Ketika
orang bersenjata memberondong pembicara tamu di Audubon Ballroom di bulan
Februari 1965, masyarakat kulit hitam bermandikan air mata. Ia pembebas yang
lama dinanti. Ia menawarkan kebebasan jiwa, dan bebas dari rasa takut. Namun,
bagi masyarakat kulit putih, ialah sosok mimpi buruk yang kejam. Orang itu
adalah Malcom X.
Malcom
X lahir di Omaha, 19 mei 1925. Ibunya, Louise little, seorang wanita bertubuh
tinggi dan berkulit putih, berasal dari Grenada. Menurut Malcom, neneknya (ibu
dari ibunya) pernah diperkosa oleh orang kulit putih. "Karena itu aku
membenci setiap tetes darah putih dalam tubuhku," geram Malcom.
Sedang
ayahnya, Earl Little, memiliki kulit yang hitam pekat. Ia bekerja sebagai buruh
konstruksi dan pendeta gereja baptis paruh waktu dari Reynolds. Malcom Little,
nama kecil Malcom, adalah satu--satunya dari delapan bersaudara yang berkulit
tak gelap dan berambut merah. Dan begitu tumbuh dewasa, Malcom seperti ayahnya;
tinggi, besar dan gagah.
Saat
duduk di kelas tujuh, ia telah menjadi pemuda bertubuh tinggi, cerdas, dan
gesit. Suatu hari, guru bahasa Inggris dan pembimbingnya, Ostrowsky, mengatakan
pada Malcom bahwa ia harus memikirkan masa depannya. "Ya, saya sangat
ingin jadi pengacara," jawab Malcom. Seingat dia, tak seorang pun di
Lansing yang menjadi pengacara. Tapi, guru kulit putih yang baik hati itu,
menasehati, "Kamu harus realistis dalam cita--citamu. Semua orang
menggagumi hasil prakaryamu. MENGAPA TAK
MENJADI TUKANG KAYU SAJA?"
Malcom
tak berhasil meneruskan ke SMA. Kemudian ia pindah dan tinggal bersama kakak
tirinya di daerah Roxybury, Boston. Disana Malcom segera berbaur dengan
kehidupan malam, di bar, tempat bilyar, dan tempat dansa.
Dikalangan
anak--anak nakal, Malcom dikenal sebagai Red, karena ia berasal dari Michigan,
Detroit Red. Masa remajanya dihabiskan dalam dunia hitam, puncaknya ia dijatuhi
hukuman penjara selama 77 bulan.
Saat
masuk bui, usianya belum genap 21 tahun. Di penjara Dickensian, Charlestown,
Malcom menggenakan seragam penjara yang bernomor 22843. Sikap kerasnya akan
agama mendorong sebagian rekan satu bloknya menamakannya setan. Ia banyak
mondar--mandir di dalam sel tak ubahnya seperti harimau yang dikurung. Tahanan
pertama yang menarik perhatian Malcom adalah John Elton Bembry, yang kemudian
mendorong Malcom untuk mengasah otaknya. Ia mulai membaca buku--buku di
perpustakaan.
Ia
pun mulai mengikuti kursus korespondesi dalam bahasa Inggris. "Sekeluarnya
dari penjar, aku akan menjadi negro jahat yang pandai," janjinya pada
Bembry. Salah satu buku favoritnya, "Aesop's Fables". Di dalam
selnya, hanya diterangi cahaya lampu koridor, ia membaca buku--buku sejarah
dunia karya HG Wrlls dan Will Durant. Herodotus dan Socrates pun tak lupa
dijamah. Ia bertutur, "Aku tak tahu apa yang kulakukan, tetapi secara
naluri, aku menyukai buku--buku pengetahuan.
Pada 1948, karena usaha Ella (kakaknya), Malcom dipindahkan
ke penjara Colony di Norflok, Massachuset, agar saudara-saudarnya bisa
menjengguknya. Di sini, ia meluangkan waktunya membaca setiap buku tentang
agama; Budha, Hindu, Islam, dan Kristen.
