan perlahan hingga sepuluh langkah lalu menyorongkan pandangan ke arah tiga lelaki yang siap menelannya bulat-bulat.
lalu maju lagi dua langkah.
lalu.........
byur....... salto tiga kali dengan twin flow dua kali lalu masuk ke air dengan sempurna.
tepuk tangan membahana. dan tiga lelaki di sana mengangkat papan angka tinggi-tinggi. mereka memberi nilai tertinggi.
Alia naik dan keluar dari kolam yang disambut oleh pelatih, suami dan adiknya. mereka memeluk erat Alia. pelukan bahagia. pelukan kemenangan atas lahirnya sang juara. dan semesta pun tersenyum suka cita dengan menahan hujan untuk siang itu. langit cerah untuk Alia yang masih dalam pelukan tiga lelaki.