5 Bukti Jodoh Tidak Ditentukan Tuhan
.
Oleh: Meyiya Seki
.
| 18 July 2013 | 03:44 WIB
.
Tulisan ini merupakan ulasan lebih lanjut atas pertanyaan seorang Kompasianer pada atheis tentang konsep jodoh. Adapun pertanyaannya adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah perjodohan terjadi? apakah karena kita ganteng? atau karena kita kaya maka kita dapat jodoh? bagaimana mendapatkan pasangan yang ideal? siapa yng menganugerahkannya? terus terang mungkin saya yg awam dan masyarakat biasa ini mungkin memimpikan bercinta dengan artis, tapi bagaimana cara mendapatkannya?
Karena yang bertanya adalah seorang theis, yang memiliki keyakinan bahwa jodoh itu diatur oleh tuhan, dan dalam hal atheis tidak percaya tuhan itu ada, tidak percaya jodoh diatur oleh tuhan, lalu bagaimana perjodohan itu terjadi? Apakah karena faktor penampilan fisik, atau karena faktor finansial? Bahkan ditanyakan juga siapa yang menganugerahkan jodoh? Lalu bagaimana cara mendapatkan pasangan yang diinginkan jika posisinya seperti pungguk merindukan bulan?
Ada banyak fakta yang bisa diajukan untuk mematahkan pandangan bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan.
.
PERTAMA: PERCERAIAN
Jika jodoh itu ada ditangan tuhan, dan tuhan telah menentukan siapa yang menjadi jodoh seseorang, tentu bisa langsung ditanyakan, lalu kenapa agama membolehkan perceraian? Jika tuhan sudah menjodohkan lalu kenapa manusia bercerai? Mungkin akan dijawab bahwa tuhan telah berkehendak agar mereka bercerai, alias tuhan telah berubah pikiran (tuhan juga bisa berpikir? ada organ otaknya?) sehingga membatalkan jodoh mereka. Jika tuhan itu ada, tentu tuhan yang plin-plan tidaklah lagi dapat disebut sebagai tuhan. Argumen yang agak maksa akan tetap mengatakan bahwa tuhan maha kuasa dan sah-sah saja jika tuhan punya rencana lain. Tetapi perlu diperhatikan juga, bahwa jika pasangan suami istri telah memiliki anak, lalu bercerai, bagaimana dengan perkembangan anak mereka? Apakah tidak berarti tuhan merencanakan hal yang buruk bagi anak yang orang tuanya bercerai?
.
KEDUA: PERSELINGKUHAN
Jika jodoh itu telah ditentukan oleh tuhan, lalu kenapa orang yang sudah berjodoh masih terlibat perselingkuhan? Apakah kekuatan tuhan kalah oleh dorongan keinginan manusia? Atau mungkin ada yang berargumen bahwa tuhan mengatur jodoh seseorang tetapi selanjutnya terserah orang tersebut untuk menentukan seperti apa. Jika demikian, maka apa yang ditentukan oleh tuhan telah kalah dari apa yang diinginkan oleh manusia.
.
KETIGA: POLIGAMI
Poligami adalah argumen yang sangat kuat untuk membantah pandangan bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan, karena yang namanya jodoh adalah 1 orang dengan 1 orang, tidak mungkin 1 orang dengan 2 orang, 3 orang atau 4 orang. Eyang subur dijodohkan tuhan dengan sembilan perempuan? Kalau orang beragama percaya bahwa tuhan menciptkan 1 adam dan 1 hawa, maka tentu jodoh 1 orang laki-laki adalah dengan 1 orang perempuan. Kemudian, katakanlah bahwa tuhan berhak memberikan jodoh lebih dari 1 orang, lalu kenapa hak berjodoh dengan lebih dari 1 orang hanya berlaku bagi laki-laki saja? Kenapa tidak berlaku bagi perempuan untuk poliandri?
.
KEEMPAT: LARANGAN NIKAH BEDA AGAMA
Larangan menikah beda agama adalah bukti bahwa jodoh bukan ditentukan oleh tuhan, tetapi oleh manusia. Orang beragama, pada satu sisi begitu getol mengatakan bahwa jodoh ditangan tuhan, tetapi pada satu sisi lain menentang perjodohan beda keyakinan. Loh koq malah menentang jodoh yang ditentukan oleh tuhan? Jika yakin bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan, bukankah sangat mungkin tuhan yang diyakini orang beragama sebagai maha kuasa berhak menentukan seseorang berjodoh dengan seseorang yang berkeyakinan beda?
.
KELIMA: BATAS WILAYAH
Orang Jawa cenderung menikah dengan orang Jawa, orang Batak dengan orang Batak, orang Cina dengan orang Cina, orang Jepang dengan orang Jepang. Perempuan India cenderung menikah dengan laki-laki India. Perempuan Arab cenderung menikah dengan laki-laki Arab. Perempuan Aborigin di pedalaman Australia apalagi, sudah pasti menikahnya dengan laki-laki Aborigin. Kalaupun ada satu dua orang yang menikah dengan lain suku/etnis/ras, itu pun dikarenakan faktor orang tersebut bepergian ke suatu tempat lain. Apakah karena tuhan mengatur manusia berjodoh dengan suku/ras/etnis-nya sendiri? Tentunya, hal ini dikarenakan keterbatasan akses untuk berinteraksi dengan orang-rang di luar wilayah suku/ras/etnis. Apakah mungkin tuhan menjodohkan seorang perempuan Arab yang sepanjang hidupnya hanya tinggal di desanya di Arab Saudi dengan seorang laki-laki Aborigin yang tinggal di pedalaman Australia, lalu ujug-ujug mereka menikah?
5 hal di atas, sudah sangat cukup untuk mematahkan pandangan keyakinan bahwa tuhan yang mengatur jodoh seseorang, mematahkan pandangan keyakinan bahwa jodoh ada ditangan tuhan, karena sejatinya apa yang dianggap ditentukan oleh tuhan dapat dipatahkan oleh manusia.
Apakah anda masih percaya, yakin bahwa jodoh ditentukan oleh tuhan? Jika masih percaya, maka ada tiga kemungkinan;
1) anda telah mengalami cuci otak parah oleh agama,
2) anda mengalami kerusakan otak akut, dan
3) anda memang bebal luar biasa.
.
— Meyiya Seki