Bule panggilannya. badannya macho, kulitnya putih, rambutnya kuning emas kaya serat jagung, slonongboy gayanya. tapi ringan tangan banget orangnya. bi Ijah sering ditolong olehnya. wak Dullah ngga perlu pusing benerin mesin pompa air di tambaknya, Bule siap menolong tanpa diminta.
rada gede si Bule sering ke kota, bergaul sama orang di sana dan rambutnya pun tumbuh lebat tak terurus dan hitam gimbal bentuknya. dan nama si Bule menghilang, akhirnya digantikan oleh si Gimbal adanya.
suatu pagi buta si Gimbal sedang ada di telaga mencari burung semprit permintaan keponakannya. karena dingin maka kebeletlah burung di Gimbal. langsung saja dibuka kancing celana dan ditarik ke bawah retsletingnya. dapat posisi aman, mengalir deraslah air bening dari pipa besar di sela celananya.
cuur..... cuur..... cuur.....
"hihihihi..... hihihihi......"
loh..... ada suara wanita tertawa. tak tahunya ada gadis berkulit coklat sedang mandi di tengah telaga. saat Gimbal hendak pipis, gadis itu sedang menyelam rupanya. dan bersamaan air memancar ke telaga, gadis itu muncul ke permukaan.
"hey..... gadis..... kamu siapa?"
"Medusa, anak pak Kadus Tlogo Wetan. hihihihi....."
heh, masih saja tertawa si montok ini. Gimbal terus saja melototi gadis itu yang asyik memainkan air di rambutnya sambil terus tertawa.
"kenapa kamu tertawa terus tanpa henti, hah?"
Si Gimbal tak sekalipun berkedip melihat buah dadanya yang sebesar semangga.
"hihihihi...... ada ular tuuh...."
sambil menunjuk ke celana si Gimbal.
Ups..... rupanya sejak tadi setelah selesai pipis celananya lupa dikancingkan lagi dan perubahan ukurannya itulah yang ditertawakan si gadis.
begitulah, sehabis dari telaga si Gimbal riang sekali wajahnya. dan keesokan paginya, besoknya lagi. lagi. lagi dan lagi, si Gimbal rajin ke telaga, mengintip Medusa.