pagi ini saya hanya dapat sarapan roti, telur asin, dan buah di
hotel. saya tidak berani makan yang lain. jam 8 kami check out dari hotel. kami
membayar tarif hotel sebesar 600 yuan atau sekitar 900 ribu rupiah.
kami mengunjungi pabrik pembuatan generator. uniknya, security di
pabrik ini tidak berseragam seperti polisi. tapi mereka menggunakan kaos putih,
celana komprang, dan sepatu seperti pendekar kungfu di film-film. tangannya
kekar berkepala cepak.
selepas kunjungan pabrik, kami menuju stasiun untuk naik kereta
cepat ke kota qingdao. kami tak terlalu terburu-buru seperti kemarin. malah
kami sempat foto-foto di terminal bus dekat stasiun. terminal yang bersih dan tertib.
kami pun beli makanan di kfc untuk bekal perjalanan di kereta.
waktu menunjukkan pukul 10.56. kereta putih melesat dari stasiun
menuju kota qing dao, dan kami berada di dalamnya. di televisi ditayangkan film
jacky chan yang berperan menjaga anak-anak bule. saya hanya melihat gambarnya.
karena filmnya berbahasa mandarin. di belakang saya dua orang wanita
bercakap-cakap dengan suara kencang tanpa saya pahami.
saya mencoba ke toilet. bersih sekali. tak tercium bebauan yang
tak sedap. airnya keluar otomatis. tapi tetap saja tak ada mekanisme berbilas
dengan air. itu saja yang membuat saya kecewa.
angin sejuk dari pengatur udara dan sofa empuk yang ergonomis
membuat saya tertidur. berisiknya orang di belakang tak dapat mengalahkan bius
kereta ini untuk melemparkan saya ke alam mimpi.
mr. gao membangunkan saya. kita sudah sampai di stasiun qingdao.
dingin sekali di sini. penunjuk suhu di stasiun menunjukkan angka 12 derajat.
saya langsung mengeluarkan jacket dari koper. lumayan menghangatkan. angin
dingin membuat tangan saya seperti memegang es. kaku.
“bapak-bapak, saya pamit. semoga perjalanan anda menyenangkan.
tugas saya hanya sampai di sini. nanti anda semua akan ditemani oleh miss song,
dari perusahaan produsen turbin” tiba-tiba mr. gao berpamitan pada kami. kami
kaget dan sejenak terbengong.
kami sangat terkesan dengan sambutan dia. begitu tulus melayani.
saya tahu dia punya kesibukan lain. tapi dia fokus pada urusan kami. menjawab
semua pertanyaan. membelikan tiket. mendaftarkan nomor handphone. melakukan chek-in
hotel. mengajak makan malam. beginilah cara yang baik melayani konsumen.
bagaimanapun mr. gao adalah project manager di perusahaan kontraktor rekanan
kami.
mulai hari ini kami ditemani oleh miss song. wanita berumur 30
tahunan. kecil dan lincah. seorang engineer di perusahaan kontraktor.
menggunakan blazer merah dengan rambut pendek. matanya sipit dan jika tertawa
semakin tak terlihat bola matanya.
miss song mengajak kami melihat-lihat proses pembuatan turbin
untuk pembangkit listrik. menjelaskan dengan rinci proses produksinya. kami
dilarang mengambil gambàr di sini. mereka khawatir gambar kami dipublikasikan
di internet. iní masalah kerahasiaan teknologi.
tak terasa waktu sudah jam 15.00. kami meluncur ke bandara
qingdao. teringat jika kami belum shalat. saya minta kepada miss song untuk
dicarikan masjid. miss song langsung meminta sopir berbalik arah mencari masjid
yang jaraknya sekitar 10 km dari sini.
masjid yang indah. berdiri di atas tanah berbukit. berkubah kuning
dengan 4 menara. di halaman masjid terdapat banyak tenda pedagang yang
berjualan makanan halal. kebanyakan adalah daging kambing dan sapi yang
disembelih dengan cara syariah. banyak spanduk terpancang di sisi-sisi jalan
berisi asmaul husna dalam tulisan arab.
