Dalam satu kelompok ada saja sisi pandang dari setiap pesertanya menilai sebuah warna untuk disodorkan sebelum resmi ditetapkan. Tugas seorang pemimpin harus memutuskan aneka warna pandangan tersebut, warna mana yang paling disukai. Dalam hal putusan ini seorang pemimpin tak pandang bulu, termasuk saudara dekat sekalipun. Itulah yang terjadi ditubuh PDIP, Megawati memutuskan dengan bijak mana yang terutama buat bangsanya, menandakan demokrasi berjalan dengan baik sehingga menghasilkan capresnya, Jokowi. Boleh saja anggota menilai sisi gelap seakan hantu bagi setiap pilihan, lalu bebas untuk bersuara keluar bahwa ada hantu dalam musyawarah tersebut. Namun bila telah diputuskan maka segenap komponen partai berlega hati, tak melihat lagi sisi gelapnya bahwa diantaranya ada yang menyerupai hantu. Itulah PDIP berdemokrasi tanpa pandang bulu, saudara dekatpun tak digubris bila tak sesuai dengan keinginan banyak orang, tujuannya bukan kelompok tapi keinginan rakyat secara keseluruhan.