Mengapa Jokowi Lovers Hobi Mengusir Orang Lain ke Luar Negeri?
03 Aug 2014 | 08:22
"KALAU tidak suka sama Jokowi, pindah saja sana ke luar negeri!" Itulah selentingan yang acap kali kita dengar dari sebagian pendukung Jokowi. Itu terjadi biasanya pada saat kita meluapkan kekecewaan di status FB atau tweet di twitter kita sendiri atau di artikel sendiri.
Suatu perbedaan pendapat yang sebenarnya lumrah, apalagi dilakukan di kandang sendiri, ternyata bikin sebagian orang gerah. Padahal kalau mau main ideal, seseorang yang gerah itu tidak perlu pakai balas komentar di status orang. Bisa saja nyindir balik di kandang sendiri. Tapi pastinya kelompok militan punya sikap kesombongan dan rasa jumawa yang berlebih. Sehingga ketika mereka menemukan perbedaan pandangan, maka hal itu disamaratakan dengan suara kebencian, suara pembangkang. Seolah-olah yang boleh memakai social media adalah kelompoknya sendiri. Kelompok yang mendukung si anu saja.
Pada pra dan pasca Pilpres, selentingan nyinyir atau perwujudan rasa gemas dan geram itu selalu hadir laksana jamur di musim penghujan. Ada kebanggaan, kelegaan, dan kepuasan tersendiri saat seseorang menyindir orang lain yang tak sepemahaman dengan dirinya. Rasa-rasanya badan jadi plong, mirip seperti saat dia selesai mengeluarkan tinja yang warnanya kuning itu.
Tidak hanya di dunia maya, di dunia nyata selentingan nyinyir itu terbilang banyak. Tapi karena dilakukan langsung alias empat mata atau bisa dilihat utuh, maka konteks bercandanya lebih terlihat. Di dunia internet, kemarahan dan respons positif tidak bisa dengan begitu mudah kita terka. Di dunia maya kemarahan lebih sering dilihat dari sebanyak apa netizen menggunakan tanda seru atau diksi kasar. Di keseharian, orang bisa saja mengatakan "gak suka sama pilpres anu, lo ke luar negeri aje ..." lengkap dengan tawa bercanda atau tepukan di punggung sebagaimana orang meledek.
Tapi di dunia maya, orang-orang bisa dengan mudah berkata apa saja tanpa perlu ada kontak fisik Berikut contohnya:
Ronal Riza: Ente pindah warga negara aja kalo gak mengakui Jokowi sebagai presiden RI ke 7
KimDedeJongWoon: Masih gak terima Jokowi jadi presiden? Pindah negara aja Mas Mbak Gitu aja kok repot, daripada koar-koar
Dan contoh yang lain seperti ini:
Ledek meledek di dunia internet itu hal yang lumrah, bahkan menjadi cerita lucu tersendiri. Selentingan menyuruh orang untuk pindah ke luar negeri itu selera humor yang bagus. Tidak perlu diseriuskan, masak iya nyuruh orang yang kontra Jokowi ke luar negeri? Emang Indonesia milik Pro Jokowi saja? Ndak toh?
#Toooh
Marilah kita ----#Teks_hilang_karena_nasihat_yang_akan_dijabarkan_sangat_klise
Diganti dengan kalimat mutiara ini saja "Perilaku para pendukung mencerminkan karakter orang yang didukung." (Anies Baswedan)
*
Tulisan ini terinspirasi dari status Om Jonru-Foto: di sini
.
.