Di
penjara inilah, Malcom mantap hatinya untuk memeluk agama Islam. pelajaran
pertama yang dicamkanlah ialah: bila kita mendekati Allah satu langkah, Allah
akan mendekati dua langkah. Dia berkorespondensi dengan Elijah Muhammad,
surat-suratnya selalu dijawab.
Masa
hukuman Malcom selesai Agustus 1952. September 1952, Malcom pergi ke Chicago
untuk mengikuti pengajian yang dipimpin sendiri oleh Elijah Muhammad. 1953,
Malcom resmi diterima sebagai anggota, namanya oleh Elijah dirubah menjadi
Malcom X. "Simbol X berarti benar-benar berasal dari Afrika. Karena
perbudakan, tak seorang budak kulit hitam tahu nama aslinya. Nama Little adalah
simbol setan yang bermata biru dan berkulit putih," jelas Ejijah muhammad.
"Kau akan punya nama nanti, kalau Allah menghendaki," lanjut Elijah.
Pada
1954, Malcom menemukan cara untuk menarik mereka yang beragama Kristen untuk
masuk ke Nation Islam. Yaitu berkhotbah persis di pintu keluar gereja di Harlem
pada saat jemaat gereja bubaran. Dibawah penyebarannya, muslim kulit hitam
bertambah pesat. Dari 400 orang dan satu masjid, 1960, umatnya bertambah
menjadi 10.000 orang dengan sekitar 40 tempat ibadah dan misionaris.
"Ia
membuatku terpukau. Mendengarkan ceramahnya, aku menyadari betapa kosongnya
aku. Ia mengisinya dengan pengetahuan. Dari sana muncullah kesadaran diri setra
harga diri," kata murid Malcom. Malcom baru menikah tahun 1956, dengan
Betty Sanders, wanita berkulit coklat yang suatu ketika ikut ceramahnya,
walaupun ia belum menjadi muslim. "Aku terkesan dengan
intensitasnya," kata betty.
Perpecahanya
dengan Elijah Muhammad--banyaknya perbedaan pendapat, politis, dan pribadi,
membuatnya mendapat banyak pengagum, walau sedikit pengikut. "Aku
bermaksud untuk memobilisasi kekuatan politik kaum hitam tak hanya di New York,
tapi di seluruh negara ini," ucapnya pada wartawan.
21
februari 1965, siang hari sebuah ruangan dengan empat ratus kursi disiapkan
untuk tempatnya berkhotbah. Malcom muncul di panggung dengan senyum lebar
diiringi tepukan bergemuruh. Ia menunggu tepukan reda, dan
berucap"Assalamualaikum, brother and sister." pengunjungpun menjawab,
"Waalaikum salam."
Pada
saat itulah, dari deret tempat duduk kedelapan,seorang pria melompat berdiri
dan berteriak "Lepaskan tanganmu dari kantongmu." Ketika semua
pengunjung menenggok dan petugas keamanan mendekat kearah pria itu, Malcom
menggangkat kedua tangannya dan berseru "Tenang, tenanglah
saudaraku."
Tepat
pada saat bersamaan, seorang pria beranjak kearahnya dengan sebuah senapan dan
menembak Malcom yang masih menggangkat kedua tangannya, menenagkan pengunjung. HASI TEMBAKAN ITU MENEMBUS DADANYA DAN
MENINGGALKAN TUJUH LUBANG TEPAT PADA JANTUNG.
Malcom
jatuh tersungkur ke belalakang. Dengan darah berhamburan di wajah dan
kemejanya, ia menabrak dua kursi di bagian depan. Kepalanya membentur dengan
keras dan senapan double barel tadi menembaknya lagi. Dua pria di dekat
panggung ikut menembaknya lagi dengan pistol sembilan milimeter dan berkaliber
empat lima otomatis. (disarikan dari Bonus Matra 1993).