Jum'at, 15 Agustus 2014 , 11:03:00 WIB
Beberapa Kader Perempuan PDIP Dijagokan Masuk dalam Kabinet Jokowi-JK
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
7 0
RMOL. Di tengah pro-kontra keberadaan Kantor Transisi Jokowi, beberapa relawan terus menjaring nama-nama yang akan diusulkan untuk menjadi calon menteri di kabinet Jokowi-JK.
Di antara relawan itu misalnya membuat situs kabinetrakyat. Sementara itu, ada juga yang mengusulkan nama bakal calon menteri itu berdasarkan perspektif gender.
Berdasarkan perspektif gender itu, muncul beberapa nama perempuan yang dinilai layak duduk di kursi kabinet. Mereka adalah misalnya Rieke Dyah Pitaloka, Eva Kusuma Sundari, Mira Lesmana, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Dewi Aryani, Tri Rismaharini dan Mari Elka Pengestu.
Untuk nama Mari Elka, hingga saat ini, memang masih menjadi kontroversial. Mari dinilai selalu membuat kebijakan yang sangat menguntungkan asing, dan merugikan kepentingan Indonesia. Menteri yang disebut sangat doyan impor ini juga dicap sebagai kelompok neolib, yang akan membuat citra kabinet Jokowi menjadi rusak.
Di antara perempuan itu, dilihat dari sisi kepartaian, ada lima kader PDI Perjuangan. Mereka adalah Rieke Dyah Pitaloka, Eva Kusuma Sundari, Puan Maharani, Dewi Aryani dan Tri Rismaharini.
Rieke disebut sangat pantas menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Eva Kusuma Sundari disebut pantas menjadi Menteri Sosial; Puan Maharani disebut pantas menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Dewi Aryani disebut pantas menjadi Menteri ESDM; dan Tri Rismaharini dinilai pantas menjadi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Di antara kementerian itu, Kementerian ESDM dinilai sangat stategis, bukan hanya bagi kepentingan Indonesia, melainkan juga bagi "muka" pemerintahan Jokowi-JK.
Dewi Aryani sendiri, yang meraih doktor kebijakan energi dari Universitas Indonesia (UI) dan sudah menulis buku Energy Driven Policydikenal selama ini sebagai anggota DPR yang bukan hanya kritis pada setiap kebijakan pemerintahan SBY-Boediono di bidang ESDM, melainkan juga selalu manawarkan solusi alternatif. [ysa]
.
.