Saturday, August 16, 2014

DAGING GORENG DARI TUBUH BOCAH KORBAN MUTILASI TERSAJI HANGAT DI MEJA MAKAN LAPO TUAK PKI SINTING

Hati-hati Makan Daging Diwarung Lapo Tuak

Sayeed Kalba Kaif

16 Aug 2014 | 13:53

http://farm7.staticflickr.com/6236/6266846446_4cb7fe6cac_b.jpg/(Perawang-Siak-Riau)

Ini kisah mengerikan dan pembunuhan sadis di Siak dan Bengkalis -Riau,dimana ada 7korban kebanyakan anak-anak yg  dibunuh dan di kuliti serta kemuluanya di potong dengan pisau kater secara hidup-hidup.

Tidak tahu mau mencaci maki macam manapun pelakunya,toh semua ini tidak akan mengembalikan korban hidup lagi,betapa sangat menderitanya para korban sebelum dibunuh oleh yang bernama M.Delfi (19thn)dana sopiyan(26thn).dan masih ada 2lagi pelakunya istri delfi(dita 19thn) serta diky(pelajar 16thn)

Yang lebih bikin bergidik adalah mayat para korban tersebut dikuliti dan dijual di Lapo tuak di daerah tersebut,tadinya polisi setempat tak percaya dan ngeles agar pengakuan tersebut jangan dipercaya,tapi bukti selanjutnya adalah setelah mayat korban ditemukan disemak memang tidak ada daging mereka dan yg tinggal hanya tulang-tulang mereka,terutama sekali korban yang baru terungkap belum lama ini.

Ketidak bercusan aparat terkait di Siak -Riau memang sudah lama terjadi,salah satu orang tua korban tahun 2013,melaporkan kehilangan anaknya tapi sama polisi setempat malah dipimpong agar melaporkan setelah 24x2 jam.

Kekecawaan itu disampaikan, Tujianto (44) dan istrinya Misnah (42) warga Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Anak mereka bernama Rendy Hidayat (9) hilang pada 14 Agustus 2013 lalu. Bocah itu tak pernah kembali hingga sekarang.

"Alasannya kalau anak hilang, harus hitungannya 2x24 jam. Saat itu kami disuruh mencari ke tetangga dulu," kata Tujianto menirukan ucapan polisi yang menerimanya melapor, Rabu (13/8/2014Setelah dua hari kejadian, saya kembali lapor ke polisi. Polisi hanya minta foto anak saya saja. Tidak juga dikasi surat laporan," kata Tujianto."Ratusan masyarakat di sini kumpul saban malam setelah lelah mencari Rendy. Tak pernah satu anggota polisi datang membantu kami. Inilah kekecewaan saya terhadap polisi. Mengapa laporan kehilangan anak saya waktu itu tak ditanggapi," kata Tujianto.Sumber(http://news.detik.com/read/2014/08/13/071824/2660489/10/cerita-pilu-keluarga-bocah-korban-mutilasi-saat-melapor-anak-hilang-ke-polisi?nd771104bcj)

Ini tampang pelaku pembunuh sadis(sofian/kiri yg kecil dan delfi/kanan yg agak gendut)http://news.detik.com/

Padahal ada saksi waktu itu yang melihat anak korban berjalan bersama pelaku,tapi saat ditegur  Delfi dan istrinya mengelak bahwa mereka tidak tahu menahu,andai saja waktu itu polisi setempat bekerja cepat dan mengungkap kasus hilangnya anak tersebut tentunya tidak akan ada korban sebanyak ini.

Kasus mutilasi dengan 7 korbannya di Riau semakin geger setelah dagingnya diketahui dijual ke warung tuak dan rumah makan Padang di Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak.

Banyak pertanyaan yang belum terungkap terkait penjualan daging korban mutilasi ini. Belum diketahui secara pasti, kapan daging itu diperjualbelikan.

Sebab, korban mutilasi ini sudah berlangsung sejak tahun 2013 hingga Juli 2014. Namun kuat dugaan, dua korban terakhir Juli 2014 yang diperjualbelikan. Korban atas nama FM dan MG ditemukan di semak belukar di kawasan hutan akasia tinggal tulang belulang. Padahal jarak pembunuhan dan penemuan kerangka hanya berselang 5 hari. Artinya, jika dagingnya tidak dijual harusnya masih melekat di tulang belulang.(sumber detikhttp://news.detik.com/read/2014/08/14/140800/2662084/10/polisi-masih-selidiki-cerita-di-balik-jual-beli-daging-korban-mutilasi?nd771104bcjRiau yang secara ekonomi terkenal makmur ternyata menyimpan kekejaman warganya,pantas saja pelaku ketagihan membunuh dan mencari korbannya karena ternyata daging para korban dikomersilkan. dengan cara diperjual belikan.

Jadi berhati-hatilah bagi para pedagang makanan,jika ada orang yang tidak dikenal menjual daging secara sembarangan,walau mungkin harga itu murah tapi jika ternyata daging manusia?apa tidak bergidik mengingatnya..!

Tersangka mengaku daging korbannya dimasukan dalam 7 kantong plastik. Dagingnya dijual ke warung tuak di sekitar Perawang, Kabupaten Siak," kata Arief.

Lagi-lagi aparat kita dalam bertindak sangat lemah,sudah ada laporan dari orang tua korbanpun polisi tidak mendalami kasus tersebut,apa karena mereka wong cilik sehingga tidak ada perlindungan hukum?

Oalah..koplaknya aparat terkait,mereka sudah digaji oleh rakyat tapi begitu rakyat melaporkan masalah kehilangan nyawa tapi tidak digubris..!

Saya rasa seluruh staf aparat terkait wajib ditindak tegas dan dimutasi atau tindakan displin lainnya,karena mereka membiarkan terjadinya banyak korban nyawa bocah-bocah yang tidak berdosa ini,sudah begitu diperlakukan secara kejam dan biadab.

Bagi yang punya anak kecil wasapdalah terhadap tipu daya,orang-orang yang terkadang tetangga tapi ternyata adalah srigala pemangsa sesama.lindungi anak-anak dan beri pengertian kewaspadaan untuk tidak begitu saja percaya ikut orang yang bukan ahli keluarganya walau mereka ternyata tetangga dekat sekalipun.

Apalagi untuk warga  berpenduduk majemuk yang terdiri dari berbagai etnis suku bangsa,macam di Riau dan  kota lainnya di Indonesia.

Berita macam ini jika sampai bocor keluar negri,pasti amat sangat memalukan bangsa Indonesia,karena ada sebagian warga Indonesia yang otaknya sudah rusak dan dan tidak punya hatinurani sehingga bisa berlaku kejam hanya untuk hal-hal yang sepele,bisa juga karena unsur ingin mendapat uang secara  mudah,tapi mengapa mesti harus membunuh anak-anak yang tidak berdosa ini?

Entahlah tak habis pikir ada manusia yang bisa berlaku kejam untuk hal-hal yang tidak masuk akal macam ini!

Semoga Allah melindungi keluarag kita semua dari keangkara-an manusia terkutuk dan tak punya hati nuarani macam ini.
.
.