selesai shalat, pengurus masjid dengan wajah asli china menyapa
kami dengan bahasa arab. “assalaamu’alaikum, marhaban bihudhuurikum, ismii
sholih”. “wa’alaikumussalam, ismii iman ni’matullah, nahnu min indonesia”.
karena hanya diberi waktu 15 menit oleh miss song. kami bergegas
menuju mobil di parkiran. tentu saja setelah ambil gambar-gambar menarik.
sambil sedikit narsis dan bergaya. “untuk update status facebook” kata pak
tatang.
jadwal penerbangan kami ke beijing pukul 19.00, sementara saat ini
masih pukul 16.00. karena itu, miss song mengajak kami makan sore di restoran
korea.
kami diminta memilih menu yang disuka. saya meneliti daftar menu.
pilihan saya jatuh di gambar mangkuk berisi kuah berwarna merah di bawahnya
terdapat tulisan tofu & seafood. sepertinya enak. halal, panas, dan pedas.
kelihaian chef korea membuat lidah saya menari-nari dalam kelezatan. tak lupa
kami memesan sayuran segar yang disiram dengan salad kacang. nikmat sekali.
kami tiba di bandara qing dao jam 17.30. DI SANA SINI TERDAPAT DISPLAY PROMOSI PROVINSI SHANDONG DENGAN TAGLINE
“FRIENDLY SHANDONG” SHANDONG YANG BERSAHABAT. TAK ADA GAMBAR FOTO GUBERNUR.
MEREKA BUKAN TIPE PEJABAT NARSIS RUPANYA. bandara ini sangat ramai.
orang-orang berlalu lalang menyeret koper yang terkunci. kesan saya pada
bandara ini adalah bersih, modern, dan tertib.
kami check-in di counter maskapai shandong air. boarding pas kami
dapatkan. koper kami masukkan ke bagasi. kami hanya membawa tas kecil berisi
passport, handphone, dan uang dollar tunai.
maskapai shandong air ini layaknya sriwijaya air di indonesia.
penerbangan domestik dengan pesawat ukuran sedang. para penumpang diberikan air
mineral dan roti hangat. saya ambil majalah di depan kursi. hanya dapat melihat
gambar-gambar. semua hurufnya berbahasa mandarin. kabut menyelimuti langit
shandong dan berhasil membuat pesawat yang saya tumpangi mengalami turbulensi
berkali-kali. saya komat-kamit mengingat anak isteri di rumah.
butuh waktu 1 jam 20 menit penerbangan dari qing dao ke beijing.
pesawat mendarat mulus di bandara beijing. hawa dingin musim semi menyergap
kami. seorang wanita muda berambut pirang mengacungkan papan nama bertuliskan
mr. tatang suardy, nama teman saya. kami mendekatinya. “nice to meet you. my
name is lina. call me miss lina”.
miss lina adalah seorang interpreter yang ditugaskan oleh
perusahaan pabrikan instrumen listrik beijing untuk menemani kami selama di ibu
kota china ini. dia lulusan sekolah bahasa. berusia 26 tahun. ramah dan ceria.
kami disiapkan hotel bintang 4 dengan nuansa etnik china yang
sangat kental. ornamen, atap, ukiran pintu, dan warna temboknya sangat
oriental. tarif hotelnya cukup murah. hanya 275 yuan atau sekitar 500 ribu
rupiah per malam.
di hotel ini tak ada yang bisa berbahasa inggris. receptionist,
security, bahkan counter managernya pun hanya mengeluarkan bahasa mandarin saat
saya bertanya dimana letak toilet. ini membuat kami kesulitan. hotel ini
bernama sichuan longzhaoshu.
di malam yang remang saya mendengar daun-daun berdesau
dipermainkan angin. gugur dari tangkai dan melayang jatuh lamat-lamat. saya
merapatkan risleting jacket menahan dingin. display hotel menunjukkan suhu 12
derajat celcius.