Seorang pria yang diyakini tentara Afghanistan dikabarkan melepaskan tembakan di sebuah akademi militer Afghanistan di Kota Kabul. Serangan yang terjadi Selasa 5 Agustus 2014 itu menewaskan seorang jenderal AS dan melukai hingga 15 personel lainnya, termasuk seorang jenderal asal Jerman.
Tentara AS dengan pangkat jenderal adalah pasukan AS peringkat tertinggi yang tewas di Irak atau Afghanistan. Sekretaris Pers Pentagon Laksamana John Kirby menolak memberikan identitas lengkap jenderal tersebut, tapi banyak laporan media mengatakan ia adalah seorang jenderal Angkatan Darat bintang dua.
Menurut seorang pejabat di Kedutaan Besar Jerman di Washington, serangan itu juga melukai seorang brigadir jenderal Jerman.
"Penyerang tewas setelah serangan itu. Ini adalah hari yang mengerikan. Ini adalah tragedi yang mengerikan," kata Kirby seperti dikutip Washington Post, Rabu (6/8/2014).
Serangan itu terjadi di Universitas Pertahanan Nasional Marsekal Fahim. Fasilitas di Distrik Qarga Kabul itu dikenal sebagai Universitas Pertahanan Nasional Afghanistan sampai awal tahun ini, ketika namanya diubah setelah Wakil Presiden Afghanistan Marsekal Mohammad Qasim Fahim meninggal pada bulan Maret akibat penyakit yang tidak diungkapkan.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Jenderal Mohammed Zahir Azimi, mengatakan ia tidak memiliki informasi mengenai pembunuhan seorang jenderal Amerika dalam serangan itu. Dia hanya mengatakan bahwa satu anggota layanan NATO tewas dan 15 personel militer lainnya terluka, termasuk 3 tentara Afghanistan.
Sementara sumber di Departemen Pertahanan Afghanistan mengatakan penyerang adalah anggota Tentara Nasional Afghanistan yang telah bertugas selama 2 tahun terakhir dan berasal dari tenggara Afghanistan. Ia menggunakan senapan serbu ringan untuk menembaki delegasi militer asing sebelum ia ditembak oleh pasukan Afghanistan.
Penembakan kemarin adalah salah satu insiden besar pertama yang disebut sebagai serangan dari dalam terhadap pasukan Barat di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Serangan oleh calon tentara Afghanistan atau tentara terhadap instruktur Barat atau rekan mereka mulai jarang selama beberapa tahun gterakhir sebagai akibat dari langkah-langkah keamanan dan penyaringan ketat di fasilitas militer.
Namun, jumlah dan ruang lingkup serangan pemberontak Taliban telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan puluhan insiden mematikan yang melibatkan sejumlah besar pemberontak. Para pejabat mengatakan Taliban sedang menguji kekuatan dari pasukan AS dan NATO yang sedang dalam penarikan dan mempersiapkan peralihan ke tangan pemerintah Afghanistan.
Motif atas serangan yang berasal dari dalam ini bervariasi. Dalam beberapa kasus, pemberontak telah menyusup ke dalam markas militer Afghanistan dan polisi dan menunggu kesempatan untuk menyergap pasukan koalisi. Di tempat lain, pasukan Afghanistan telah menyerang pasukan koalisi yang melatih mereka setelah merasa tersinggung secara pribadi. -
.
See more at:
.
http://m.liputan6.com/news/read/2087028/jenderal-as-tewas-ditembak-tentara-afghanistan-di-kabul#sthash.e7VwEMxj.dpuf