KAMIS, 10 JULI 2014 | 09:10 WIB
Serangan ISIS Mendekati Mekah
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok gerilyawan yang menamakan diri sebagai Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, terus melancarkan serangannya. Seperti dikutip Fox News, Kamis, 10 Juli 2014, mereka terus menghancurkan tempat-tempat ibadah seperti masjid atau gereja di seluruh wilayah Irak dan Suriah. Bahkan, mereka diyakini sudah mendekati Kota Mekah di Arab Saudi.
ISIS juga disebut sudah mulai mengarahkan target serangannya ke tempat suci bagi seluruh umat Islam di dunia. Mereka pun menyatakan tidak ragu untuk menghancurkan Kabah karena dianggap melenceng dari ajaran agama Islam. Soalnya, ISIS menilai jika umat Islam mendatangi Kabah bukan untuk beribadah, melainkan menyentuh kiblat salat orang muslim di dunia.
Serangan ISIS pun sudah berhasil merebut kota-kota di Irak, termasuk Mosul, salah satu kota besar. Mereka pun terus memperluas wilayah cengkeramannya ke perbatasan Irak dengan Suriah. Beberapa ahli mengatakan pemerintah Yordania, Turki, dan Arab Saudi sudah memberikan perhatian khusus terhadap ISIS. (Baca:ISIS Kuasai Pabrik Senjata Kimia)
"Kecenderungan yang ikonis dari kelompok ISIS cukup ekstrem," kata Profesor Carl W. Ernst, pakar keagamaan dari University of North Carolina. Dia menyatakan isu penghancuran Kabah itu sesuatu yang mengejutkan, tetapi bukan hal baru. Dia mengatakan pada abad ke-10, Qarmatis, kelompok ekstrimis Syiah, pernah menguasai Mekah dan membakar Kabah. "Tapi jika ISIS betul-betul mencoba menghancurkan Kabah, maka mereka akan memiliki posisi yang luar biasa," ujar Ersnt.
Profesor Muhammad Ali dari University of California Riverside menyatakan ISIS tidak mendapatkan dukungan sedikit pun di wilayah Timur Tengah meski beranggotakan ribuan orang. Menurut dia, kelompok Sunni dan Syiah di Timur Tengah tidak satu pun yang sependapat dengan aksi yang dilakukan ISIS. (Baca:Jihadis Inggris Ingin Simbol ISISHiasi Buckingham)
"Para pemimpin Sunni dan Syiah tidak sedikit pun mendukung ideologi dan aksi penghancuran mereka," kata Ali. Menurut dia, tujuan ISIS untuk membangun kekhalifahan baru dianggap mustahil untuk diwujudkan. "Tidak mungkin karena dunia muslim sudah terbagi oleh negara dan orientasi politik," katanya.
.
.