Ketika Sang Pujangga Si Tukang Fitnah Menulis Tentang "Ahli Fitnah Wal Jamaah"
.
Menghalalkan segala cara, itulah ungkapan yang tepat untuk melihat kiprah politik kaum wahabi di Indonesia. Kompasianer Imam Prasetyo mengaku dirinya adalah penganut wahabi yang menolak demokrasi. Menurut Imam Prasetyo, demokrasi adalah produk kafir dan otomatis produk turunnya juga kafir.
Anehnya, kompasianer Imam Prasetyo justru ikut menikmati hasil-hasil demokrasi bahkan secara terang-terangan mendukung orang yang dikaguminya untuk memenangkan pesta demokrasi. Asal bukan Jokowi katanya.
Untuk mewujudkan tujuannya “Asal Bukan Jokowi” maka segala cara pun digunakan. Bahkan ada semboyan tersirat dari Imam Prasetyo “Fitnah adalah bagian dari Iman” dan membentuk kelompok baru “Ahli Fitnah Wal jamaah” untuk menyerang Jokowi.
Kebencian kaum wahabi terhadap Jokowi semakin memuncak dengan lolosnya Prof. Jalaludin rahmat ke Senayan dari PDIP. Apalagi jika Jokowi menang pilpres, maka secara otomatis Ahok akan menjadi gubernur DKI. Dan menurut pengikut wahabi masuknya kang Jalal ke Senayan dan Ahok jadi DKI-1 adalah bencana.
Karenanya, sebagai warga Negara Indonesia yang sudah mengikrarkan bahwa NKRI dan Pancasila adalah sudah final, maka tentu kita harus mewaspadai Gerakan Wahabi yang akan memecah belah umat dan menghancurkan NKRI. Apalagi melihat peluang Jokowi untuk memenangkan pilpres sangat besar, maka kelompok wahabi “Ahli Fitnah Wal jamaah” pun semakin panic dan menghalalkan segala cara untuk menyerang Jokowi. Sudah saatnya kita bersatu melawan fitnah-fitnah keji yang disebarkan oleh pengikut wahabi.
Saatnya bersatu melawan Wahabi “Ahli Fitnah Wal jamaah” agar NKRI tetap tegak.