"tiap lewatin rumah di RW 02 RT 007, gue rada merinding. suasananya sepi. kayak gak ada orangnya"
"oh rumah itu. emang orang pada rame ngomongin. rumah itu benar-benar kosong. gue beberapa kali masuk nemuin penghuninya. semua ruang tak ada apa-apanya. kursi, meja, hiasan, tv, radio, amben, ngga ada. dapur pun kosong"
"loe pernah masuk ke sono?"
"iya. orangnya emang ngga suka macem-macem. plong aja tiap ruang di rumahnya"
"aneh banget"
"tak kenal maka tak sayang"
"makin aneh saja. soalnya orang-orang tak berani mendekat ke sana. pun penjahat paling kejam dan bengis"
"tapi saya tahu siapa pemilik rumah itu"
"siapa?"
"Ipin. dia mati gantung diri di kamar tidurnya"
"glek....... terus yang suka loe temuin siapa?"
"Upin..... adiknya. dia ke situ hanya bersih-bersih saja. kalau kita masuk ke rumah itu enak kok. bersih. nyaman. harum. dan aman. Kalau pas ada Upin, gue bisa betah di rumah itu. si Upin bawa Macbook dan modem unlimited. seminggu nginep di situ juga gue jabanin"
"Macbook? makanan apaan tuh? atau buku novel yang tebal ya?"
"ho-oh....... dodol"
.
.
.
.
Bukan Menteng, 10 November 1981.