.
Tina Talisa, Farah
Quinn, Jupe dan Depe
Termenung sendiri aku di tepi jalan tak bertepi.
Penuh angan dan mimpi sambil menunggu bemo datang menghampiri. Akhirnya
terdengar suaranya yang memecah pagi. Naiklah aku ke bemo yang jalannya mirip anak
sapi kepunyaan mami. Aku pun duduk di sisi kiri.
Hoooyyy, sopir…. Bisa ngga sih jalannya rada
cepet dikit dan ngga pake berisik. Dah telaaat neeeccchhh…….
Di depan pasar Ciomas ada 4 wanita seksi
berkerudung menyetop bemo yang aku tumpangi. Mereka memang pada berkeruduh sih,
tapi pakaiannya itu loh, kaos ketat super tipis dan ada yang nyeplak gitu dan
menerawang dalam jarak pandang terbatas ini.
Naiklah mereka dan aku harus mepet ke pojokan.
Umpel-umpelan dengan 4 wanita seksi dalam ruang bemo yang sangat sempit. Kaki
kami harus saling berselang-seling agar tak menabrak lutut masing-masing.
Alamak…… bagai disampar petir di siang bolong.
Kuperhatikan wajah mereka. Tina Talisa, Farah Quinn, Jude dan Depe. Mimpi apa
aku semalam ya?
“Turun di mana, kang?”
“Di cabang tiga Minimart”
Aku jawab sambil menatap tajam mata si penanya
yang paling montok, ngga berani memandang lebih rendah dari dagu mereka.
Ciiiit….. rem mendadak bikin semutan daerah
tertentu gue makin menjadi. Lewatin komplek Acacia memang banyak polisi tidur.
“Kok muka mas jelek banget ya? Betah banget gitu
loh dibawa-bawa terus”
Dasar Jupe edan. Bilang jeleknya sambil meremas
dengkul aku nih. Jadi tambah semutan dan nahan pipis jadinya.
“Muka yang kayak gini udah langka, non. Cowok
sekarang mukanya emang ganteng-ganteng banget, halus-halus dan mirip personel boyband
Korea”
Sambil nahan pipis aku jawab asal pertanyaannya.
“STOOOP baaang…..”
Di depan kelurahan Ciomas mereka turun. Mau
senam aerobik rupanya.
Bemo pun kembali melaju membelah jalan-jalan
penuh lubang. Pak sopir dari kaca spion iseng nyeletuk saat melihat aku
terkantuk-kantuk.
“Si akang ini kok betah banget ya duduk satu
bemo sama 4 bencong dari pasar Ciomas”
Bencong? Kok mirip artis banget yah? Atau mata
gue udah kena ajian sirep mereka.