Barrack Husein Obama masih betah menunggu di ruang tamu Istana Taman Suropati. Sejumlah Secret Service yang semuanya mengenakan kacamata hitam tembus pandang malahan duduk-duduk diseputar Taman Suropati. Ada yang makan siomay, bakso, cilok dan bahkan yang sibuk suit-suit cewek-cewek manis yang berjogging ria.
"Well, Mr. Dahlan...masih lama ya your president untuk menyelesaikan gangguan obsessive disorder-nya? Saya sudah menunggu cukup lama ya? Sudah dua piring bakso dan sepiring nasi goreng."
Dahlan Iskan yang dilantik sebagai wapres oleh MPR terlihat nervous
"Mr. President Obama, mungkin kita harus menunggu sekian menit lagi."
Tak lama berselang terdengar suara gemeretak dari belakang Obama. Lemari kabinet yang memuat sejumlah ensiklopedia Indonesia bergeser dengan lembut dan terlihatlah sebuah pintu yang ternyata merupakan pintu rahasia dan juga sebagai pintu masuk atau keluar dari sebuah terowongan.
"Yeahhhhh......selesaiiiiiii!"
Jokowi meloncat keluar dan mendarat disebelah Barack Obama. Bau badannya masih tercium anyir got. Meskipun kering dan tidak terlihat percikan yang membasahi baju kepresidenannya.
"Where you have been, Mr. Jokowi?"
Orang nomor satu dari negeri Paman Sam itu terlihat penasaran dan berusaha memanipulasi ekspresi keheranannya kepada tingkah orang nomor satu Zambrut Khatulistiwa ini.
"Ye-ye-ye...nggak tahu...nggak tahu...WTN aja..""WTN? What the hell is that?""Kamu Want To kNow aja...deh...item manis..."
Jokowi mesam-mesem centil.
"Pak Yayat, kesini sebentar."
Mimik Jokowi berubah drastis dan terlihat resmi bersikap sebagai presiden RI yang dipilih secara aklamatif dan mendapatkan suara nyaris 90% dari jumlah pemilih di DPT dan disahkan oleh KPU.
Yayat Supriatna seorang tokoh dan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti yang telah dilantik dan menjadi bagian dari Kabinet "Efek Sosmed" sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Meskipun di tentang oleh PDI-Perjuangan sendiri selaku partai pengusung, Jokowi tetap meyakini kehandalan Yayat. Karena bagi Jokowi Indonesia terwakili oleh hiruk pikuknya Jakarta.
Menteri PU tersebut mendekat dan menyorongkan kepalanya.
"Ssstt...sudah saya katakan bahwa sebaiknya dibawah sana itu perlu dilengkapi dengan sejumlah shower dan toilet untuk keperluan-keperluan seperti ini. Kan saya malu menemui Obama dengan aroma gorong-gorong kota. Catet! Jangan sampai lupa dimasukkan ke dalam rencana anggaran tahun ini!""Inggih Bapak Presiden"
Yayat mantuk-mantuk. Blue print yang sedang dia godok dan kemudian sedianya akan diajukan ke Jokowi sudah meliputi wisata personal Presiden di gorong-gorong kota. Dalam cetak biru tersebut sudah termasuk beberapa taman bawah tanah yang dilengkapi dengan wifi, sungai bawah tanah ala Gondola Venesia.
Kesukaan Jokowi blusukan dibawah tanah atau gorong-gorong kota tidak bisa dihentikan. Sepertinya pria ini memiliki obsesi seperti Bruce Wayne yang berkeinginan menumpas kejahatan di Gotham City. Entah siang atau malam wajib hukumnya untuk menelusuri gorong-gorong yang bak sarang ular yang melingkar-lingkar dibawah kota Jakarta."Oke, Mr. Obama...gimana soal Renegoisasi Freeport? Sudahlah...teken saja hanya merubah daftar istilah saja koq di kontrak karya yang kami revisi itu. Ya ndak mungkinlah kita mengatur negara super power seperti negara njenengan itu.""Well, Mr. Jokowi..kita tetap perlu melakukan sebuah soap opera politik, is'n it? Kalo White House langsung mengiyakan malahan mendatangkan ribut-ribut politik dengan Taman Suropati...okey I will give my signature ASAP!"
Kedua presiden itu berangkulan. Obama mengeryitkan matanya dan seperti menahan nafas saat tubuh mereka berdua menempel ketat. Aroma air selokan yang kuat ternyata masih terendus disela-sela aroma parfum kepresiden yang dipakai tadi pagi di hotel.