Tuesday, May 1, 2012

Sepuluh Anjing Baghdad dan Kepala-Kepala Ikan



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mantan Presiden Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan seorang tokoh yang terkenal dengan berbagai anekdotnya. Bahkan, bukan sekedar untuk lucu-lucuan dan bahan candaan saja, anekdot Gus Dur juga dipercayai merupakan salah satu keistimewaan Gus Dur. 
Banyak orang percaya bahwa anekdot merupakan salah satu cara Gus Dur untuk mencairkan berbagai masalah, baik masalah- masalah yang bersifat pribadi maupun terkait permasalahan masyarakat banyak. Melalui anekdot-anekdot khasnya pula, Gus Dur (yang kemudian mendirikan Pesantren Ciganjur ini) menjadi tokoh yang populer di banyak kalangan. Bahkan ternyata hingga di masyarakat Baghdad Irak.
Demikian dinyatakan oleh Duta Besar Irak Ismieal Muhsin dalam kunjungannya ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di kantor PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, Selasa (29/9). 
Menurut Muhsin, salah satu anekdot Gus Dur yang paling populer bagi masyarakat Baghdad adalah cerita tentang "Kepala Ikan dan Sepuluh Anjing." 
Cerita ini kini menjadi kisah yang banyak diceritakan dan menjadi anekdot di mana-mana di kota Bangdad. Pada waktu itu, ketika Gus Dur masih menjadi mahasiswa di Baghdad, Gus Dur sering datang ke sebuah warung makan dan membeli kepala ikan yang mestinya di buang. 
Menurut cerita, ketika Gus Dur ditanya tentang maksud pembelian kepala ikan tersebut, Gus Dur menjawab, "Saya memiliki sepuluh anjing yang harus diberi makan." 
"Di Baghdad, memelihara seekor anjing saja adalah sebuah kerepotan tersendiri. Lalu bagaimana ada seorang mahasiswa asing bisa memelihara sepuluh ekor anjing? Karena itulah seorang pemilik warung bersimpati kepada Gus Dur yang ingin membeli kepala ikan. Sehingga dengan senang hati dia memberikan kepala ikan secara gratis kepada Gus Dur secara berkala," terang Ismieal sambil berusaha menampakkan roman muka melucu. 
Maka Gus Dur pun kemudian selalu membawa kepala ikan kepada teman-temannya untuk dimasak ketika sedang tiba gilirannya memasak. Tradisi di mahasiswa Indonesia di Bahgdad waktu, sekelompok mahasiswa membentuk komunitas kecil untuk hidup bersama dan bergiliran menyediakan makanan dan memasak untuk komunitasnya. 
Gus Dur selalu merahasiakan kepada teman-teman dan komunitasnya ketika ditanya, dari mana dia mendapatkan kepala- kepala ikan tersebut. Alhasil, kepala-kepala ikan ini menjadi salah satu rahasia Gus Dur di mata teman-temannya. 
Salah seorang teman dekat Gus Dur, KH Musthofa Bisri Rembang, rahasia Gus Dur dan kepala ikannya ini baru terbongkar setelah Gus Dur meninggalkan Baghdad. Pada waktu itu, ada seorang pemilik warung bertanya kepada teman-teman komunitas Gus Dur yang kebetulan sedang makan di warung tersebut. 
"Ke mana teman kalian yang memiliki sepuluh ekor anjing? Biasanya dia selalu meminta kepala ikan buat anjing-anjingnya. Kok sudah lama tidak kelihatan?" tanya pemilik si warung. 
"O..., jadi begitu rupanya. Anjingnya sudah balik ke Tanah Air," jawab teman-teman Gus Dur sambil dongkol sembari tersenyum kecut.