.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mantan Presiden Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan seorang tokoh yang terkenal dengan berbagai anekdotnya. Bahkan, bukan sekedar untuk lucu-lucuan dan bahan candaan saja, anekdot Gus Dur juga dipercayai merupakan salah satu keistimewaan Gus Dur.
Banyak
orang percaya bahwa anekdot merupakan salah satu cara Gus Dur untuk mencairkan
berbagai masalah, baik masalah- masalah yang bersifat pribadi maupun terkait
permasalahan masyarakat banyak. Melalui anekdot-anekdot khasnya pula, Gus Dur
(yang kemudian mendirikan Pesantren Ciganjur ini) menjadi tokoh yang populer di
banyak kalangan. Bahkan ternyata hingga di masyarakat Baghdad Irak.
Demikian
dinyatakan oleh Duta Besar Irak Ismieal Muhsin dalam kunjungannya ke Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama di kantor PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, Selasa
(29/9).
Menurut
Muhsin, salah satu anekdot Gus Dur yang paling populer bagi masyarakat Baghdad
adalah cerita tentang "Kepala Ikan dan Sepuluh Anjing."
Cerita
ini kini menjadi kisah yang banyak diceritakan dan menjadi anekdot di mana-mana
di kota Bangdad. Pada waktu itu, ketika Gus Dur masih menjadi mahasiswa di
Baghdad, Gus Dur sering datang ke sebuah warung makan dan membeli kepala ikan
yang mestinya di buang.
Menurut
cerita, ketika Gus Dur ditanya tentang maksud pembelian kepala ikan tersebut,
Gus Dur menjawab, "Saya memiliki sepuluh anjing yang harus diberi
makan."
"Di
Baghdad, memelihara seekor anjing saja adalah sebuah kerepotan tersendiri. Lalu
bagaimana ada seorang mahasiswa asing bisa memelihara sepuluh ekor anjing?
Karena itulah seorang pemilik warung bersimpati kepada Gus Dur yang ingin
membeli kepala ikan. Sehingga dengan senang hati dia memberikan kepala ikan
secara gratis kepada Gus Dur secara berkala," terang Ismieal sambil
berusaha menampakkan roman muka melucu.
Maka
Gus Dur pun kemudian selalu membawa kepala ikan kepada teman-temannya untuk
dimasak ketika sedang tiba gilirannya memasak. Tradisi di mahasiswa Indonesia
di Bahgdad waktu, sekelompok mahasiswa membentuk komunitas kecil untuk hidup
bersama dan bergiliran menyediakan makanan dan memasak untuk komunitasnya.
Gus
Dur selalu merahasiakan kepada teman-teman dan komunitasnya ketika ditanya,
dari mana dia mendapatkan kepala- kepala ikan tersebut. Alhasil, kepala-kepala
ikan ini menjadi salah satu rahasia Gus Dur di mata teman-temannya.
Salah
seorang teman dekat Gus Dur, KH Musthofa Bisri Rembang, rahasia Gus Dur dan
kepala ikannya ini baru terbongkar setelah Gus Dur meninggalkan Baghdad. Pada
waktu itu, ada seorang pemilik warung bertanya kepada teman-teman komunitas Gus
Dur yang kebetulan sedang makan di warung tersebut.
"Ke
mana teman kalian yang memiliki sepuluh ekor anjing? Biasanya dia selalu
meminta kepala ikan buat anjing-anjingnya. Kok sudah lama tidak
kelihatan?" tanya pemilik si warung.
"O...,
jadi begitu rupanya. Anjingnya sudah balik ke Tanah Air," jawab
teman-teman Gus Dur sambil dongkol sembari tersenyum kecut.