Siapa saja yang berada di belakangnya? Mereka hanya mengatakan bahwa yang membuat Kawal Pemilu ialah dua orang alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI). Mereka tidak menjelaskan lebih dari itu. Proses perhitungan dilakukan sendiri saja untuk mencegah data yang salah dari pihak ketiga.
“Karena kita belum ada mekanisme prevention, verification, maupun review,” ujar sang admin. Ia melanjutkan, “Dan kalau sampai perlu ada mekanisme review (dalam bentuk apapun, misalnya randomized dan multiple input [untuk formulir yang sama]), itu berarti pemprosesannya minimal dua kali lipat, yakni seolah satu juta TPS. Jadi kami merasa tidak bijak jika harus buang energi di sana, mending kita pilah-pilih relawannya.”